Mohon tunggu...
Muhammad RizalHermawan
Muhammad RizalHermawan Mohon Tunggu... Freelancer - Suka Mempelajari Hal Baru - Guru

Memiliki hobi menulis sejak berada di bangku Sekolah Menengah Pertama, meski hanya menulis puisi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Ujung Bukit Surga

10 Januari 2024   21:39 Diperbarui: 10 Januari 2024   22:22 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pexels.com/@fotios-photo

Pukul 13.00 WIB, di mana sudah menunjukkan waktunya jam perkuliahan selesai. Seperti biasa, aku langsung bergegas ke tempat parkir untuk mengambil motor dan pulang ke rumah. Karena jarak kampusku dengan rumah lumayan jauh.

Dan entah kenapa, pada hari ini aku tidak langsung pulang ke rumah. Namun, aku ingin menikmati matahari terbenam di Wisata Bukit Surga yang berada di desaku. Setelah tiba disana, aku berjalan menuju warung kopi untuk memesan segelas teh hangat sebagai teman menikmati indahnya matahari terbenam.

"Mbak Nur, aku pesan teh hangatnya satu"

"Kamu belum pulang, Jihan?" tanya Mbak Nur tanpa menjawab minuman yang aku pesan.

"Belum, Mbak. Masih ingin menikmati indahnya matahari terbenam sebentar habis itu pulang, Mbak." Jelasku dengan lugas.

"Tunggu di sini ya, Han. Aku buatkan teh hangatmu sebentar. Aku malas bila harus mengantar di ujung Bukit Surga"

"Hmm, iya deh Mbak. Aku tunggu"

Beberapa menit terlewat, teh hangat yang aku pesan sudah jadi. Aku berjalan perlahan menuju di ujung Bukit Surga. Tampak dari kejauhan aku melihat seorang lelaki yang parasnya sepertinya sudah tidak asing lagi bagiku.

Meskipun begitu, aku tetap saja dengan niat awalku menuju ke ujung Bukit Surga tanpa memperdulikan lelaki yang sudah berada di ujung Bukit Surga. Aku duduk agak jauh dari lelaki tersebut tanpa melirik wajahnya sedikitpun.

Selang beberapa saat setelah aku meneguk teh hangatku, tiba-tiba terdengar sapaan dari arah lelaki yang duduk agak jauh dariku.

"Lho, Jihan? Ngapain kamu disini? Kok tidak langsung pulang?" sapa lelaki tersebut sembari perlahan menghampiri tempat dudukku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun