Mohon tunggu...
Rizal
Rizal Mohon Tunggu... Pustakawan - pekerja lepas

hoby nulis beberapa tahun terakhir

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gunung yang Merindu

17 Desember 2023   22:44 Diperbarui: 18 Desember 2023   01:25 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gunung menjadi saksi bisu dari rindu yang terpatri.

Puncak gunung adalah panggung keheningan,

Di mana rindu berbicara dalam bahasa sunyi.

Bagaikan eloknya senja yang memudar,

Rindu melukis lukisan di atas kanvas langit.

Bahkan ketika kaki tak lagi menginjak tanah,

Rindu tetap terikat erat di sela-sela kenangan.

Gunung adalah teman setia dalam kesendirian,

Menjadi pelipur lara saat rindu datang bersambut.

Rindu menyanyi, bersahutan dengan angin,

Menciptakan melodi indah di lereng-lereng gunung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun