Khalifah mencoba lagi membujuk Abu Hanifah dengan uang dalam jumlah besar, agar mau menjadi hakim. Tapi ditolak mentah-mentah, yang kembali menyebabkan Khalifah murka dan kembali menjebloskan Abu Hanifah ke penjara.
Pemarah sekali ya Khalifah ini? Tidak heran Abu Hanifah menolak bekerja padanya. Bagaimana bisa memutuskan dengan adil dibawah Khalifah seperti itu? Sementara sebagai seorang Imam, tentu beliau mengerti hukuman Allah berat sekali kepada Hakim yang tidak adil. Inilah mengapa Abu Hanifah bersikeras menolak jabatan tinggi dengan segala harta yang menyertainya.
Selama dipenjara Abu Hanifah tetap menerima murid, memberikan fatwa, dan tetap memiliki pengaruh kuat diantara umat. Penderitaan Abu Hanifah selama dipenjara menimbulkan kegelisahan rakyat, sehingga para mentri mengusulkan agar Khalifah melepaskan saja Abu Hanifah sebagai tahanan rumah.Â
Berdasarkan beberapa kisah, Khalifah memang melepaskan Abu hanifah, tapi sementara itu makanannya diracuni, sehingga akhirnya beliau meninggal diusia 68 tahun di tahanan rumah.
Kabarnya 50.000 orang mengiringi pemakaman Abu Hanifah, dengan 6 putaran sholat. Barulah setelah sholat Ashar beliau bisa dimakamkan, begitu penuhnya pemakaman beliau.
Demikianlah kisah hidup Abu Hanifah yang sangat mengesankan. Semoga teladannya bisa diikuti oleh hakim-hakim kita, tapi tentunya minus akhir yang tragis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H