Mohon tunggu...
Riza Hariati
Riza Hariati Mohon Tunggu... Konsultan - Information addict

SAYA GOLPUT!!!! Tulisan yang saya upload akan selalu saya edit ulang atau hapus tergantung mood. Jadi like dan comment at your own risk. You've been warned!

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Hakim Tidak Hanya Harus Adil, tapi Juga Bijaksana

20 Juni 2019   14:05 Diperbarui: 20 Juni 2019   14:40 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibunya menjelaskan bahwa dia didenda karena memarkir mobilnya di trotoar. Saat itu dia sedang menghadiri pesta seorang sepupunya di wilayah yang tidak terlalu aman, sehingga terpaksa dia menggeser mobilnya ke trotoar.

Sementara menjelaskan, wanita itu terlihat agak cemas, denda tilang itu termasuk besar dan dia terlihat berasal dari keluarga menengah ke bawah. Tentu dia agak bingung bagaimana nanti harus membayarnya.

Kemudian hakim beralih kepada Janice, "Jadi bantu saya memutuskan empat pilihan untuk Ibumu: A. Denda $100 ditambah penalti $200. B. Cukup denda $100. C denda kita kurangi jadi $50 dan D, kita bebaskan saja Ibumu dari denda. Pilihan mana yang kamu anggap adil untuk Ibumu?"

Janice ragu sebentar, lalu menjawab, "Saya akan mendendanya dengan pilihan C. $50."

Grrr... seluruh hadirin di ruang sidang tertawa terbahak-bahak. Sebagian besar menyangka Janice akan memilih bebas dari denda. Ibunya ternganga sebal, tapi tertawa juga, soalnya tahu salah. 

Janice juga tertawa. Terlihat agak takut dimarahi, tetapi mengerti bahwa biar bagaimana Ibunya sudah melanggar hukum, dan tidak mungkinlah dibebaskan sama sekali.

Lalu Hakim bertanya lagi, "Kamu sekeluarga sudah ada di ruang sidang sejak pagi, sekarang sudah hampir jam 10, apakah kalian sudah makan?"

Janice menggeleng, "Belum. Kami belum makan dari pagi, jadi saya lumayan lapar," Kata anak berusia 6 tahun itu polos.

"OOHH," Hakim mengeluarkan suara cemas, sambil setengah bercanda, "Bagaimana kalau saya buat perjanjian dengan Ibumu, kalau dia berjanji untuk membelikan kalian sekeluarga sarapan, maka dia boleh bebas, tidak perlu membayar denda. Kamu setuju?"

Janice tersenyum gembira, "Setuju!!"

Tok! Ketok palu. Semua tertawa gembira. Janice sekeluarga keluar dengan lega.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun