Untuk mendukung pengembangannnya sebagai kawasan usaha pertanian, paket teknologi usahatani untuk lahan rawa lebak yang dapat dikembangkan diantaranya: (1) teknik penataan lahan dan pengelolaan air: (2) teknik budidaya (pola dan pegiliran tanaman dan pola usahatani) tanaman teknik budidaya ikan.
3.1. Â Penataan Lahan
Penataan lahan dan pola tanam yang dianjurkan sebagai usaha untuk memanfaatkan lahan rawa lebak secara maksimal. Lahan lebak dangkal dan tengahan pola penataan lahannya lebih beragam sesuai dengan bentuk topografi. Lahan lebak dangkal yang kedalaman genangan airnya kurang dari 50 cm, dan lebak tengahan antara 50 -- 100 cm sangat memungkinkan untuk ditata sebagai surjan. Pada bagian tabukan (bawah) dapat ditanam padi dan bergam jenis tanaman lainnya tergantung kondisi air yang, sedangkan pada bagian guludan dapat ditanam berbagai jenis tanaman palawija dan sayuran. Penataan lahan sebagai surjan diversifikasi usahatani dapat diterapkan. Selain itu penataan lahan sebagai surjan memiliki keuntungan, yaitu: (1)untuk diversifikasi tanaman (2) menjaga agar tanah tidak menjadi asam (3) mengurangi bahaya kekeringan (4) mengurangi keracunan akibat genangan (5) resiko kegagalan dapat diperkecil (6) distribusi tenaga kerja lebih merata dan tenaga kerja keluarga dapat lebih banyak dimanfaatkan (7) pendapatan petani dapat ditingkatkan dan (8) cropping intensity bertambah.
Karena pembuatan surjan memerlukan tenaga kerja yang banyak (500 HOKP), maka pembentukannya diarahkan secara bertahap. Sebaiknya surjan dibuat memanjang timur-barat agar tanaman pada bagian tabukan mendapat penyinaran matahari yang cukup dan untuk mempertahankan bentuk dan produktivitasnya, surjan setiap musim atau setiap tahun disiram lumpur yang diambil dari sekitarnya.
3.2. Â Pola Tanam
Pola tanam yang dapat diterapkan tergantung dari tipologi lahan (lebak dangkal, lebak tengahan dan lebak dalam) dan penataan lahan dan kondisi sosial ekonomi setempat serta orientasi (keinginan/kehendak/motivasi) petani yang memiliki keeratan hubungan satu sama lain. Pada lahan lebak dangkal yang ditata sebagai sawah atau tegalan pola tanam yang dapat diterapkan padi gogo rancah - ranca gogo, padi gogo rancah - padi rancah -- gogo - palawija/hortikultura, yang ditata sebagai surjan pada bagian tabukan (bawah) pola tanam yang diterapkan sawa dengan yang ditata sebagai sawah dan tegalan, hanya pada bagian guludan pola tanamnya adalah palawija - palawija, palawija - hortikultura, hortikultura - hortikultura.
Pada lahan lebak tengahan yang ditata sebagai sawah dan tegalan alternatif pola tanamnya adalah: padi gogo rancah - bera - padi rancah gogo, padi rancah gogo - palawija/.hortikultura, yang ditata sebagai surjan pada bagian tabukan (bawah) pola tanam yang diterapkan sawa dengan yang ditata sebagai sawah dan tegalan, pada bagian guludan (atas) alternative pola tanamnya adalah: padi - palawija/hortikultura; palawija - palawija/hortikultura.
Pada lahan lebak dalam dengan periode tidak tergenang 2-3 bulan, alternatif pola tanam: Padi -- bera; Palawija-bera; hortikultura bera, sedangkan pada lahaan lebak dalam dengan periode tidak tergenang lebih dari 3 bulan altwernatif pola tanamnya: padi - palawija/hortikulra umur kurang dari dua bulan; tumpang sisip jagung+kacang hijau; jagung+syuran berumur pendek; hortikultura di tanam lebar+sayuran umur pendek.
 3.3.  Teknologi Rakit Bumbung (Pertanian Terapung)
Teknik budidaya menggunakan rakit bumbung atau rakit apung merupakan inovasi teknik budidaya tanaman pangan dengan sistem tanam yang dilakukan diatas rakit. Sistem ini sangat cocok untuk diterapkan dan dikembangkan di lahan rawa lebak dalam untuk mengatasi permasalah air yang selalu tergenang.
3.4. Â Budidaya Ikan