“Tak perduli aku tumbuh dari mana, yang terpenting mau kemana aku akan berkelana hingga aku bertemu senja, yang memberi pesan bahwa yang indah hanyalah sementara. Tertunduk dengan menghela nafas dan bingung aku harus kemana, seketika semua itu sirna, karna bulan dengan gagah perkasa memberikan syahdu cahaya, membuang semua pikiranku tentang sementara.”
“Malam itu aku menikmati dan bermain dengan bulan, tak kurasa seketika kegelapan perlahan merubah menjadi kebiruan dan bulan tanpa pamit ia pergi, seolah merasa cukup untuk menemaniku. Berusaha untuk tegar tak lama muncul lah fajar, dengan keindahannya dan senyumannya seketika memberikan aku semangat baru untuk meraih apa yang akan aku tuju, dengan angin sejuk, cahaya baru, dan langit biru, membuat ku semakin percaya dengan apa yang di katakan bulan " sedihmu malam ini adalah kebahagiaanmu esok hari " .”
Udin pun berkata “Malam ini aku di kenalkan oleh dunia dengan semuanya yang ada, agar aku dapat siaga untuk menghindari pura pura”
“Terjatuh dan terinjak semua terjadi yang membuatku berhati hati kelak.”
Pada akhirnya masalalu bukan lagi untuk di lupakan, melainkan untuk pembelajaran di masa depan dengan harap tak akan ada lagi kesalahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H