Mohon tunggu...
Riya Riyatmi
Riya Riyatmi Mohon Tunggu... -

Penulis pemula

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Cerbung Negeri Dongeng (Part 3)

24 Juni 2014   04:44 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:25 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di atas langit malam yang gelap, di temani bulan dan seribu cahaya bintang bertaburan. Seorang pria sedang menyendiri di atas bukit seorang diri. Tatapan matanya terus ke arah langit, dia terus memandang beberapa bintang berkelap-kelip sangat jelas. Tanpa di sadari, seberkas cahaya entah muncul tiba-tiba dari atas semakin bersinar terang benderang melumpuhkan matanya. ''Duuar..'' Suara menghantam membuat tumbuhan-tumbuhan hangus terbakar. Pria itu terlonjak kaget dan terpental seribu kaki. Hampir saja, untung dirinya tidak kena hantaman itu. pria itu tertatih-tatih menghampiri cahaya aneh berwarna pink.

Dia terpana, tidak percaya atas penemuaannya. Sebuah cermin yang di hiasi permata pink dan di sampingnya masih terpasang kunci di hiasi permata pink. Dia mencoba membuka cermin itu, ''Treek.." cermin terbuka. Awan bergumpal dan warna biru menghiasi cermin itu. Pria itu menarik kunci itu dan masuk ke dalam cermin. "Aaaah.." jeritan melengking.

Pria itu terjatuh di padang rumput, celingak-celinguk  menatap seorang pria berpakaian aneh serba hitam. Pria itu juga terkejut memandangnya. "Hallo..nama saya Amin Budiman." katanya mendekati pria serba hitam itu.

''A aku..Bram..seorang penyihir," balasnya.

''Apa? seorang penyihir? Memangnya saya berada dimana?" Bingung.

"Ah..syukurlah itu kunci yang hilang. Bagaimana bisa sama kamu?" Balik tanya.

"Oh..aku sendiri juga tidak tau. Tadi tiba-tiba muncul bintang jatuh. Eh, malah aku nemu cermin aneh dan kunci ini," jelasnya.

"Jadi cermin buatanku berada di bumi? Mungkin sudah takdirnya," Pria itu tersenyum.

Bram dan Amin menjalin persahabatan. Bram mengajak Amin berkeliling ke negeri dongeng. Karena usia mereka sudah tua apalagi Bram. Bram kekuatannya sudah melemah, sejak membuat cermin terakhir sehinga berubah menjadi patung penjaga istana cemin. Lalu Amin menjadi pemegang kunci ajaib. kunci itu sekarang berada di tangan cucunya bernama Nina Budiman.

*****

Masa kini..

Nina dan the genknya sekarang di istana cermin. Mereka kagum melihat isi istana itu. Nana lebih dulu sampai di sekumpulan deretan cermin ajaib.

"Tolong..tolong aaaku..to tolong lepaskan aku..,'' seseorang membisikkan telinga Nana. Nana mencari arah suara itu. Dan suara itu datangnya dari cermin penjara penyihir jahat. Nana sedikit takut, tapi pikirannya tak henti-hentinya memadang cermin itu padahal di dalam cermin itu hanya muncul tampang dirinya.

"Nana..sedang apa kamu di situ?'' tanya Nina.

"Tunggu..ini bukannya cermin penjara tempat penyihir jahat?'' Tanya andi.

"Ayo..kita masuk ke dunia peri,'' Ajak Nina gak sabar. Nana mengangguk dan masuk cermin ke dunia peri. Nana tak berhenti berpikir, pikirannya menuju cermin misterius itu. Padahal dia tau kalo cermin itu tidak boleh di buka. Karena keinginanya sangat kuat. Dia nekat diam-diam mengambil kunci ajaib itu saat Nina lengah dalam keadaan tidur. Nana keluar dari dunia peri meninggalkan teman-temannya dan pergi ke istana cermin. Nana menatap cermin tempat tinggal penyihir jahat. Tangan Nana memegang kunci ajaib itu dan memasukan ke dalam lubang kunci. "Treek...Jedaaar..Jdaar.." Suara halilitar sangat keras muncul dalam cermin dan berubah menjadi awan hitam. Gumpalan awan hitam keluar dari cermin. Lama-lama, gumpalan itu berbentuk tubuh manusia berpakaian hitam. Wajahnya yang sangat cantik terpancar aura yang sangat jahat. Senyuman bibirnya menunjukan wanita itu sangat kejam. Nana hanya diam dan terpana melihat wanita itu. wanita itu menghirup udara, "Aah..ahkhirnya aku bebas. Sudah lama sekali aku terkurung di sana,'' katanya. ''Siapa namamu?''

''Aku Nana,'' katanya.

''Maukah kamu menggantikan posisiku?'', tanya wanita itu.

''Apa maksudmu?''

Tanpa basabasi, penyihir itu mengambil kunci dari tangan Nana dan mendorong Nana ke dalam cermin lalu  menguncinya di sana. Nana terjatuh ke dalam bawah tanah bekas penjara penyihir itu. Giliran penyihir itu merubah wujud menjadi Nana.

''Aku akan membalas para peri itu. Yang telah mengurungku ke dalam lubang neraka. Sekarang saatnya pembalasan yang setimpalnya,'' geramnya. Penyihir itu masuk ke dunia peri.

****

Penyihir jahat bernama liona berhasil keluar berkat Nana. Tapi Nana terkurung dalam cermin itu. Penyihir itu menyamar sebagai Nana teman Nina. Dia masuk ke dunia peri untuk menghancurkan mereka para peri.

Nina terbangun, suara jeritan Nana terdengar di telinganya. Nina mencari Nana, Nana sedang tertidur di rerumputan hijau. Nana terbangun matanya menatap Nina.

''Aada apa?'' tanya Nana.

"Hmm..tidak. Aku tadi mendengar jeritan mirip suara kamu?''

''Masa? kamu salah denger kali,'' kata Nana meyakinkan pikiran Nina.

"Kamu benar,'' kata Nina.

Nana dan Nina tidak bisa tidur lagi. Mereka memandang rumah-rumah peri berkelap-kelip sangat indah di malam hari. Seribu cahaya bintang bertaburan sangat jelas dan indah seakan Nina mudah menangkap bintang itu dengan tangannya. Di lain sisi, sorotan mata Nana terlihat membenci pemandangan yang menakjubkan itu. "Nana, menurut kamu tempat ini indah bukan?..lebih indah di banding nonton film. Lihat! peri-peri itu sibuk kerja malam dan siang. Rasanya aku ingin seperti peri bunga,'' Nina bercerita dengan bangga.

''Peri bunga?..sayangnya dia itu sangat lemah. Lebih cocok jadi budak. Aku sangat benci bunga,'' jawabnya.

Nina heran, dia menatap Nana. ''Nana bukannya sangat suka bunga.. Ada yang aneh dengan Nana?'' Batinnya.

Seorang peri bintang datang bertanya, ''Siapa yang di antara kalian memiliki kunci ajaib?''

"Aku,'' Nina tersenyum meraba lehernya dan dia bingung kalung kunci ajaib telah hilang. Seseorang mengambil miliknya. Nana tersenyum, mulai bereaksi. ''Apa ini kunci ajaib yang kamu cari?'' tanyanya dengan senyum jahatnya.

''Nana, bagaimana bisa ada sama kamu?'' Nina semakin curiga. ''Bisa kembalikan kunci itu padaku?'' kata Nina tegas.

''Tidak! kunci ini sekarang milikku,'' kata penyihir Liona. Dia berubah menjadi wujud aslinya.

''Kau penyihir Liona!'' kata peri bintang terkejut.

''Huhuhu..kau benar...'' penyihir itu membaca mantra dan mengancungkan tongkat sihirnya mengisap kekuatan peri bintang hingga nyawanya melayang dan tersisa tulang belulang. Jeritan peri bintang terdengar oleh para peri lainnya. Nina menyaksikan perbuatan penyihir jahat itu. Nina sangat ketakutan sekali dan trauma melihatnya. Peri bunga datang menyelamatin Nina dan membawanya ke tempat aman.

Satu persatu para peri di bantai sampai habis. Ibu peri mengorbankan kekuatan untuk membuat kunci ajaib yang berwarna kuning. ''kunci ini memang tak sehebat milik Tania. Tapi kunci ini bisa membawamu ke dunia penyihir. Tolong sampaikan kepada penyihir Bram bahwa Liona telah kembali.''

Peri Clara adalah cucu ibu peri. Dia membawa Nina dan temannya secara diam-diam menuju pintu cermin. Mereka berhasil dengan selamat. Nina dan temannya menyesal tak bisa menyelamatkan dunia peri dan kesedihan mereka bertambah. Mereka tidak tahu dimana Nana sekarang? mau tidak mau Nina dan temannya   harus membantu menyelamatkan negeri dongeng. Dan mengambil kembali kunci ajaib itu.

*****

Perjalanan Nina dan temannya tak sesuai harapan. Di tengah jalan mereka di hadang oleh moster jahat dan kejam. Moster itu bekas pasukan penyihir Liona. Para monster belum tau Liona sudah bebas.

''Nin, kita gak salah tempatkan? Ini lebih cocok dunia para monster?'' kata Radit.

''Gue gak salah tempat kok..kita sekarang ada di dunia penyihir,'' jelasnya.

''Sudahlah, kita tidak ada waktu. Para penyihir tinggal di seberang sana. Gak ada jalan lain. Kita terpaksa melewati para monster itu." kata peri Clara.

''Anggap saja kita sedang maen games. Gunakan pedang atau Bom mudahkan.'' kata Andi.

''Bener juga kata lu..peri Clara punya senjata gak buat kita-kita?'' kata Radit.

''Ada cuma ini aja.'' Clara mengeluarkan 4 ramuan khusus, 2 pedang, 2 panah busur dan botol berisi racun tanaman. ''Silahkan minum ramuan ini.''

''Untuk apa?'' tanya Tiara.

''Kalian akan tau sendiri.'' kata Clara.

Nina dan temannya minum ramuan itu. Sekujur tubuh terasa panas. Tiba-tiba di punggung mereka muncul sayap kecil dan semakin besar.

''Waah..kita punya sayap. Keren..keren.'' Kata Radit mencoba terbang ke atas lalu turun.

''Lalu untuk apa racun ini?'' tanya Nina.

''Perhatikan! anak panah ujung tombak di celupkan ke dalam racun. Dan arahkan anak panah ke sasaran mata monster.'' Kata peri itu memberi arahan.

Nina dan Tiara bagian pemegang busur. Radit dan Andi memegang pedang sedangkan peri mengeluarkan racun ke tubuh monster. Mereka mulai bertempur dengan para monster. Andi yang jago maen games menganggap para monster sebagai musuh dalam games. Andi lebih dulu mengalahkan monster dengan taktik sempurna. Radit berbeda dengan Andi, yah walaupun tidak pintar tapi dia sangat hebat dalam olahraga. Membayangkan dirinya sedang main bulu tangkis. Monster di hunus berkali-kali seperti memukul bola... Monster itu ambruk tak berdaya darahnya keluar.

Bersambung...

penulis Riyatmi Djoyosoewito

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun