Penyihir jahat bernama liona berhasil keluar berkat Nana. Tapi Nana terkurung dalam cermin itu. Penyihir itu menyamar sebagai Nana teman Nina. Dia masuk ke dunia peri untuk menghancurkan mereka para peri.
Nina terbangun, suara jeritan Nana terdengar di telinganya. Nina mencari Nana, Nana sedang tertidur di rerumputan hijau. Nana terbangun matanya menatap Nina.
''Aada apa?'' tanya Nana.
"Hmm..tidak. Aku tadi mendengar jeritan mirip suara kamu?''
''Masa? kamu salah denger kali,'' kata Nana meyakinkan pikiran Nina.
"Kamu benar,'' kata Nina.
Nana dan Nina tidak bisa tidur lagi. Mereka memandang rumah-rumah peri berkelap-kelip sangat indah di malam hari. Seribu cahaya bintang bertaburan sangat jelas dan indah seakan Nina mudah menangkap bintang itu dengan tangannya. Di lain sisi, sorotan mata Nana terlihat membenci pemandangan yang menakjubkan itu. "Nana, menurut kamu tempat ini indah bukan?..lebih indah di banding nonton film. Lihat! peri-peri itu sibuk kerja malam dan siang. Rasanya aku ingin seperti peri bunga,'' Nina bercerita dengan bangga.
''Peri bunga?..sayangnya dia itu sangat lemah. Lebih cocok jadi budak. Aku sangat benci bunga,'' jawabnya.
Nina heran, dia menatap Nana. ''Nana bukannya sangat suka bunga.. Ada yang aneh dengan Nana?'' Batinnya.
Seorang peri bintang datang bertanya, ''Siapa yang di antara kalian memiliki kunci ajaib?''
"Aku,'' Nina tersenyum meraba lehernya dan dia bingung kalung kunci ajaib telah hilang. Seseorang mengambil miliknya. Nana tersenyum, mulai bereaksi. ''Apa ini kunci ajaib yang kamu cari?'' tanyanya dengan senyum jahatnya.