Nina dan the genknya sekarang di istana cermin. Mereka kagum melihat isi istana itu. Nana lebih dulu sampai di sekumpulan deretan cermin ajaib.
"Tolong..tolong aaaku..to tolong lepaskan aku..,'' seseorang membisikkan telinga Nana. Nana mencari arah suara itu. Dan suara itu datangnya dari cermin penjara penyihir jahat. Nana sedikit takut, tapi pikirannya tak henti-hentinya memadang cermin itu padahal di dalam cermin itu hanya muncul tampang dirinya.
"Nana..sedang apa kamu di situ?'' tanya Nina.
"Tunggu..ini bukannya cermin penjara tempat penyihir jahat?'' Tanya andi.
"Ayo..kita masuk ke dunia peri,'' Ajak Nina gak sabar. Nana mengangguk dan masuk cermin ke dunia peri. Nana tak berhenti berpikir, pikirannya menuju cermin misterius itu. Padahal dia tau kalo cermin itu tidak boleh di buka. Karena keinginanya sangat kuat. Dia nekat diam-diam mengambil kunci ajaib itu saat Nina lengah dalam keadaan tidur. Nana keluar dari dunia peri meninggalkan teman-temannya dan pergi ke istana cermin. Nana menatap cermin tempat tinggal penyihir jahat. Tangan Nana memegang kunci ajaib itu dan memasukan ke dalam lubang kunci. "Treek...Jedaaar..Jdaar.." Suara halilitar sangat keras muncul dalam cermin dan berubah menjadi awan hitam. Gumpalan awan hitam keluar dari cermin. Lama-lama, gumpalan itu berbentuk tubuh manusia berpakaian hitam. Wajahnya yang sangat cantik terpancar aura yang sangat jahat. Senyuman bibirnya menunjukan wanita itu sangat kejam. Nana hanya diam dan terpana melihat wanita itu. wanita itu menghirup udara, "Aah..ahkhirnya aku bebas. Sudah lama sekali aku terkurung di sana,'' katanya. ''Siapa namamu?''
''Aku Nana,'' katanya.
''Maukah kamu menggantikan posisiku?'', tanya wanita itu.
''Apa maksudmu?''
Tanpa basabasi, penyihir itu mengambil kunci dari tangan Nana dan mendorong Nana ke dalam cermin lalu  menguncinya di sana. Nana terjatuh ke dalam bawah tanah bekas penjara penyihir itu. Giliran penyihir itu merubah wujud menjadi Nana.
''Aku akan membalas para peri itu. Yang telah mengurungku ke dalam lubang neraka. Sekarang saatnya pembalasan yang setimpalnya,'' geramnya. Penyihir itu masuk ke dunia peri.
****