........Mohon ditunda"
Tenang sekali, sang anai-anai yang sudah lelah kedinginan merapatkan diri pada sekam yang membara, ia sudah berusaha dan sudah berdoa tunai sudah tugasnya, ia pasrahkan nasibnya sekarang pada keridoan Tuhan, maka mendadak hujan berhenti, tempayan bocor yang sedari tadi menjadi tadahan, lalu menumpahkan air pada sekam, sang anai-anai selamat dan terbang.
Muhaimin diam setelah mendengar doa anai-anai, seperti ada malaikat yang menyentiknya, bahwa kuasa milik yang Esa, mendadak ia menegadahkan tangan ke langit.
"Tuhan engkau pemilik gerimis yang syahdu, dan pemilik anai-anai yang tadi selamat, aku berdoa sederhana dan penuh ketulusan hati"
Tik.. tik.. tikk (suara gerimis)
"Jadikan anai anai tadi Kepala Sekolah kami"
. Â . Â .
Hari Senin anai-anai berpidato
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H