Penerapan Strategi Modelling The Way untuk Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan Melakukan Sholat Wajib pada siswa SD
RiyaniÂ
12 Universitas Fatmawati  Bengkulu, Indonesia
Abstrak:
Â
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan dalam melaksanakan sholat wajib pada siswa SD melalui penerapan strategi Modelling The Way. Strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan keterampilan yang dipelajari dengan cara mendemonstrasikannya. Penelitian dilakukan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus, di mana setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dalam memahami syarat dan rukun sholat, serta peningkatan hasil belajar siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pada akhir siklus kedua, seluruh siswa dinyatakan tuntas. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya penerapan metode pembelajaran yang bervariasi dalam Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan kualitas pembelajaran praktik ibadah seperti sholat.
Â
Kata Kunci: Modelling The Way, Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, Sholat Wajib, Pendidikan Agama Islam).
 Pendahuluan
Sholat merupakan rukun Islam kedua yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim. Sholat lima waktu adalah bentuk ibadah harian yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab bagi setiap umat Islam yang sudah mencapai usia baligh. Oleh karena itu, sejak dini, siswa sekolah dasar harus diberikan pemahaman dan keterampilan yang baik dalam melakukan sholat. Â pembelajaran tentang sholat telah menjadi bagian dari kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI). Namun, hasil observasi menunjukkan bahwa banyak siswa belum mampu melaksanakan sholat dengan benar, baik dalam aspek gerakan maupun bacaan.
Pembelajaran yang bersifat praktikal seperti sholat menuntut metode pengajaran yang lebih dari sekadar pemberian materi secara teoritis. Salah satu strategi yang dianggap efektif adalah Modelling The Way, yang menekankan pada demonstrasi keterampilan yang harus dikuasai siswa (Hisyam Zaini, 2008). Strategi ini memungkinkan siswa untuk belajar dengan cara mencontoh dan mempraktikkan langsung di depan kelas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas strategi Modelling The Way dalam meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan siswa kelas IV dalam melaksanakan sholat wajib.
Rumusan Masalah:
Apakah penerapan strategi Modelling The Way dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam melaksanakan sholat wajib?
Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam melakukan sholat wajib setelah diterapkan strategi Modelling The Way?
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar dan kemampuan siswa SD Â dalam melaksanakan sholat wajib setelah diterapkannya strategi Modelling The Way.
MANFAAT PENELITIAN:
Â
Bagi siswa, penelitian ini dapat meningkatkan motivasi, aktivitas, dan kemampuan mereka dalam melaksanakan sholat wajib, serta menumbuhkan kebiasaan beribadah yang benar.
Bagi guru, penelitian ini dapat menjadi acuan untuk memilih metode yang lebih efektif dalam mengajarkan materi PAI, khususnya tentang sholat.
Bagi sekolah, penelitian ini memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran PAI secara umum.
KAJIAN TEORI:
2.1. Strategi Modelling The Way Modelling The Way merupakan strategi pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan keterampilan yang dipelajari melalui demonstrasi di depan kelas. Menurut Hisyam Zaini (2008), strategi ini efektif dalam pembelajaran yang membutuhkan keterampilan praktis, seperti sholat. Dalam strategi ini, guru berperan sebagai model yang menunjukkan bagaimana keterampilan tertentu dilakukan, dan siswa diberi kesempatan untuk meniru dan mempraktikkannya. Pembelajaran ini lebih efektif karena melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, dan lebih mudah dipahami karena mereka dapat melihat langsung contoh dari praktik yang benar.
2.2. Aktivitas Belajar Sardiman (2004) menjelaskan bahwa aktivitas belajar adalah keterlibatan fisik maupun mental siswa dalam proses belajar. Tanpa aktivitas, proses belajar mengajar tidak akan berlangsung dengan baik. Pada dasarnya, aktivitas belajar mencakup kegiatan yang melibatkan seluruh pancaindra sehingga seluruh anggota tubuh dan pikiran terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Dalam konteks pembelajaran sholat, aktivitas belajar mencakup pemahaman terhadap syarat dan rukun sholat, serta pelaksanaan gerakan dan bacaan sholat yang benar.
2.3. Hasil Belajar Hasil belajar menurut Bloom (2007) terdiri dari tiga ranah: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam pembelajaran sholat, ranah psikomotorik sangat penting karena terkait dengan kemampuan siswa dalam melakukan gerakan sholat yang benar sesuai dengan syarat dan rukunnya. Hasil belajar juga diukur berdasarkan pencapaian siswa terhadap Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Keberhasilan pembelajaran tercapai jika siswa dapat melaksanakan sholat wajib dengan baik dan memenuhi standar yang telah ditetapkan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus melibatkan empat tahapan: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Subjek Penelitian: Subjek penelitian ini adalah siswa  SD. Penelitian dilakukan selama tiga bulan, dari bulan Juni hingga Agustus 2024.
Teknik Pengumpulan Data: Data dikumpulkan melalui teknik tes untuk mengukur kemampuan siswa dalam melaksanakan sholat, serta observasi untuk melihat aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, dilakukan pula wawancara dengan guru untuk memperoleh data tambahan terkait proses pembelajaran.
Analisis Data: Data dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan hasil belajar siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Analisis ini mencakup perbandingan nilai rata-rata siswa serta presentase ketuntasan belajar pada setiap siklus.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Â
Kondisi Awal Pada kondisi awal sebelum diterapkan strategi Modelling The Way, hasil ulangan harian siswa menunjukkan bahwa 70% dari siswa belum mencapai KKM. Nilai rata-rata kelas pada tahap ini adalah 60,2, dengan sebagian besar siswa belum mampu melakukan gerakan dan bacaan sholat dengan benar. Aktivitas belajar siswa juga masih rendah, terutama dalam aspek memahami rukun sholat dan mempraktikkan gerakan sholat.
4.2. Siklus I Pada siklus pertama, strategi Modelling The Way diterapkan tanpa bimbingan guru. Aktivitas belajar siswa mulai meningkat, terutama dalam aspek membaca syarat sholat dan memahami hal-hal yang membatalkan sholat. Rata-rata nilai aktivitas belajar siswa pada siklus ini adalah 67,8%, dengan peningkatan signifikan dalam pemahaman teori sholat. Namun, masih terdapat 12,5% siswa yang belum mencapai KKM, dengan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 74,69.
4.3. Siklus II Pada siklus kedua, strategi Modelling The Way diterapkan dengan bimbingan guru. Aktivitas belajar siswa meningkat secara signifikan, dengan rata-rata skor aktivitas mencapai 89,6%. Semua siswa berhasil mencapai KKM, dengan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 85,0. Seluruh siswa dinyatakan tuntas, dan keterampilan mereka dalam melaksanakan sholat wajib meningkat pesat dibandingkan kondisi awal.
4.4. Pembahasan Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi Modelling The Way secara bertahap mampu meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan siswa dalam melaksanakan sholat wajib. Strategi ini memberikan pengalaman praktis kepada siswa untuk mempelajari dan memahami tata cara sholat melalui demonstrasi yang jelas, sehingga lebih mudah dipahami oleh siswa. Peningkatan hasil belajar dari kondisi awal hingga siklus II menunjukkan efektivitas metode ini dalam pembelajaran PAI yang bersifat praktikal.
Kesimpulan
Penerapan strategi Modelling The Way terbukti efektif dalam meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan siswa dalam melaksanakan sholat wajib di sekolah. Dari kondisi awal hingga siklus II, terjadi peningkatan yang signifikan dalam pemahaman teori sholat, serta kemampuan siswa dalam mempraktikkan gerakan dan bacaan sholat dengan benar. Semua siswa berhasil mencapai nilai KKM, dan aktivitas belajar mereka meningkat ke kategori "Amat Baik". Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran PAI, khususnya yang bersifat praktis seperti sholat, membutuhkan pendekatan yang lebih interaktif dan melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran.
Saran: Guru PAI disarankan untuk menggunakan metode Modelling The Way secara konsisten dalam pembelajaran praktik ibadah seperti sholat. Selain itu, perlu adanya peningkatan bimbingan dari guru, terutama dalam memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa setelah mereka mempraktikkan keterampilan yang diajarkan.
Daftar Pustaka:
Bloom, B. S. (2007). Taxonomy of Educational Objectives. New York: McKay.
Hisyam Zaini, et al. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyasa, E. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sardiman, A. M. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H