Mohon tunggu...
Riyani
Riyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru di SDN 07 Lubuk Pinang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Strategi Modelling The Way untuk Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan Melakukan Sholat Wajib Pada Siswa SD

7 September 2024   21:30 Diperbarui: 18 September 2024   21:58 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

2.2. Aktivitas Belajar Sardiman (2004) menjelaskan bahwa aktivitas belajar adalah keterlibatan fisik maupun mental siswa dalam proses belajar. Tanpa aktivitas, proses belajar mengajar tidak akan berlangsung dengan baik. Pada dasarnya, aktivitas belajar mencakup kegiatan yang melibatkan seluruh pancaindra sehingga seluruh anggota tubuh dan pikiran terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Dalam konteks pembelajaran sholat, aktivitas belajar mencakup pemahaman terhadap syarat dan rukun sholat, serta pelaksanaan gerakan dan bacaan sholat yang benar.

2.3. Hasil Belajar Hasil belajar menurut Bloom (2007) terdiri dari tiga ranah: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam pembelajaran sholat, ranah psikomotorik sangat penting karena terkait dengan kemampuan siswa dalam melakukan gerakan sholat yang benar sesuai dengan syarat dan rukunnya. Hasil belajar juga diukur berdasarkan pencapaian siswa terhadap Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Keberhasilan pembelajaran tercapai jika siswa dapat melaksanakan sholat wajib dengan baik dan memenuhi standar yang telah ditetapkan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus melibatkan empat tahapan: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Subjek Penelitian: Subjek penelitian ini adalah siswa  SD. Penelitian dilakukan selama tiga bulan, dari bulan Juni hingga Agustus 2024.

Teknik Pengumpulan Data: Data dikumpulkan melalui teknik tes untuk mengukur kemampuan siswa dalam melaksanakan sholat, serta observasi untuk melihat aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, dilakukan pula wawancara dengan guru untuk memperoleh data tambahan terkait proses pembelajaran.

Analisis Data: Data dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan hasil belajar siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Analisis ini mencakup perbandingan nilai rata-rata siswa serta presentase ketuntasan belajar pada setiap siklus.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

 

Kondisi Awal Pada kondisi awal sebelum diterapkan strategi Modelling The Way, hasil ulangan harian siswa menunjukkan bahwa 70% dari siswa belum mencapai KKM. Nilai rata-rata kelas pada tahap ini adalah 60,2, dengan sebagian besar siswa belum mampu melakukan gerakan dan bacaan sholat dengan benar. Aktivitas belajar siswa juga masih rendah, terutama dalam aspek memahami rukun sholat dan mempraktikkan gerakan sholat.

4.2. Siklus I Pada siklus pertama, strategi Modelling The Way diterapkan tanpa bimbingan guru. Aktivitas belajar siswa mulai meningkat, terutama dalam aspek membaca syarat sholat dan memahami hal-hal yang membatalkan sholat. Rata-rata nilai aktivitas belajar siswa pada siklus ini adalah 67,8%, dengan peningkatan signifikan dalam pemahaman teori sholat. Namun, masih terdapat 12,5% siswa yang belum mencapai KKM, dengan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 74,69.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun