Ada beberapa contoh kampus di dunia yang berhasil memanfaatkan kantin sebagai creative hub, salah satunya adalah Stanford University, Amerika Serikat.Â
Kantin di kampus tersebut sering menjadi tempat berkumpul bagi mahasiswa, staf pengajar dan entrepreneur dari Silicon Valley. Pertukaran ide, diskusi proyek-proyek inovatif maupun kolaborasi antar disiplin ilmu merupakan kegiatan sehari-hari.
Ada juga Central Saint Martins, Inggris, di mana kantin di sana sering menjadi pusat kreativitas bagi mahasiswa dan staf yang melahirkan banyak proyek seni dan desain sebagai hasil dari interaksi.
Wahana The Infinity Crystal Universe
Dengan perkembangan teknologi digital saat ini, kantin sebagai creative hub bisa dirancang dengan adanya sebuah ruangan karya seni yang dipadupadankan dengan teknologi terkini sehingga menghadirkan suasana yang berbeda dan memancing kreativitas berikutnya.
Baru-baru ini penulis berkunjung ke Kota Macau, di mana sejak 2020 perusahaan teknologi dari Jepang secara permanen menggelar pusat "artwork" berbasis teknologi terkini yang bisa dikunjungi dengan biaya tertentu.Â
Kelompok ini berfokus membuat "technology park" dengan mengusung ultra teknologi interdisipliner yakni kolaborasi antara seni, sains, teknologi, desain dan dunia alami dengan tujuan untuk mencapai keseimbangan antara seni, ilmu pengetahuan, teknologi dan kreativitas.
Salah satu wahana teknologi yang menarik adalah Pointilisme dimana ini adalah teknik lukisan yang dikembangkan akhir abad-19. Pointilisme menggunakan akumulasi titik-titik warna yang berbeda untuk menciptakan gambar.