Program MSIB dan Fleksibilitas Kuliah untuk Gen Z dan Milenial
Pengembangan perguruan tinggi sangat dipengaruhi oleh program Merdeka Belajar Kampus Merdeka(MBKM). Apalagi pemerintah baru saja menerbitkan Merdeka Belajar episode ke- 26 dan program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Angkatan ke-7.
Prioritas untuk MSIB angkatan tujuh yakni green economy, blue economy, digital economy, tourism and hospitality, dan health care. Menurut Kemendikbud Ristek sepanjang 2021-2023, program MSIB Kampus Merdeka telah diikuti oleh 413 mitra dari berbagai sektor industri.Â
Sebanyak 113.500 mahasiswa tergabung dalam 2.300 proyek di seluruh Indonesia dan menghasilkan berbagai inovasi berkualitas. Proyek-proyek tersebut melibatkan lebih dari 14.600 mentor dan 5.100 dosen yang memastikan setiap mahasiswa mendapat keterampilan tambahan yang bermanfaat untuk masa depan karir mereka.
Untuk calon perusahaan atau organisasi yang tertarik menjadi mitra MSIB 7, jadwal pendaftaran proposal sudah dibuka mulai 26 Februari dan akan ditutup pada 19 April 2024. Proses reviu proposal akan dilaksanakan pada 18 Maret-8 Mei 2024 dan publikasi lowongan akan mulai diinformasikan kepada mahasiswa pada 13 Mei 2024.
Transformasi Pendidikan Tinggi Ditentukan MBKM
Transformasi pendidikan tinggi dimulai dengan melakukan revisi kurikulum agar lebih relevan dengan tuntutan pasar kerja dan perubahan yang begitu cepat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengembangan metode pembelajaran merupakan langkah berikutnya dimana adopsi terhadap teknologi inovatif akan mendorong kreativitas, kolaborasi dan cara berpikir kritis dalam menyelesaikan berbagai masalah yang semakin kompleks.
Penggunaan teknologi pendidikan tidak bisa dihindari, baik dalam hal penyediaan platform belajar online, penggunaan media digital atau aplikasi yang lebih interaktif. Literasi digital menjadi ketrampilan dasar dari prodi mana pun dalam mendorong kemampuan mahasiswa untuk memanfaatkan teknologi secara tepat guna dan efisien sehingga meningkatkan kemampuan memahami pengetahuan lebih cepat.
Salah satu program transformasi pendidikan tinggi yang dicanangkan pemerintah setahun sebelum pandemi covid19 adalah merdeka belajar kampus merdeka (MBKM). Akibatnya, beberapa tahun terakhir ini hampir semua perguruan tinggi di Indonesia sibuk merumuskan formula yang pas dalam implementasi program sehingga dapat meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan tinggi dengan lulusan yang siap bersaing di pasar kerja global.
Pemerintah berinisiatif mengubah paradigma pendidikan tinggi menjadi lebih fleksibel,terbuka, dan berorientasi pada hasil. Selain itu, MBKM juga dapat memperkuat ketrampilan dengan fleksibilitas kurikulum, serta meningkatkan kualitas pendidikan tinggi secara keseluruhan. MBKM juga merupakan salah satu bentuk transformasi perguruan tinggi sehingga lebih adaptif, responsif terhadap kebutuhan mahasiswa maupun pasar kerja global.
Bonus demografi Indonesia harus disiasati dengan memperpanjang usia produktif. Dengan demikian, salah satu target MBMK adalah mempercepat pencapaian jenjang sarjana dengan berbagai kemudahan sambil tetap memperhatikan kualitas yang sesuai dengan pasar global. Misalnya, kurikulum berbasis kompetensi, di mana mahasiswa dapat memilih mata kuliah yang relevan dengan minat dan bakatnya, termasuk mengikuti perkuliahan lintas disiplin ilmu. Program magang dan kerja praktek juga dapat lebih lama dengan menghitung jumlah jam magang sama dan satuan kredit semester selama enam bulan atau setahun.
Jika berbicara tentang karakter gen Z dan milenial, maka generasi saat ini lebih senang jika belajar bisa kapan saja dan kecepatan belajar boleh berbeda untuk setiap anak (self-paced learning). Pembelajaran jarak jauh (online) merupakan cara yang lazim dilakukan terutama setelah pandemi di mana mahasiswa dapat belajar tanpa harus ada di kampus.Â
Salah satu program MBKM yang populer juga adalah rekognisi pembelajaran lampau (RPL) di mana perguruan tinggi bebas (tapi tetap terukur) memberikan pengakuan terhadap pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pengalaman kerja sehingga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses pendidikan formal.
Dengan demikian, pemerintah melalui reformasi pendidikan tinggi sudah berada di jalur yang tepat sebagaimana halnya negara maju yang sudah mengadopsi cara belajar ini beberapa tahun terakhir dan semakin cepat ketika terjadi pandemi covid19. Hanya saja di Indonesia hampir semua organisasi minim keinginan untuk bekerja sama ataupun berkolaborasi dalam hal pengembangan teknologi pendidikan yang lebih inovatif.
Berbagai tools yang menjadi ciri khas di era 4.0 adalah penerapan sistem akademik digital dan pembelajaran online (LMS), penggunaan IoT (internet of things) untuk meningkatkan pengalaman belajar di kelas, kecerdasan buatan (AI) untuk personalisasi pembelajaran, penilaian otomatis, serta pengembangan asisten virtual untuk membantu mahasiswa dalam hal navigasi kurikulum. Penggunaan teknologi inovatif ini secara terintegrasi dapat membantu proses perguruan tinggi untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik.
Kemendikbud Ristek telah meluncurkan Merdeka Belajar episode ke-26 dengan topik Transformasi Standar Nasional dan Akreditasi Pendidikan Tinggi. Peluncuran ini ditandai dengan hadirnya Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbud Ristek) No. 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. Mendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim menyatakan terdapat tiga hal yang dapat diraih dengan transformasi standar dan akreditasi pendidikan tinggi yang lebih memerdekakan.
Tiga hal tersebut yakni pertama perguruan tinggi memiliki ruang gerak lebih luas untuk melakukan diferensiasi misi; kedua, beban administrasi dan finansial perguruan tinggi untuk akreditasi berkurang; dan yang ketiga, perguruan tinggi bisa lebih adaptif dan fokus pada peningkatan mutu Tridharma Perguruan Tinggi. Kinerja PTN akan dinilai berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) baru dengan bobot yang berbeda untuk PTN BH, BLU, dan Satker
Kemendikbud Ristek sedang mengevaluasi semua perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Indonesia berdasarkan delapan Indikator Kinerja Utama (IKU). Perlu strategi transformasi dan pengembangan platform bagi perguruan tinggi masing-masing yang sesuai dengan ekosistem di tanah air.
Bagi perguruan tinggi yang berhasil meningkatkan IKU atau mencapai target, diberikan bonus pendanaan, dimana sebelumnya perguruan tinggi hanya mendapatkan dana alokasi dasar dan/ atau dana afirmasi.
Ada delapan IKU yang menjadi landasan transformasi pendidikan tinggi. Pertama adalah lulusan mendapat pekerjaan yang layak dengan pendapatan diatas upah minimum regional, menjadi wirausaha, atau melanjutkan studi. Kemudian indikator kedua yang ditetapkan Kemendikbud bagi perguruan tinggi adalah para mahasiswa mendapatkan pengalaman di luar kampus. Kegiatannya bisa berupa magang, proyek di desa, mengajar, riset, berwirausaha, serta pertukaran pelajar.
Indikator ketiga adalah dosen berkegiatan di luar kampus dengan mencari pengalaman industri atau berkegiatan di kampus lain; dan keempat praktisi mengajar di dalam kampus atau merekrut dosen yang berpengalaman di industri.
IKU kelima adalah hasil kerja dosen (hasil riset dan pengabdian masyarakat) dapat digunakan masyarakat dan mendapatkan rekognisi internasional. Indikator keenam adalah program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia dalam kurikulum, magang, dan penyerapan lulusan. IKU ketujuh yang ditetapkan Kemendikbud adalah kelas yang kolaboratif dan partisipatif melalui evaluasi berbasis proyek atau metode studi kasus; dan indikator terakhir program studi berstandar internasional dengan akreditasi atau sertifikasi tingkat internasional. Diharapkan para mahasiswa, kepala prodi (program studi), dosen, hingga rektor harus fokus kepada delapan IKU dan mesti tercapai.
Â
Mencermati Program MSIB Angkatan ke -7
Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) akan membuka pendaftaran untuk angkatan ketujuh. Sebagai catatan jumlah mitra program MSIB terus meningkat. Di awal program ini dibuka, tercatat ada 122 mitra yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan magang atau kursus dengan proyek akhir di perusahaan kelas dunia. Angka tersebut terus berkembang hingga di angkatan keenam yang baru dilepas pada pertengahan Februari lalu, sebanyak 276 mitra membantu memfasilitasi mahasiswa mencicipi pengalaman terjun langsung ke dunia industri.
Menurut data Kemendikbud Ristek angka sebaran mitra MSIB sangat beragam. Beberapa Badan Usaha Milik Negara seperti PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Bank Mandiri, hingga perusahaan kelas dunia misalnya Google, Astra International, dan Microsoft telah menjadi bagian dari program MSIB. Lembaga Swadaya Masyarakat contohnya Yayasan Anak Bangsa Bisa, Ruang Belajar Aqil, dan Edu Farmers juga merupakan mitra MSIB.
Testimoni positif datang dari mitra industri, dimana 98 persen mitra yang berpartisipasi dalam survei dampak MSIB yang dilakukan pada tahun 2023 menyatakan bahwa MSIB memberikan dampak ekonomi dan sosial. Data menunjukkan 75 persen dari responden mitra industri juga mengungkapkan program MSIB dapat menggantikan program sebelumnya yakni management trainee.
Selain itu, perusahaan yang bergabung dengan program MSIB akan merasakan brand building di mana perusahaan akan sejajar dengan mitra-mitra industri terbaik yang telah berkolaborasi dengan MSIB. 68,9 persen mitra MSIB menilai mahasiswa magang memunculkan ide-ide baru dan melakukan inovasi berdampak.
Pelaksanaan Program MSIB Kampus Merdeka oleh Kemendikbud Ristek memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengasah dan mendapatkan kemampuan, pengetahuan dan sikap di dunia industri dengan cara bekerja dan belajar secara langsung dalam proyek atau permasalahan riil. Pengalaman belajar di luar perguruan tinggi dengan aktivitas pembelajaran yang terstruktur akan dikonversi ke SKS Mahasiswa.
Keniscayaan Indonesia mempersiapkan SDM Iptek dan pekerja sektor industri untuk menghadapi era Industri 4.0 dalam jumlah yang memadai. SDM tersebut untuk menguasai teknologi pendukung, yakni bidang teknologi Internet of Things (IoT), Cybersecurity, Cloud Computing, Additive Manufacturing, Augmented Reality, Big Data, Autonomous Robots, Simulation, dan platform integration.
Program magang mahasiswa idealnya terkait dengan era Industri 4.0 yang akan melahirkan jenis profesi yang baru.Dalam era tersebut akan terjadi persaingan ketat untuk memperebutkan SDM berbakat dan memiliki kompetensi yang tinggi. Perebutan itu dari tingkat lokal hingga global.
*) Rivira Yuana, Wakil Rektor ISTN Bidang Transformasi Perguruan Tinggi, Pengembang TIK
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI