Mohon tunggu...
Riva Putri Gumelar
Riva Putri Gumelar Mohon Tunggu... -

seorang penulis yang masih belajar menulis. announcer yang belum berhasil siaran dan perempuan yang percaya bahwa tulisan dapat berbicara lebih baik daripada kata yang diucap oleh lisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dejavu

1 Juni 2013   19:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:40 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

“jika mereka tidak mendapatkan impiannya, mungkin cara mereka bermimpi salah.” Alice tersenyum dan mulai menghilang.

“alice, jangan pergi. Apa mungkin kita bertemu lagi?” Lily berteriak

“kita pasti bertemu,karena mimpi kita sama.”

Alice pun menghilang. Lily berjalan menuju pintu terdekatnya. Ia membuka pintu itu dengan sangat hati hati. Saat pintu itu terbuka ada cahaya terpancar dari balik pintu itu. Mata Lily terbelalak melihat impian di balik pintu itu, bibirnya pun terssenyum melihatnya.

Lily berlari memasuki ruangan yang benar benar dia kenal. Pemandangan yang sangat indah, tidak ada lagi nyanyian aneh, tak ada sandiwara, tak ada lagi ledakan dari percobaan yang gagal. Hanya ada suara goresan dari pena yang menari di atas kertas, saat  menciptakan rangkaian kata yang indah. Benar benar dejavu yang indah.

Hadiah dari Alice secara ajaib melayang ke udara dan menari mengelilingi Lily membentuk tulisan “welcome home lily. This your dream. Let’s write what do you wanna write.”

Raut wajahnya memancarkan kegembiraan, Dia menghempaskan badannya pada tumpukan kertas dengan tulisan tulisan indah.

“BRUK!”

“Li, Lily. Kamu baik baik aja?” samar samar terdengar suara gadis. Lily pun membuka matanya.

“oh, aku baik baik aja ko. Alice?” lily terkejut melihat semua mata dalam ruangan itu tertuju padanya. “kita dimana?” Lily terlihat bingung.

“aduh li, ya ini di kelas lah. Kamu pake ada acara tidur segala. Tuh Bu anna udah melototin kamu.” Wajah Lily berubah mulai berubah warna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun