Mohon tunggu...
RiuhRendahCeritaPersahabatan
RiuhRendahCeritaPersahabatan Mohon Tunggu... Freelancer - A Story-Telling

Tidak ada cerita seriuh cerita persahabatan (dan percintaan)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku dan Rupa-rupa Pengalaman

5 Oktober 2020   10:34 Diperbarui: 5 Oktober 2020   10:38 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ooo iya ya," hanya itu yang bisa dikatakan Minda. Disela-sela penjelasan mbak Puspa yang sudah sering ia dengar, Minda menanggapi dengan kalimat 'ohhh' berkali-kali. Tanda ia sepakat dengan Puspa.

Baiklah, aku mengerti, batin Minda. Sejak kapan di depan kita ada jurang lebar ya? Mungkin sejak aku bergaul dengan teman-teman aktivis itu, desah hati Minda. 

Lalu ia menanti, kapan saat yang tepat untuk berpamitan pulang. Minda menunggu sekitar 45 menit. Kini ia sudah berada di angkutan umum yang membawanya pulang, dan betapa lega hatinya. 

Tidak sampai 24 jam, timelinenya tertera curhat colongan mbak Puspa yang nyaris frustrasi karena seseorang meremehkan kebijakan di kantornya. Duh ...

***

Desember 2018

Derry mengambil alih nampan yang dibawanya. Lelaki itu tidak suka melihat teman-teman wanitanya kerepotan membawa sesuatu. Biarlah kami para lelaki yang repot, jangan kalian. Apalagi kalau yang repot itu kak Minda. Kak Minda sudah capek mendampingi kita. Begitu selalu Derry bersuara.

Lalu Agus dan Yusran menyusul Minda dan Derry mencari meja dan kursi yang nyaman untuk kongkow-kongkow. Oh, di sudut sana tampaknya asyik buat makan-makan sambil ngobrol. 

Setelah ketiga lelaki itu meletakkan nampan dan mengatur kursi meja, Minda dan dua perempuan lainnya menuju lokasi yang dimaksud dan duduk di kursi yang sudah diatur rapi. Semua tampak nyaman. 

Tapi Minda sedikit kikuk. Entah sejak kapan di perkumpulan mereka ada pembagian peran laki-laki dan perempuan. Ia tidak pernah mempromosikan hal itu. Tidak juga menentangnya sih. 

Hanya saja, sekali waktu hal itu akan merepotkan karena berkali-kali Derry mengatakan, lelaki harus begini perempuan harus begitu, ada dasarnya. Salah satunya, lelaki itu hidup dengan ego sedangkan perempuan hidup dengan kebutuhan untuk disayang dan diperhatikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun