Mohon tunggu...
Rita Maulina
Rita Maulina Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Because I wanted to have a place that I could create everything that I that I never had. So, I do this :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Harapan Surya

30 Juni 2023   12:18 Diperbarui: 30 Juni 2023   12:47 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Maha Kuasa menciptakannya sebagai salah satu bintang di Alam Semesta. Dia Surya, bintang kecil yang dikelilingi planet-planet kehidupan di Alam Semesta ini. Tugasnya hanya satu, menyinari mereka setiap waktu.

Bertahun-tahun dia hidup dengan planet-planet yang mengitarinya, hingga perhatiannya tercuri oleh salah satu planet, Bumi namanya. Mengapa kamu suka Bumi? Surya bilang "Bumi istimewa",Mengapa istimewa? "Dia tidak sekecil Pluto dan dia tidak sebesar Jupiter, dia tidak sepanas Merkurius dan tidak sedingin Uranus, dia sempurna" begitulah kata Surya.

Setiap waktu dia memperhatikan Bumi, mengagumi Bumi, hingga tumbuh rasa cinta dihatinya. Dia menyinari Bumi setiap waktu, tanpa pernah berhenti bersinar meski  hanya sedetik. Begitu pula dia mencintai Bumi, tanpa pernah berhenti barang sedetik pun. Di siang hari dia perintahkan awan-awan agar mereka berdekatan, supaya sinar Surya tidak terasa terlalu panas pada Bumi. Malam harinya dia transferkan sinar pada Bulan, agar Bumi tidak kegelapan dan kedinginan. Begitulah bentuk cinta Surya terhadap Bumi.

Dia terus menerus mencintai Bumi, hingga ia tersadar akan satu hal "Apa Bumi juga menyukai ku?" "Apa Bumi tau aku mencintainya?", itulah pertanyaan-pertanyaan di benak Surya. Selama ini dia mencintai Bumi dengan sukarela, tanpa pernah memberi tahu bahwa dia mencintai Bumi, tanpa pernah bertanya bagaimana perasaan Bumi terhadapnya. Surya terlalu sibuk mencintai, hingga ia lupa apakah ia dicintai.

Belakangan ini Surya merasa gelisah, dia bingung memikirkan pertanyaan-pertanyaan nya yang belum terjawab. Dia ingin sekali menghampiri Bumi dan menanyakan pertanyaan-pertanyaan nya itu. Tapi ada hukum Alam yang mencegahnya. Dia terikat oleh hukum, hingga dia tidak bisa mengutarakan perasaannya.

Apa yang harus dilakukan Surya? Mencintai Bumi dengan sukarela? Tidak mungkin. Tidak ada yang hidup hanya mencintai tanpa dicintai balik.

Yang terpikir oleh Surya adalah melanggar hukum itu, dengan menemui Bumi dan hidup bahagia dengannya. Tapi dia ragu-ragu dengan pikirannya. Dia terus berpikir apa yang harus dia lakukan, hingga ilham Maha Kuasa melintas dipikirannya. Dia tau siapa yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaannya, yaitu Utusan Maha Kuasa. Hanya utusan lah yang bisa berbincang dengan seluruh penghuni Alam Semesta dengan izin Yang Maha Kuasa.

"Ada apa Surya?" tanya utusan

"Boleh saya bertanya beberapa hal utusan?" kata Surya 

"Silahkan!"

"Apa itu cinta?" pertanyaan pertama Surya.

"Cinta itu fitrah yang diberikan Maha Kuasa bagi semua ciptaannya"..

"Apa salah jika kita mencintai, kemudian meminta dicintai?" pertanyaan kedua Surya

"Tidak salah"

Mendengar jawaban utusan seperti itu Surya jadi yakin yang dia lakukan tidak salah. Namun dia masih bingung dengan perasaan yang dimiliki Bumi.

"Utusan boleh saya meminta tolong?" pinta Surya.

"Silahkan!"

"Tolong tanyakan pada Bumi bagaimana perasaannya pada saya, hanya atas izin Maha Kuasa engkau mau menolong saya" pinta Surya.

"Akan aku tanyakan"

Utusan menemui Bumi atas permintaan Surya

"Mengapa engkau menemuiku utusan? Ada apa?" tanya Bumi kaget.

"Aku hanya ingin bertanya, apa yang kamu lakukan dalam hidup?"

"Aku hanya menjalankan tugas yang diberikan Maha Kuasa kepadaku untuk memberi kehidupan bagi para penghuniku" jawab Bumi

"Apa ada yang kamu cintai di alam semesta ini?"

"Ada, wahai utusan" kata Bumi

"Katakan padaku!"

"Aku mencintai awan-awan, mereka berhimpitan untuk melindungi aku dari panasnya sinar Surya. Aku juga mencintai Bulan, dia memberiku cahaya malam, ketika Surya sedang menghilang" jawab Bumi

"Hehe"  tawa kecil utusan membuat Bumi kebingungan, "Apa ada yang salah?" begitulah tanya hati bumi.

"Apa kamu tahu, yang menyuruh awan berhimpitan itu adalah Surya, dia ingin kamu tidak merasa kepanasan. Dan kamu tahu, yang memberi cahaya pada Bulan adalah Surya, dia tidak pernah hilang, dia selalu ada. Hanya saja saat itu kamu sedang memunggunginya".

Entah kenapa hati Bumi tiba-tiba sesak, dia baru tau kalo Surya seperhatian itu padanya.

"Sekarang siapa yang kamu cintai di Alam Semesta ini?"..

Pertanyaan utusan membuat napasnya sesak, Bumi terharu pada Surya. Seketika  itu dia menjawab "Surya, wahai utusan".

Utusan memberi tahu Surya bahwa cintanya terbalaskan. Surya senang mendengar hal itu, karena semua pertanyaan-pertanyaan nya selama ini terjawabkan. Tapi entah mengapa di hati Surya masih ada hal yang mengganjal. Menurutnya ini belum cukup, dia hanya merasa terbalaskan hatinya saja tidak dengan raganya. Dia ingin berdampingan dengan Bumi dan hidup bahagia bersama.

Surya melanggar hukum alam, dia keluar dari porosnya. Dia memenuhi nafsunya untuk menemui Bumi. Dengan tekad bulatnya dia menghampiri Bumi tanpa memikirkan sekitarnya. Matanya hanya tertuju pada Bumi, hanya satu tujuan dia yaitu Bumi.

Surya melangkah maju, dia telah keluar dari batasannya, dia memasuki batas yang lainnya. Hingga planet terdepan dihadapan Surya mulai terbakar, dia tidak peduli dan terus melangkah. Dia mulai melihat Bumi, dia melihat mata Bumi yang berbinar, dia semakin bersemangat. Langkahnya dimulai lagi, kali ini Venus yang terbakar, seperti tadi dia tidak peduli, dia terus melangkah, tujuannya sudah dekat. Sedikit lagi Surya sampai di hadapan Bumi. Tapi semakin Surya mendekat, Bumi semakin memerah. Bumi mulai terbakar.

Mungkin Surya tidak merasakan dampak apa-apa tapi semakin Surya mendekat, Bumi semakin terbakar. Ingin sekali Bumi berlari menghindari Surya,tapi Bumi hanya bisa diam seperti planet sebelumnya, dia tidak mampu, dia tidak mampu melanggar hukum alam, dia tidak berani melewati batasannya. Surya terus melangkah penuh tekad, hingga Bumi hangus terbakar dihadapannya. Bumi hilang. Bumi tidak ada lagi. Surya menghentikan langkahnya, tujuan nya telah hilang.

Surya membuat kekacauan di Alam Semesta. Dia menghancurkan tatanan Alam Semesta. Yang Maha Kuasa murka terhadap nya, Maha Kuasa mematikan Surya. Sebelum dimatikan Surya berdoa pada Maha Kuasa.

"Wahai pencipta Alam Semesta dan seluruh isinya, Maha Kuasa engkau yang menghidupkan dan mematikan. Aku memohon kepadamu, jika engkau memberikan lagi kehidupan setelah kematian, ciptakan aku sebagai penghuni Bumi. Aku hanya ingin itu. Itu saja harapan ku padamu Yang Maha Kuasa".

-Tamat-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun