Mohon tunggu...
Rita Yuliza
Rita Yuliza Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA SMPN 9 SUNGAI PENUH

Saya adalah seorang guru yang suka menulis dan melakukan eksperimen di laboratorium

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Apapun Namanya Melati Tetap Harum

26 September 2022   23:06 Diperbarui: 17 Oktober 2022   16:07 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku menatap layar computer itu, benar kata bapak, namaku ada di peringkat 2 pada sesi ujian hari itu. Kamipun pulang  dan menemui ibu, ibu keluar dari kamarnya dan membukakan pintu, ternyata ibu masih mengenakan mukenanya, rupannya sedari dua jam yang lalu ibu masih terus menggunakan mukena dan berdoa tiada henti, kabar yang dibawa oleh bapak melengkapi suka cita ibu, tapi aku buru-buru berkata:

"Pak, bu, jangan senang dulu. Itu baru peringkat untuk hari ini, test masih ada 4 hari lagi, kita gak tau besok atau lusa ada nilai yang lebih tinggi, kita doakan saja yang terbaik" Kataku pada mereka

Ibu dan bapak pun meng-iyakan apa yang aku katakan. Hari-hari yang kami lalui dengan doa yang tiada henti, tiba saat nya pengumuman, aku, ibu, bapak dan Hamza memutuskan untu melihat pengumuman langsung ke kantor BKPSDM dengan menggunakan angkot, cukup ramai orang yang melihat saat itu, bapak dan ibu yang sudah terlalu tua tak mampu menerobos kerumunan, sedangkan aku dari tadi sibuk dengan Hamza yang mendadak rewel. Kami pasrah, berfikir ingin pulang saja, dari kejauhan kulihat sesosok teman baik ku Angga teman baikku yang berlari kerarah kami. Kemudian menyalami ku sembari kerkata :

"Selamat mel, hebat kamu, untuk penerimaan guru Matematika kamu peringkat satu"

Kata angga sambil ngos-ngosan karna tadi dia setengah berlari menghampiri kami

"Ah, mosok sih ngga"

"Lah, iya mel"

Angga mengambil ponselnya, sambil memperlihatkan hasil pengumuman padaku.

"Ini lihat sendiri" Kata angga

Subhanallah, walhamdulillah, ternyata aku benar-benar lulus. Peringkat 1 untuk penerimaan guru  Matematika SMP. Sekatika bapak dan ibuku langsung sujud syukur, kami bertiga menangis sambil berpelukan, Angga menggendong Hamza di pundaknya.

"ha ha ha ponakan oom jadi anak guru" kata Angga setengah berteriak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun