Sukma dan kedua orangtuanya masih terbius suasana. Mereka tidak menyangka bahwa Mbok Minah dan Pak sadikin terus mengikuti kemanapun mereka pergi. Bagi Sukma, kedua orang ini adalah mahluk jahat yang telah membunuh kedua orangtuanya. Dan sekarang Pak Sadikin meminta sesuatu yang tidak dipahaminya.
"Apa yang harus kami penuhi?" Sebuah pertanyaan hadir ke dalam hati Sukma.
"Hei....Kalian dengar tidak?!" Suara Pak Sadikin kembali mengejutkan.
"Sukma!" Bentak Pak Sadikin
"Kamu hapus semua namaku dan nama Mbok Minah dari novel terkutukmu ini.!"
Sukma terkejut.
Pak Danang dan Savitri saling menatap.Â
"SEKARAAAAAANGG JUGAAAA!" Teriak suara Pak sadikin membahana sambil melemparkan sebuah naskah novel horor ke wajah Sukma.
Beruntung Sukma sempat menghindar dan naskah novel itu jatuh tepat di atas kaki Sukma.
Secepat kilat Pak Danang mengambil naskah itu dari kaki Sukma.
Kemudian bertiga mereka lari ke luar dari Rumah Sakit Jiwa tempat Sukma dirawat. Sukma sempat sekejap menoleh. Memandang bangunan Rumah Sakit yang sudah tidak berpenghuni, peninggalan zaman Belanda. Bangunannya masih kokoh, tapi beberapa jendela sudah nampak hancur. Sebagian genteng sudah hilang. Temboknyanya pun banyak yang sudah berlumut.