2 Hari yang Bermakna

Di pagi hari yang cerah ini, aku sedang berbincang bincang dengan sahabatku di dekat danau. Aku merasa senang dengan kehadirannya, sebab aku jarang bertemu dengannya. Karena ia sekolah di luar kota. Dari dulu dia selalu ceria hingga keceriannya selalu menular padaku. Aku pun memulai perbincangan di pagi ini. 

"Gimana rasanya tinggal di luar kota?" Tanya ku. 

"Gimana ya? Hmm"sambil berfikir. "Biasa biasa aja sih. Tapi kamu mau gak dengerin aku cerita tentang pengalamanku di sekolah?" Tanyanya dengan antusias. 

"Boleh." Sahutku. 

Akhirnya dia memulai cerita tentang pengalaman disekolahnya. Dia bercerita dengan antusias dan tak lupa juga dengan candaan khasnya. Aku pun tertawa dengan ceritanya. Lama kami berbincang bincang di dekat danau itu. Mulai dari hal hal yang penting sampai hal hal yang sepele pun dijadikan bahan untuk mengobrol. Sehingga kami pun tertawa bersama. Karena cuaca semakin panas, kami memutuskan untuk pulang ke rumah masing masing. Sebelum pulang, kami memutuskan untuk berfoto terlebih dahulu. Entah mengapa aku merasakan momen ini harus diabadikan dengan berfoto. 

***

Pukul 5 pagi, dia sudah berada di rumahku. Dia mengajakku untuk lari pagi. Aku pun menyetujuinya. Akhirnya kami pun lari pagi di hari ke 2 pertemuan kami. Setelah sampai di taman, kami memutuskan untuk beristirahat. Kami membeli minuman dan juga camilan disana. Kami memilih duduk dibawah pohon sambil meminum minuman yang kami beli. Karena menunggu tenaganya pulih, kami mulai bercerita tentang masa lalu. 

Ketika mengingat masa lalu, orang orang selalu menganggap kami ini anak kembar. Karena ke mana mana selalu bersama. Mengingat hal itu kami pun tertawa bersama. Setelah lama bercerita kesana kemari akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke rumah. Sebelum pulang dia berkata kepadaku. 

"Besok aku harus kembali ke sekolah karena ada acara mendadak." Katanya. 

"Jadi kamu di rumah hanya 2 hari?" Tanya ku. 

"Ya." Jawabnya. 

"Ya udah kita foto dulu yuk!" Ajakku.

"Oke. Yang banyak ya? Karena mungkin ini pertemuan terakhir kita." Sahutnya. 

"Kok pertemuan terakhir? Emangnya kamu gak mau pulang ke sini lagi?" Jawabku. 

"Bukan gitu. Maksudku ini pertemuan terakhir kita sebelum aku berangkat besok." Jawabnya. 

"Oh gitu." Sambil mengangguk anggukkan kepala "Ku kira kamu gak mau pulang kesini lagi?" Jawabku. 

Dia pun membalas dengan tersenyum. Akhirnya kami foto foto terlebih dahulu. Selesai dengan fotonya, kami langsung pulang karena hari semakin panas.

***

Ke esokan harinya, aku sudah berada di rumah sahabatku. Di sini aku hanya menatapnya dengan sedih karena hanya 2 hari yang bisa kami gunakan waktu untuk bersama. Setelah selesai di rumah sahabatku, aku langsung bergegas untuk pulang. 

Malam harinya alangkah terkejutnya aku di beri kabar oleh ibu sahabatku bahwa sahabatku telah tiada. Di sini aku sangat terkejut. Aku dan keluargaku pun bergegas untuk ke rumah sahabatku dan menanyakan berita tersebut. Ketika aku tiba di rumah sahabatku, orang orang sudah ramai mengunjungi rumahnya. Aku pun menemui ibu sahabatku. 

"Kenapa ini bisa terjadi tante?" Tanya ku. 

"Tante juga gak tahu? Tiba tiba aja tante di beritahu bahwa anak tante meninggal karena kecelakaan." Sahutnya dengan perasaan sedih. 

Di sini aku langsung menangis di depan ibu sahabatku. Aku tidak percaya bahwa sahabatku akan meninggalkankan ku untuk selamanya. Aku mengingat kembali kejadian 2 hari yang lalu. Dimana kami bercanda bersama, foto bersama, dan lain lain. Aku mengingat kembali perkataan nya "karena mungkin ini pertemuan terakhir kita" Aku sangat sedih ketika mengingat itu. "Apakah dia sudah merasa bahwa dia akan meninggalkan kami untuk selamanya?" Batinku. 

Kematian memang tidak terduga. Kapan, dimana, dan bagaimana kita tidak tahu. Ketika kita meminta ini ternyata Allah berkehendak lain. Itu memang sudah menjadi takdirnya. Kita sebagai manusia hanya bisa pasrah dan mendoakan orang yang sudah meninggal. Dan juga menunggu kapan kematian itu akan datang.