: Sapardi Djoko Damono
di tengah hutan yang sedang kelabu
seekor burung kecil kedinginan bertengger sejak pagi
tertunduk menyimpan parau
dalam kicau yang tak mampu membendung pilu
di kakinya dahan bebungaan pohon tersedu
mengeja kembali bait-bait puisiÂ
yang pernah melukis pelangi
pada langit-langit musim yang biru
nanti, setiap kali akarnya kering oleh waktu
lembar demi lembar dedaunan akan luruh
menyuarakan apa saja
yang tak bisa kau dengar dari hatimu
di antara semua yang akan kita kenang
puisi menjadi rindu paling abadi
yang tak ingin dilepaskannya lagi
kini dan nanti
/Polewali Mandar, 2020
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!