Kami diantar ke ruangan tempat kami bisa beristirahat. Pengungsian ini merupakan bekas gedung sekolah.
Di sebelah ruangan kami, kulihat seorang ayah menggendong anak perempuannya  yang sepertinya telah syahid. Ia menangis. Orang-orang mengerumuninya untuk membantu mengurus jenazah anaknya.
Air mataku berlinang melihatnya. Dalam hatiku, aku kembali menjerit. A’touna et tufoole (beri kami masa kecil), a’touna et tufoole (beri kami masa kecil), a’ touna et tufoole (beri kami masa kecil). A’ touna, a’touna. A’touna es salaam (beri kami, beri kami, beri kami kedamaian).
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!