Mohon tunggu...
rita haryanti
rita haryanti Mohon Tunggu... Dokter - Penulis adalah seorang ibu rumah tangga dan bekerja sebagai dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (SpKFR) di sebuah rumah sakit di Bekasi.

Penulis adalah ibu rumah tangga yang bekerja sebagai dokter dan senang dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rasa Hati

19 Mei 2023   09:46 Diperbarui: 24 Mei 2023   06:12 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Kalian harus konsultasi ke psikolog atau konsultan parenting.”

“Aku sudah pernah, tetapi sang konsultan meminta kami datang berdua. Mas Didy merasa tidak perlu, kata Mas Didy hanya membuka aib saja,” kata Winda.

Winda merasa sangat lelah lahir batin dan merasa tidak dihargai. Ia yang menjadi tulang punggung keluarga. Ia pula yang harus membereskan rumah, memasak, dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya sepulang kerja. Saat malam badannya terasa letih.

Hari itu Didy pulang cukup larut. Winda sedang menyiapkan bahan pengajaran untuk esok ketika suara klakson motor tanpa henti mengagetkannya. Tergopoh-gopoh ia membuka pintu pagar.

Bentakan Didy membuat jantungnya makin berdebar.

Didy marah karena menurutnya Winda tidak cukup cepat membuka pintu. Makian nama binatang pun keluar dari mulut Didy. Meskipun Winda sudah sering mendapat makian, tetap saja hal itu membuatnya menangis. Rasanya ia ingin berteriak membalas tetapi ia malu pada tetangga yang akan mendengar di malam yang hening.

Aah! tidakkah suaminya mengerti bahwa makian membuat jiwa raga Winda melemah? seakan enerjinya tertarik oleh makian itu. Ia mungkin akan kuat bila yang memarahi adalah orang lain, kepala sekolah misalnya. Namun makian seorang suami membuat Winda seolah terpuruk ke bibir jurang.

Ia tidak berharap suaminya membantu pekerjaan rumah. Winda juga ikhlas bila uangnya yang terpakai untuk kebutuhan keluarga lebih besar dari Didy. Yang ia harapkan hanya sedikit ucapan manis lemah lembut dari bibir suaminya. Ucapan terima kasih misalnya, atau pelukan hangat yang  akan menguatkan hati Winda.

Tidakkah suaminya mengerti bahwa kekuatan seorang istri terletak pada cara suami memperlakukannya? Jika diperlakukan dengan baik seorang istri akan kuat, bila diperlakukan buruk jiwa raganya akan melemah.

Malam itu Winda lama bersimpuh di atas sajadah. Ia mengadukan semua perasaannya pada sang Ilahi.

Winda merasa tidak tahan lagi. Ia ingin berpisah dari suaminya. Untuk menguatkan hati ia pun salat istikharah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun