Mohon tunggu...
A Rita
A Rita Mohon Tunggu... -

Seorang sekretaris yang nggak seksi,\r\ningin nampang dan terkenal tapi minder,\r\ningin tenar tapi nggak lovable enough,\r\nseorang pemimpi sejati yang terus mencari jalan untuk meraih mimpinya,\r\n\r\ndan seorang Putri yang menginginkan cinta sejati,\r\n\r\nsekaligus spesialis cerita sedih dan mellow\r\n\r\nread my stories in\r\nkaryacinta-rita.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] Di Penghujung Senja #1

30 Mei 2015   13:41 Diperbarui: 9 November 2015   17:20 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

“Aku sudah tidur?" tanya dr. Nira, sesaat mengabaikan gurat merah di mata Nazia yang berlinang.

Nazia mengangguk dengan cepat, sambil menjauh dari pintu.

“Aku tahu berat rasanya menghadapi saat-saat yang seperti ini," kata sang dokter. "Namun begitu, tidak ada salahnya bagi kita untuk memberi Aku semangat. Itu akan menjadi lebih dari obat-obatan mana pun, Uni”

“Aku tahu… karena itu aku tidak ingin Aku melihat aku menangis,"  jelasnya.

“Oh ya, Uni, kebetulan kita bertemu…ingin memberitahu sesuatu," kata dr. Nira, sekarang ada kesedihan di wajahnya. "Aku sudah merekomendasikan Aku untuk dipindahkan ke rumah sakit di Jakarta. Di sana ia akan mendapatkan perawatan yang jauh lebih baik. Peralatan dan fasilitasnya lebih lengkap. Aku juga sudah menghubungi rekan aku di sana. Dia akan membantu…”

Nazia tampak kaget. Terbayang olehnya, tidak aka nada dokter yang baik seperti dr. Nira yang sangat memperhatikan Aku seperti adiknya sendiri. Bahkan Nazia sendiri sebagai kakak tidak sebegitu perhatiannya pada Aku.  “Jakarta?”

“Uni jangan khawatir.," jelas dr. Nira. "Rekan aku itu punya reputasi yang bagus di Jakarta dan aku rasa akan lebih baik bagi Aku ditangani olehnya”

Tapi, belum tentu ia bisa seperti dr. Nira. Apalagi jika dokter itu seorang lelaki.

“Baiklah," Nazia mengangguk. "Tapi, apa Aku mau dipindahkan? Dia saja pulang dari Jakarta karena tidak mau mati di negeri orang, kalau kembali ke sana… apa dia akan setuju?”

Dr. nira pun terdiam. “Aku juga bingung, Uni…," katanya. "Dua tahun, aku bertahan itu saja sudah keajaiban. Dia tak mau diperlakukan seperti orang sakit…”

Nazia ikut diam, lalu menarik nafas. "Mungkin kita bisa membicarakanya esok hari, dr. Nira. Aku harus segera pulang," jelasnya. "Lusa, suami dan anak-anak aku akan kembali ke Ubud. Liburannya sudah selesai jadi mereka harus ke sekolah…”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun