Mohon tunggu...
A Rita
A Rita Mohon Tunggu... -

Seorang sekretaris yang nggak seksi,\r\ningin nampang dan terkenal tapi minder,\r\ningin tenar tapi nggak lovable enough,\r\nseorang pemimpi sejati yang terus mencari jalan untuk meraih mimpinya,\r\n\r\ndan seorang Putri yang menginginkan cinta sejati,\r\n\r\nsekaligus spesialis cerita sedih dan mellow\r\n\r\nread my stories in\r\nkaryacinta-rita.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] Di Penghujung Senja #1

30 Mei 2015   13:41 Diperbarui: 9 November 2015   17:20 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Aku mengangguk, sambil bersiap meninggalkan bangsal itu, kembali ke tempatnya. Yaitu sebuah ruang kecil yang hanya punya satu tempat tidur di mana hanya ada dirinya seorang.

“Jadi kamu sama sekali tidak pernah memikirkan kelanjutannya?" dr. Nira yang mengantar masih bertanya juga.

Aku menggeleng. Ia hanya tersenyum dari tempat tidurnya. Baginya cerita itu hanya sebuah cerita. Segala hal di dunia ini memiliki akhir, begitu juga dengan sebuah kehidupan yang menopang keseluruhan cerita.

“Menurut aku bagaimana kalau mereka bereinkarnasi kembali?" dokter  wanita itu bertanya lagi.

Aku terkekeh, sambil menggeleng. "Reinkarnasi itu tidak ada," kata Aku, tapi… setahunya hanya orang Tionghwa mempercayai adanya kehidupan kembali setelah mati.

Dokter itu pun tersenyum. "Paling tidak reinkarnasi itu ada di dalam dongeng bukan?" katanya, terlihat agar Aku melanjutkan dongengnya. "Seperti keajaiban yang kamu baca di dalam buku dan dalam cerita yang pernah kamu buat”

Aku kembali tertawa, tapi terdengar getir. Ia memandang dokter itu dengan sedih. "Tapi, betapapun itu nyata bagi aku, itu hanya sebuah tulisan di atas kertas," jelasnya.

Dokter itu hanya menatap, sebelum ia menghembuskan nafas lalu mengangguk. “Tapi, bicara tentang  reinkarnasi…kalau seandainya itu ada…kamu ingin dilahirkan kembali menjadi apa?" dia bertanya tiba-tiba dan tak khayal membuat Aku kembali berpikir.

 “Kupu-kupu," jawabnya, kemudian.

“Apa?" sang dokter terlihat tidak percaya dengan jawabannya. "Kamu tidak ingin menjadi manusia lagi? Atau disatukan dengan orang yang sangat kamu cintai di kehidupan mendatang?”

Aku menggeleng. "Kupu-kupu mempunyai siklus kehidupan yang singkat," jelasku. "Dalam satu masa hidup dia mengalami beberapa fase perubahan yang berbeda…, seperti manusia bukan?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun