Mohon tunggu...
Riswandi
Riswandi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menyemai Kisah, Menuai Hikmah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pembunuh Rasa

1 Juni 2013   16:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:41 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga suatu hari teman-temanku sibuk membicarakan isu bahwa Marni akan mengundurkan diri. Namun, aku menganggap itu hanyalah isu belaka. Sebab, Marni selama ini tidak pernah mengatakannya kepadaku. Aku yakin jika ia memang berniat mengundurkan diri, maka akulah orang pertama yang mengetahui dari mulutnya. Dan, aku merasa tidak perlu mengklarifikasi isu kepada Marni.

Akhir bulan Juni beberapa saat sebelum waktu pulang, Marni mendatangi meja kerjaku dengan membawa sesuatu di tangannya.

“Mas, maafin aku ya bila ada salah.”

“Maksudmu, Mar?”

“Ini hari terakhir aku kerja di sini. Aku sudah mengundurkan diri. Maaf jika selama ini aku tidak memberi tahu.”

“Jadi, isu itu benar? Mengapa Mar? Bukankah posisi dan kariermu cemerlang di sini?”

“Iya Mas, itu benar. Aku mengundurkan diri karena harus mempersiapkan pernikahanku. Dan, setelah itu aku akan ikut suamiku ke Jepang.”

“Jadi, kamu akan menikah? Kapan? Kok, kamu gak pernah cerita masalah ini ke aku?”

“Ini undangannya Mas,” ungkap Marni sembari menyodorkan undangan berwarna biru muda di tangannya. “Kuharap, Mas sebagai sahabat baikku, mau datang ke pernikahanku.”

Entah perasaan apa yang menghampiriku saat itu. Antara senang dan sedih. Aku hanya menyambut undangan yang disodorkan Marni kepadaku. Saat tak sengaja kutatap matanya, terlihat cairan bening mengembun di pelupuknya. “Marni menangis? Kenapa?” batinku.

Belum sempat aku berkata apa-apa Marni telah meninggalkanku yang masih diam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun