Riswadi: Refleksi Saya saat Dinyatakan Positif Covid-19
Umat Islam kini tengah berbahagia dengan hadirnya Tahun Baru 1442 H., beragam cara ummat Islam mengungkapkan kebahagiaan tersebut antara lain dengan Syukuran bersama di tempat Ibadah, Baca Do'a, sholat Hajat, sholat Tasbih, membaca Surah Yaasin, perlombaan dan pawai ta'aruf serta kegiatan positif lainnya.
Harapannya bahwa pada tahun ini akan menjadi lebih baik daripada tahun kemarin baik dari segi ekonomi, pendidikan, politik, dan kondisi bangsa didunia yang menghadapi pandemic Covid19 yang telah memporakporandakan seluruh segi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tahun baru juga merupakan refleksi manusia sebagai Hamba (abdun) dan wakil Alloh dimuka bumi (kholifatullah fil ard).
Sebagai hamba, tentu seberapa besar penghambaan kita dalam menyembah Alloh swt. Dari sisi jumlah dan kualitas ibadah kita. Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku  atau menyembah-Ku.
Tidak ada salahnya apabila momentum tahun baru ini untuk muhasabah diri yaitu menghitung kedirian kita atau introspeksi atas apa yang kita lakukan selama satu tahun, sehingga dapat menjadi pijakan kita dalam melangkah di tahun berikutnya.
Dalam rangka hal tersebut, kiranya kita perlu mengingat pesan Sayyidina Ali karamallahu wajhah, sebagaimana termaktub dalam kita Nashaihul Ibad karya Ibnu Hajar al-Asqalani:
"Jadilah manusia yang paling baik disisi Alloh, dan jadilah manusia yang paling jelek dalam pandangan dirimu, serta jadilah manusia biasa dihadapan orang lain."
Pesan ini memberikan arahan yang sangat luar biasa kepada kita sebagai ummat Islam demi memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.Â
Pertama, kita diharapkan terus meningkatkan ketakwaan dan amal kebaikan di hadapan Alloh SWT. Menjalankan perintah-Nya dan sedapat mungkin menjauhi apa yang menjadi larangan Alloh SWT. Sehingga kita menjadi manusia yang baik disisi-Nya.
Kedua, kita harus merasa kurang atas amal kebaikan yang kita lakukan dengan terus merasa kita jelek. Hal ini bukan berarti merendahkan diri, namun untuk menjauhkan sikap ujub (sombong), riya (pamer), dan sum'ah (mengharap pujian orang lain).
Ketiga, kita harus menundukkan diri kita dihadapan orang lain dengan tidak merasa lebih baik. Mungkin banyak diantara kita melihat orang lain, merasa dirinya lebih baik, lebih mulia, lebih hebat, lebih dari segala-galanya.
Sebagai Kholifatullah Fil Ard, manusia sebelum dilahirkan didunia ini telah berjanji kepada Alloh SWT. bahwa akan setia dan taat untuk melaksanakan perintah-Nya. Posisinya sebagai wakil Alloh dimuka bumi tentunya harus menebarkan kebaikan, keselamatan, kemaslahatan sebagaimana yang dikehendaki oleh Alloh swt.
Hidupnya manusia jika hidup hatinya, hidupnya hati dengan iman, hidupnya iman dengan taqwa. Guna mencapai ketaqwaan harus dengan ilmu terhadap perintah dan larangan-Nya. Manusia diperintahkan untuk masuk agama Alloh secara kaffah (menyeluruh).
Dalam kehidupan ummat muslim Alloh sudah mengatur berkaitan ibadah dan muamalah dengan manusia maupun dengan mahkluq lainnya dengan tujuan untuk kemaslahatan kehidupan di dunia dan akhirat.
Oleh karena itu manusia diberikan akal untuk berpikir (tafakkur), sehingga dapat menjadikannya kaya akan ilmu dalam mengelola kemakmuran di bumi. Yang dimaksud manusia sebagai kholifah adalah bahwa manusia merupakan makhluk yang ditakdirkan Alloh swt sebagai pemimpin di bumi.
Pemimpin di sini bukan sebagai penguasa namun lebih kepada mengusahakan dan mengelola kemakmuran di bumi agar bisa dinikmati semua makhluk. Mengenai tugas manusia sebagai Kholifah di bumi disebutkan dalam Al-Qur'an antara lain: Q.S. Al An'am ayat 165, Q.S. Shad ayat 26 dan Q.S. Al Fathir ayat 39.
STATUS BARU DINYATAKAN POSITIF COVID-19
Selasa malam Rabu, Sekira pukul 21.30 wita, Â saya bersama anak kedua saya yang berumur 4.5 tahun dan Istri dalam kamar sedang bercengkerama sambil menunggu mata terpejam, sambil ngobrol "ngalor ngidul" tahu-tahu Hand Phone saya berbunyi dan nomor yang tidak saya kenal kemudian saya angkat.Â
"assalamualiaikum bapak, apa betul bapak Riswadi ?, Tanya mbaknya kepada saya." "Ya betul mbak, maaf ini siapa ya...? Tanya saya kepada mbaknya."Â
Kemudian mbaknya menjelaskan bahwa beliau petugas kesehatan yang ditugaskan untuk menginformasikan status saya. "berdasarkan hasil swab bapak pada tanggal 16 Agustus 2020 bahwa bapak dinyatakan positif covid19." Jelas mbaknya yang belum saya Tanya namanya.
Mendengar penjelasan tersebut saya kaget, nangis, stress, gemeter, dan seperti tidak percaya. Istri saya juga mengalami hal yang sama sehingga dikamar kita panik dan keringat dingin keluar saat mendengar penjelasan yang menyatakan bahwa saya mendapat STATUS POSITIF COVID-19 menjelang tidur di TAHUN BARU ISLAM 1442 H.
Saya hanya pasrah dan menerima saran dari petugas kesehatan yang menghubungi saya untuk berpisah kamar dengan keluarga, kemudian dijelaskan bagaimana isolasi mandiri di rumah sesuai protocol dari Dinas Kesehatan Kutai Kartanagera yang dikirim via whatshapp.
Malam itu, saya tidak bisa tidur karena stress dan mikirin seperti apa kondisi saya apakah masih bisa bertahan hidup dan bagaimana kondisi anak dan istri saya, apakah tertular juga. Dan untungnya anak pertama saya masih di Pondok Pesantren Al Banjari Balikpapan sejak 3 bulan yang lalu pasca liburan saya antar masuk pondok.
Sebelum merasakan sakit yang parah, pada hari Sabtu saya bersama istri dan anak undangan di tempat Pegawai Puskesmas Loa Janan di Dekat Pondok Pesantren Al Muhajirin Loa Janan km 2. Yang menikahkan anaknya, dan di hari Minggu malam Senin membelikan sandal dan sepatu di Big Mall Samarinda, namun saya tidak bisa memastikan apakah terinfeksinya saat di ATM, diminimarket, di Kampus, atau di Mall. Wallohu a'lam.
Aneh sebenarnya yang sakit duluan itu adalah istri saya yang mengeluh demam, meriang dan sakit tenggorokan dan flu, setelah seminggu sembuh nggak ada keluhan, dua hari kemudian saya menyusul demam tinggi dan menggigil dimulai hari Senin, 10 Agustus 2020.
Alhamdulillah dengan minum paracetamol demam itu turun sehingga masih bisa beraktifitas seperti biasa di Kampus IAIN Samarinda. Kemudian hari Selasa saya masuk kerja seperti biasa, kemudian demam lagi seperti flu dan sedikit sakit tenggorokan untuk menelan makanan, saya anggap biasa karena mungkin sedang flu.
Maka saya konsumsi obat penurun demam merasa bugar lagi sehingga hari Rabu mengikuti program Kampus IAIN Samarinda khususnya Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) dalam menyongsong dan menyambut tim visitasi alih status UIN Samarinda dari KemenPAN RB, mengadakan gotong royong bersih-bersih kampus.
Dan sempat 2.5 jam saya bersih-bersih badan saya merasa demam lagi sehingga minum obat pereda demam. Dan saat itu sempat bercengkerama dengan Dekan dan Wakil Dekan serta pegawai FTIK IAIN Samarinda.
Kemudian dimalam kamis saya meriang, menggigil, demam tinggi sampai 39 derajat celcius. Sehingga hari kamis saya memutuskan untuk ijin Work From Home (WFH) atau Kerja dari rumah dan kebetulan diijinkan oleh pimpinan.
Hari Jum'at, saya merasa bugar karena setelah mengonsumsi pereda Demam sehingga dapat mengikuti Senam Pagi di Kampus IAIN Samarinda dengan harapan dapat sehat dan bugar setelah berolah raga. Tidak ada keluhan apapun saat mengikuti senam selama 45 menit.
Dan setelah senam bercengkerama dengan wakil Rektor I dan III serta Dekan Syariah. Kebiasaan setelah senam menjadi ajang silaturrahim untuk berdiskusi dan membahas hal-hal yang sepele dan bermakna.
Setelah selesai dari lapangan saya mengambil berkas di Mobil untuk diantarkan ke Bagian Kepegawaian Rektorat IAIN Samarinda namun Kasubbag Kepegawaian nggak ada ditempat, dan keluar dari ruangan saya disamperin dengan Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan (AUK) Bapak Drs. Saifi Djamri, M.Pd. yang merupakan pimpinan saya saat masih menjadi Penyuluh Agama Islam beliau Kakanwil Kemenag Kaltim dan Beliau yang memindahkan saya dari Pulau Sebatik Perbatasan Indonesia Malaysia ke KUA Kec. Loa Janan.
Jasa beliau yang tidak pernah saya lupakan dalam hidup saya . di saat saya ngobrol dengan pak Karo beberapa menit unsur pimpinan yang lain datang seperti Wakil Rektor I, II dan III untuk membahas persiapan Upacara 17 Agustus 2020 HUT RI ke 75 di Kampus IAIN Samarinda, maka saya izin undur diri untuk menuju ruang FTIK.
Setelah bekerja beberapa waktu badan saya terasa demam  lagi, sehingga saya pulang agak cepat sekiranya jam 11.30 wita karena saya mendapat jadwal Khutbah di Masjid Al Hidayah Purwajaya, walaupun sebenarnya 2 hari sebelumnya sudah izin nggak bisa karena meriang tetapi tetap diminta oleh pengurus untuk menyampaikan khutbah, maka saya dengan Bismillah melaksanakan amanah pengurus masjid.Â
Dipertengahan khutbah saya merasa keringatan yang banyak sekali karena usai minum obat pereda demam dan ada sesuatu masalah di lidah saya dan penciuman saya yang kurang biasa berfungsi dengan baik. Alhamdulillah saya dapat menuntaskan amanah menjadi khotib dan imam pada sholat jum'at tanggal 14 Agustus 2020.
Setelah pulang saya berpikir untuk periksa ke Dokter dan menuju Rumah Sakit Hermina Samarinda sendirian dan kebetulan di Rumah Sakit bertemu dengan salah satu Dosen IAIN Samarinda yang mengambil hasil Rapid Test, karena saat itu dokter spesialis sudah tutup maka saya diarahkan untuk dokter IGD, maka saya nurut dan diminta untuk cek darah dengan hasil Trombosit turun 159.000 dan leukosit, hematocrit, hemoglobin semua baik. Sehingga dokter memberikan obat untuk menaikan trombosit dan pereda nyeri dan demam. Saat itu saya juga minta kepada dokter untuk Rapid Covid-19 ternyata saran dokter tidak perlu karena hasilnya tidak mengindikasikan ada gejala virus.
Hari itu saya diminta untuk rawat jalan dan diminta besok kembali lagi periksa dengan rujukan ke laboratorium kembali dengan specimen yang sama, dan saya pulang dengan membawa obat dan merasa badan demam dan meriang. Sesampainya dirumah, saya menggigil dan demam tinggi, sehingga minum obat yang diberikan oleh dokter dan paginya bugar kembali.
Pada Hari Sabtu saya memenuhi undangan di tempat Pengurus MWC NU Loa Janan yang menikahkan putranya di Desa Loa Duri Ilir dengan menggunakan protocol kesehatan, namun saat itu diajak salaman dengan tuan rumah maka saya mengulurkan tangan saya, dan saya langsung pulang ke rumah karena sore mau ke Rumah Sakit Hermina kembali.Â
Tepat pukul 15.00 wita saya berangkat ke Rumah Sakit untuk periksa kembali, dan hasilnya masih turun trombositnya menjadi 130.000 dan yang lainnya bagus, dokter curiga dan mendiagnosa penyakit saya adalah Demam Dengue (gejala Demam Berdarah), disarankan untuk minum yang banyak dan diminta control kembali dihari minggunya.
Sepulang dari Rumah Sakit saya masih meriang dan menggigil badan, kemudian saya inisiatif menghubungi Tim Covid-19 Kecamatan Loa Janan untuk mengikuti Swab, dan Alhamdulillah direspon oleh Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Loa Janan dr. Haryo, dan beliau menyarankan untuk mengikuti Swab di RT 28 Jl. Karet Desa Loa Janan Ulu, dan tepat pada pukul 10.30 wita saya di ambil sampel untuk diperiksakan di laboratorium PCR di Tenggarong.
Kemudian hari minggu Sore saya bersama istri dan anak bersama-sama ke RS. Hermina untuk periksa kembali karena anak ada keluhan Infeksi Saluran Kencing dan Istri kepala Pusing, namun sebelum sampai RS. Hermina saya mampir di Apotek Kimia Farma di Dekat Pertigaan sebelum Gedung DPRD Provinsi Kaltim, untuk membeli obat maag, karena keluhan istri saya masih pusing sudah beberapa hari setelah berobat di mantra maupun di Dokter RS Hermina, sehingga pada hari minggu itu yang berobat adalah saya dan anak saya yang kedua.
Saat di RS badan saya nggak karuan rasanya, menggigil dan demam tinggi, hanya saja diminta untuk rawat jalan dan diberikan obat untuk menaikan trombosit dan Sanmol untuk pereda demam, setelah itu dokter meminta untuk 3 hari lagi periksa ke RS kembali. Saya mengikuti saran dari Dokter dan saya sampaikan bahwa pagi tadi saya sudah swab dan hasilnya belum keluar.
Hari Senin, tepatnya tanggal 17 Agustus 2020 saya memutuskan untuk tidak mengikuti Upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI di Kampus karena kondisi badan masih kurang sehat, sehingga saya baring dan istirahat dirumah, namun di pagi harinya ada seorang tamu dari Guru SMAN 1 Loa Janan selaku pengurus Masjid Al Hidayah. Setelah tamu pulang, saya kembali untuk beristirahat.
Hari Selasa, saya merasa sehat dan bugar karena sudah minum obat dan tidak seperti hari-hari biasanya yang mengeluh demam, sehingga aktifitas hari selasa saya memutuskan untuk tetap di rumah karena sambil menunggu hasil swab dan saya izin kepada pimpinan untuk WFH. Alhamdulillah diizinkan.
Aktifitas saya bersama keluarga seperti biasa bersih-bersih rumah, nyuapin anak, dan baca buku maupun baca wa serta memutar video di youtube. Namun kebahagiaan tahun baru Islam itu pecah dan hampa saat mendengar kabar bahwa saya positif Covid-19.Â
Padahal kami berencana untuk menengok anak di Pondok Pesantren Al Banjari, sehingga batal semua dan harus menghadapi kenyataan yang pahit ini.
Tahun baru bukannya kebahagiaan yang di dapat tetapi musibah atau ujian yang berat bagi saya, namun saya kemudian bangkit dan kembali untuk mengembalikan  semua ini adalah kehendak-Nya. Sehingga saya merasa bersyukur bahwa ditetapkannya disaat saya sudah merasa sehat dan bugar. Walaupun kadang merasa was-was karena manusiawi mendengar kabar dari pemberiataan covid-19 di media yang luar biasa mengerikan.
Disaat Isolasi Mandiri saya merasakan bahwa nikmat sehat begitu berharganya untuk kita semua, disamping Nikmat Iman, Islam dan Nikmat Kehidupan yang lainnya serta Nikmat Kemerdekaan RI yang baru saja kita peringati, oleh karena itu Jadilah manusia yang pandai bersyukur terhadap nikmat Alloh SWT dengan cara Syukur Bil Qolbi, Syukur Billisan dan Syukur Bil Arkan.
Agar kita dapat merasakan bahwa kanikmatan yang diberikan oleh Alloh ketika kita syukuri akan diberikan tambahan nikmat yang lebih. Dan itu sudah diperingatkan oleh Alloh swt dalam Al Qur'an surah Ibrahim ayat 6-8:
F Â * Â Â
6. dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia menyelamatkan kamu dari (Fir'aun dan) pengikut-pengikutnya, mereka menyiksa kamu dengan siksa yang pedih, mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu, membiarkan hidup anak-anak perempuanmu; dan pada yang demikian itu ada cobaan yang besar dari Tuhanmu".
7. dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
8. dan Musa berkata: "Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah) Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya[782] lagi Maha Terpuji".
Demikian catatan kecil saya saat menjalani isolasi mandiri di Rumah, mudah-mudahan dapat bermanfaat pada Jum'at hari ini, dan saya berpesan kepada semua teman-teman dan keluarga agar selalu menjaga kesehatan dan mensyukuri nikmat Alloh swt. Dan tetap menjaga protocol kesehatan di era kenormalan baru ini, bahwa virus covid-19 ini memang benar adanya dan jangan sepelekan karena tidak memilih siapa yang akan di jangkiti.
Biarlah Status Baru Saya di Tahun Baru ini menjadi orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 namun saya tetap bersyukur untuk meningkatkan kembali keimanan dan ketaqwaan saya terhadap Alloh SWT dan merefleksikan diri saya selama ini tentang dosa-dosa yang pernah saya lakukan demi menuju insan kamil. Amin yaa robbal alamin.
Terima Kasih dan Mohon Doanya Sahabat Semua. Riswadi K. Asrori.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H