Dalam tulisan saya sebelumnya dengan judul "Jaga Iman, Imun, Aman dan Amin di Era New Normal Pandemi Covid-19" Â telah dijelaskan kiat agar kita terhindar dari Covid-19.Â
Maka dalam tulisan ini merupakan perlakuan terhadap aspek lahiriah dan bathiniyah seseorang yang menjalani isolasi mandiri saat terpapar virus covid-19.Â
Sebab seseorang yang telah dinyatakan positif covid-19 dengan gejala ringan dan sedang diharapkan untuk menjalani isolasi selama 14 hari dirumah masing-masing, dan apabila dengan gejala berat maka akan dirujuk ke fasilitas kesehatan atau ruang isolasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah.
"Imin" merupakan istilah yang dapat di tafsirkan dengan tubuh, ruh, pikiran, hati atau organ tubuh yang sangat vital. Saat menjalani isolasi mandiri diharapkan seseorang untuk melepaskan pikiran dari kesibukan pekerjaan yang biasanya dilakukan.Â
Namun saat menjalani isolasi diharapkan seseorang harus secara optimal untuk memanfaatkan waktu yang sebaik-baiknya untuk melawan virus covid-19 yang memiliki masa inkubasi 10 -- 14 hari;
Biasanya virus dan bakteri atau penyakit lainnya akan menyerang seseorang apabila imunnya rendah, maka bagaimana kiat agar imun itu menjadi kuat dengan cara memanjakan imin untuk melawan ancaman penyakit yang akan menyerang kita.Â
Terkadang kalau kita sudah memiliki kesibukan yang padat, imin tidak terlalu diperhatikan asupan gizi, istirahat yang cukup dan justru diporsir untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.Â
Oleh karena itu penting bagi kita untuk menjaga keseimbangan antara imin, imun dan iman dalam rangka untuk mengoptimalkan ibadah yang memerlukan kesehatan lahir maupun bathin).
Kesehatan lahir dan bathin dapat terpenuhi apabila kita dapat memanjakan "imin" dengan perlakuan yang sangat istimewa. Sebab keseimbangan dalam memperlakukan imin, iman, dan imun akan memiliki dampak yang luar biasa dalam melaksanakan amanah sebagai abdun dan kholifatul fil ard. Bagaimana kiat untuk memanjakan imin agar memiliki dampak yang signifikan dalam penyembuhan dari Covid-19 antara lain:
Pertama, Olah Pikir, Olah Hati dan Olah Iman, Â Saat menjalani isolasi mandiri kita dituntut untuk membebaskan pikiran-pikiran yang membuat stress ataupun panik, karena akan berpengaruh terhadap sistem kekebalan tubuh kita.Â
Maka dalam masa isolasi mandiri pikiran kita harus berpikir positif, jangan su'udzon, kepasrahan terhadap Alloh swt terkait dengan ujian yang diberikan, mengingat hal-hal yang menyenangkan, meningkatkan rasa syukur kita kepada Alloh swt bahwa nikmat yang diberikan sudah terlalu banyak terkadang kita lupa untuk mensyukurinya.Â
Hati juga harus diupayakan untuk riang gembira, jangan bersedih dan jangan berkecil hati, kita harus yakin bahwa penyakit pasti akan sembuh dan ada obatnya sebagaimana Hadits Rasulullah dari Abu Hurairah r.a.. " Apabila Alloh swt menurunkan penyakit, Dia pasti menurunkan obatnya." (HR. Bukhari).Â
Dan yang terpenting juga harus mengikuti protokol isolasi mandiri yang diberikan oleh Gugus Tugas Covid-19 yang diberikan serta mengikuti panduan yang diberikan oleh dokter pendamping.Â
Dalam mengelola keimanan kita dituntut terus untuk memperbaharui keimanan kita agar selalu kuat dan tangguh dengan membaca laa ilaaha illalloh. Jaddidu Iimaanakum Bi Qouli Laa Ilaaha Illalloh (perbaharuilah keimanan kamu dengan membaca Laa Ilaaha Illalloh). Di hadits yang lain Rasululloh SAW. Bersabda "Berpikir sesaat lebih baik daripada beribadah setahun."Â
Demikian dalam tafsir Abul-Laits, maka seyognyanya bagi orang yang berakal segera bertaubat atas dosa yang telah lalu dan memikirkan akan bekal untuk mencapai keselamatan di akhirat. Sabar menahan nafsu dan tidak memperturutkan keinginan syahwat.
Kedua, Olah Kata (Lisan) dan Olah Jiwa/Ruhani. Saat isolasi kita harus memiliki jadwal yang sudah tersusun dengan baik, agar waktu kita dapat termanfaatkan dengan baik. Sebaiknya pada saat sakit dan sulit, menjadi momentum untuk mendekatkan diri kepada Alloh swt. Dizikir setiap saat, mengetuk pintu langit dengan do'a, sholat maktubah dan sholat sunnah, membaca al Qur'an dan membaca sholawat yang dianjurkan oleh ulama salafussholih.Â
Biasanya apabila kita sehat dan banyak kesibukan, terkadang kita lupa bahkan abai terhadap ritual-ritual yang sebenarnya itu menjadi penguat secara bathiniyah untuk keselamatan dan kesehatan keluarga. sejatinya ruh itu memerlukan makanan seperti tubuh, makanan ruh antara lain dari dzikir, amalan kebaikan, do'a, sholat maktubah dan sunnah, membaca al qur'an dan ibadah lainnya yang akan menimbulkan ketenangan bathin sehingga dapat berpengaruh secara signifikan terhadap kekuatan imun dan iman kita. Sebagaimana dalam Al-Qur'an Surah Al Isra' ayat 82:
82. dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.
Dan dalam hadits Rasulullah SAW. Bersabda, "Bagi kalian diberikan dua obat (penawar kesembuhan); 'Madu dan Al-Qur'an'. Sebaik-baik obat adalah Al-Qur'an." HR. Ibnu Majah.
Ketiga, Olah Raga. Dalam menjalani isolasi kita juga dituntut untuk olah raga yang teratur sehingga dapat mengeluarkan keringat, berjemur di bawah terik matahari dan aktifitas fisik lainnya yang akan dapat membakar kalori dan memperlancar sirkulasi darah. Olah raga diperlukan paling tidak selama 30 -- 60 menit setiap pagi dan sore hari, olah raganya pun tidak ditentukan karena aktifitas harus dilakukan di rumah (didepan atau dibelakang rumah) maka bisa saja dengan treadmill, senam, bulutangkis, tenis meja, bersih-bersih rumah/halaman, dan bentuk olah raga lainnya.
Keempat, Olah Rasa. Pelajaran yang berharga saat kita menjalani isolasi mandiri adalah mengolah perasaan kita, bahwa disaat mendapatkan ujian yang sangat berat bagaimana perasaan kita untuk mengembalikan segala persoalan kepada kehendak Alloh swt dan introspeksi diri kita tentang dosa-dosa yang pernah kita lakukan.
 Disisi lain juga bagaimana kita harus memiliki perasaan yang sensitif terhadap lingkungan, teman, saudara seiman dan saudara sebangsa dan sesame manusia agar memilki kepedulian yang tinggi apabila tertimpa musibah ataupun nasib yang kurang beruntung.Â
Dalam perenungan selama 14 hari, betapa berharganya waktu, kesehatan, kesempatan, dalam mengabdikan diri kita kepada Alloh swt. Kita harus merasa bahwa kita ini lemah, kecil, hamba, makhluq, bodoh, miskin, dan tidak ada apa-apanya dihadapan Alloh swt., terbukti dengan virus yang tidak tampak oleh mata kita sudah tidak berdaya, untuk menghadapinya dan banyak korban yang sudah berjatuhan. Oleh karenanya kita harus pandai mengolah rasa agar kita tidak sombong dan merasa segala-galanya hidup didunia ini.
Kelima, Olah Gizi. Disisi lain fisik atau tubuh kita memerlukan makanan yang bergizi, jangan yang menganduk lemak jahat, fast food, junct food, serta makanan yang tidak sehat lainnya. Namun makanan yang diperlukan adalah empat sehat lima sempurna termasuk buah-buahan.Â
Konsumsi vitamin juga diperlukan agar tubuh kita mampu untuk melawan virus covid-19, antara lain vitamin yang saya konsumsi (tidak bermaksud promosi) antara lain: 4Life Transfer Faktor, Lianhua, Tolak Angin, Propolis, C-1000, Madu, Vitalong C, Imboost, Lemon, Kelapa Muda, Minyak Kayu Putih, Sarikurma dan minum yang cukup sejumlah 2 liter perhari.
Dengan kelima cara tadi paling tidak dapat termanjakan imin kita selama 14 hari, dan kalau bisa selalu dipertahankan untuk seterusnya agar terhindar dari virus covid-19 dan penyakit lainnya. Kita meyakini bahwa didalam imin yang kuat insyaalloh imun dan iman kita juga akan kuat.Â
Dengan menjaga keseimbangan kesehatan lahir dan bathin maka kita termasuk manusia yang dapat mensyukuri nikmat Alloh swt. Semoga kita dan keluarga selalu istiqomah untuk menjalankan amanah keummatan dan tetap pada jalan ketaqwaan. Amin yaa robbal alamin.
#Salam Sehat#Pakai Masker#Jaga Jarak#Cuci Tangan Pakai Sabun#
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H