Mohon tunggu...
Riswadi
Riswadi Mohon Tunggu... Lainnya - Jadilah Orang Yang Bermanfaat

Sebaik-baik Manusia Yang Bermanfaat Untuk Orang Lain, semoga Berkah Menuju Lillah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memanjakan "IMIN" Saat Menjalani Isolasi Mandiri

6 September 2020   19:27 Diperbarui: 6 September 2020   20:44 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hati juga harus diupayakan untuk riang gembira, jangan bersedih dan jangan berkecil hati, kita harus yakin bahwa penyakit pasti akan sembuh dan ada obatnya sebagaimana Hadits Rasulullah dari Abu Hurairah r.a.. " Apabila Alloh swt menurunkan penyakit, Dia pasti menurunkan obatnya." (HR. Bukhari). 

Dan yang terpenting juga harus mengikuti protokol isolasi mandiri yang diberikan oleh Gugus Tugas Covid-19 yang diberikan serta mengikuti panduan yang diberikan oleh dokter pendamping. 

Dalam mengelola keimanan kita dituntut terus untuk memperbaharui keimanan kita agar selalu kuat dan tangguh dengan membaca laa ilaaha illalloh. Jaddidu Iimaanakum Bi Qouli Laa Ilaaha Illalloh (perbaharuilah keimanan kamu dengan membaca Laa Ilaaha Illalloh). Di hadits yang lain Rasululloh SAW. Bersabda "Berpikir sesaat lebih baik daripada beribadah setahun." 

Demikian dalam tafsir Abul-Laits, maka seyognyanya bagi orang yang berakal segera bertaubat atas dosa yang telah lalu dan memikirkan akan bekal untuk mencapai keselamatan di akhirat. Sabar menahan nafsu dan tidak memperturutkan keinginan syahwat.

Kedua, Olah Kata (Lisan) dan Olah Jiwa/Ruhani. Saat isolasi kita harus memiliki jadwal yang sudah tersusun dengan baik, agar waktu kita dapat termanfaatkan dengan baik. Sebaiknya pada saat sakit dan sulit, menjadi momentum untuk mendekatkan diri kepada Alloh swt. Dizikir setiap saat, mengetuk pintu langit dengan do'a, sholat maktubah dan sholat sunnah, membaca al Qur'an dan membaca sholawat yang dianjurkan oleh ulama salafussholih. 

Biasanya apabila kita sehat dan banyak kesibukan, terkadang kita lupa bahkan abai terhadap ritual-ritual yang sebenarnya itu menjadi penguat secara bathiniyah untuk keselamatan dan kesehatan keluarga. sejatinya ruh itu memerlukan makanan seperti tubuh, makanan ruh antara lain dari dzikir, amalan kebaikan, do'a, sholat maktubah dan sunnah, membaca al qur'an dan ibadah lainnya yang akan menimbulkan ketenangan bathin sehingga dapat berpengaruh secara signifikan terhadap kekuatan imun dan iman kita. Sebagaimana dalam Al-Qur'an Surah Al Isra' ayat 82:

82. dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.

Dan dalam hadits Rasulullah SAW. Bersabda, "Bagi kalian diberikan dua obat (penawar kesembuhan); 'Madu dan Al-Qur'an'. Sebaik-baik obat adalah Al-Qur'an." HR. Ibnu Majah.

Ketiga, Olah Raga. Dalam menjalani isolasi kita juga dituntut untuk olah raga yang teratur sehingga dapat mengeluarkan keringat, berjemur di bawah terik matahari dan aktifitas fisik lainnya yang akan dapat membakar kalori dan memperlancar sirkulasi darah. Olah raga diperlukan paling tidak selama 30 -- 60 menit setiap pagi dan sore hari, olah raganya pun tidak ditentukan karena aktifitas harus dilakukan di rumah (didepan atau dibelakang rumah) maka bisa saja dengan treadmill, senam, bulutangkis, tenis meja, bersih-bersih rumah/halaman, dan bentuk olah raga lainnya.

Keempat, Olah Rasa. Pelajaran yang berharga saat kita menjalani isolasi mandiri adalah mengolah perasaan kita, bahwa disaat mendapatkan ujian yang sangat berat bagaimana perasaan kita untuk mengembalikan segala persoalan kepada kehendak Alloh swt dan introspeksi diri kita tentang dosa-dosa yang pernah kita lakukan.

 Disisi lain juga bagaimana kita harus memiliki perasaan yang sensitif terhadap lingkungan, teman, saudara seiman dan saudara sebangsa dan sesame manusia agar memilki kepedulian yang tinggi apabila tertimpa musibah ataupun nasib yang kurang beruntung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun