Mohon tunggu...
RISSA MAYASARI
RISSA MAYASARI Mohon Tunggu... Guru - GURU

HOBI SAYA MEMBACA DAN MENCARI HAL YANG BERMANFAAT UNTUK SAYA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Meningkat Minat Belajar Siswa di Masa Covid-19

31 Oktober 2023   18:14 Diperbarui: 31 Oktober 2023   18:14 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di awal tahun 2020 seluruh dunia dikejutkan dengan wabah corona virus diseases (COVID19). Covid-19 adalah suatu wabah yang dapat menyebabkan penyakit menular berupa infeksi pada saluran pernapasan manusia yang disebabkan oleh virus. Virus ini terus-menerus meluas ke seluruh dunia, hingga WHO menetapkannya menjadi pandemi. Indonesia adalah salah satu negara yang terkena dampaknya. Seluruh aspek kehidupan terdampak mulai dari kesehatan dan  berbagai bidang seperti ekonomi, sosial, pariwisata, hingga ke dunia pendidikan. 

Pelaksanaan pendidikan di Indonesia dalam masa pandemi Covid-19 mengalami perubahan yang terlihat nyata. Banyak negara yang menutup sekolah dan perguruan tinggi. Menurut data Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO), setidaknya ada 290,5 juta siswa di seluruh dunia yang aktivitas belajarnya menjadi terganggu akibat sekolah ditutup.

Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Oleh karena itu, proses belajar menjadi kunci untuk keberhasilan pendidikan agar proses belajar menjadi berkualitas membutuhkan tata layanan yang berkualitas (Sagala, Syaiful. 2013). 

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa pendidikan harus berjalan dalam keadaan apapun. Tanpa pendidikan tidak ada orang-orang hebat dan tanpa pendidikan tidak akan maju sebuah peradaban. Maka kita diwajibkan untuk melaksanakan pendidikan dasar selama 12 tahun guna memperkaya ilmu untuk kemajuan bangsa.

Dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dan menghindari dampaknya pada jutaan pelajar, gangguan dalam proses belajar berlangsung antara peserta didik dan guru berdampak pada psikologis peserta didik serta menurunnya kualitas keterampilan murid serta mengurangi minat anak untuk belajar. Proses belajar di rumah, peserta didik merasa dipaksa karena tanpa sarana dan prasarana yang memadai di rumah. 

Fasilitas seperti smartphone, PC, kuota internet, dan jaringan internet yang memadai menjadi seperangkat yang mendukung suksesnya belajar jarak jauh. Beban itu merupakan tanggung jawab semua elemen pendidikan khususnya Negara dalam memfasilitas kelangsungan sekolah dalam pembelajaran jarak jauh. Sesuai dengan surat edaran NO.3 Tahun 2020 dari menteri pendidikan mengharuskan kita untuk di rumah saja. Pemerintah melakukan beberapa upaya salah satunya diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia.

Pelaksanaan kegiatan belajar berupa teaching from home, yaitu mengajar dari rumah yang dilaksanakan dengan sistem online atau sistem dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring) sejak bulan Maret 2020. Sistem pembelajaran tersebut dilakukan tanpa tatap muka secara langsung, melainkan dilakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh. Dengan sistem pembelajaran jarak jauh, peserta didik tidak diharuskan atau diwajibkan untuk datang ke sekolah untuk melaksanakan pembelajaran. Banyak sarana yang pada akhirnya diterapkan oleh tenaga pendidik untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara jarak jauh.

Sarana pembelajaran jarak jauh tersebut tidak dapat dihindari dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Sarana pembelajaran tersebut di antaranya aplikasi google meet, aplikasi zoom, google classroom, youtube, televisi, maupun media sosial whatsapp, video call dan sarana lainnya. Semua sarana tersebut dihasilkan dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju. Masalah utama yang biasa muncul dalam pelaksanaan teaching from home adalah kurangnya tingkat keaktifan peserta didik

Peran seorang guru profesional dalam pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar peserta didik. Guru professional adalah guru yang berkompeten dalam membangun dan mengembangkan proses pembelajaran yang baik dan efektif sehingga memperoleh peserta didik yang diharapkan yaitu cerdas dan berkualitas. Sangat tidak menyenangkan jika kita sebagai guru sudah mempersiapkan materi pembelajaran sebaik mungkin ternyata tingkat partisipasi peserta didik sangat minim. Pandemi COVID-19 banyak memberikan pelajaran bagi kita semua khususnya dibidang pendidikan, peran guru dan orangtua dituntut untuk membiasakan diri memanfaatkan teknologi mencari informasi dan berkomunikasi. Perlu disadari bahwa ketidaksiapan guru dan peserta didik terhadap pembelajaran daring juga menjadi masalah.

Perpindahan sistem belajar konvensional ke sistem daring amat mendadak, tanpa persiapan yang matang. Tetapi semua ini harus tetap dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan peserta didik aktif mengikuti walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19.

Selama proses pembelajaran di masa pandemi ini, banyak sekali pengalaman baru yang saya dapatkan sebagai seorang guru. Pengalaman pertama di awal masa pendemi banyak sekali keluhan peserta didik dan orangtua. Langkah pertama yang saya lakukan adalah mendata kepemilikan hanphone yang dimilki oleh peserta didik dan orangtua. Karena selama proses pembelajaran dari rumah, melalui perangkat personal komputer atau laptop serta hanphone yang terhubung dengan koneksi jaringan internet merupakan sarana bagi mereka untuk menerima materi pembelajaran yang disampaikan oleh gurunya di saat ini. Di awal pendemi, proses pembelajaran kendala saya yang utama adalah dari 36 peserta didik terkadang hanya 20 peserta didik yang merespon materi pembelajaran yang saya berikan yaitu menggunakan grup di media social seperti WhatsApp (WA).

 

 

 

 

Perhatikan grafik respon peserta didik di awal pembelajaran.

 

Kesuksesan pembelajaran daring selama masa Covid-19, tidak hanya peran seorang guru, tetapi tergantung pada kedisiplinan semua pihak. Oleh karena itu, saya sebagai seorang guru harus meningkatkan kompetensi saya dalam penguasaan teknologi dan informasi (TIK) dan bagaimana memanfaatkan TIK dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar peserta didik. Pihak sekolah yang telah membuat skema dengan manajemen yang baik dalam mengatur sistem pembelajaran daring yaitu melalui pelatihan workshop yang diselenggarakan oleh pihak sekolah. Saya dan rekan guru lainnya belajar dalam penggunaan IT sehingga sekarang kami telah  menggunakan beberapa sarana seperti  media social WhatsApp,  goggle classroom, google form dan zoom.

Pada saat proses pembelajaran secara online, peserta didik membutuhkan metode atau model pembelajaran yang tidak monoton agar minat belajar mereka semakin meningkat dan tidak cenderung merasa bosan. Apabila peserta didik mengalami kebosanan dan kejenuhan dapat mengakibatkan peserta didik tidak memperoleh kemajuan. Minat dalam belajar memiliki peran untuk menumbuhkan rasa senang dan akan meningkatkan semangat dalam belajar. 

Kurangnya minat belajar pada pembelajaran online di sebabkan karena proses pembelajaran yang bersifat monoton, sehingga peserta didik menjadi kurang aktif dan cenderung pasif dalam menyampaikan pendapat, pemikirannya, imajinasinya dan kreativitasnya. Minat belajar peserta didik merupakan hal yang paling penting, agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat belajar peserta didik akan mempengaruhi prestasi belajar.

Prestasi belajar akan lebih optimal jika didalamnya terkandung nilai motivasi yang tinggi. Untuk meningkatkan minat belajar peserta didik yang lebih baik, maka diperlukan suatu kiat khusus untuk mengubah perilaku peserta didik. Ada bebepara faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar peserta didik antara lain; bahan pelajaran dan sikap guru, motivasi dan cita-cita yang dimiliki siswa, keluarga, peran guru, fasilitas, lingkungan dan teman pergaulan yang ada disekelilingnya. Oleh karena itu, perlunya pendorong untuk menggerakan peserta didik agar semangat lagi untuk belajar karena minat belajar semakin tinggi apabila disertai minat belajar dengan baik. Adapaun strategi yang telah saya lakukan dalam mengajar daring agar peserta didik lebih aktif, kreatif, dan produktif saat pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama masa pandemi :

Pemanfaatan Media Sosial sebagai Sarana Komunikasi

 

Media sosial seperti WhatsApp telah menjadi sarana yang cukup baik dalam menjalin komunikasi. WhatssApp atau biasa disebut sebagai WA biasa dipakai sebagai sarana komunikasi orang tua maupun peserta didik. Jika anda adalah wali kelas atau guru kelas maka diskusi mengenai media seperti WA ini akan sangat berguna. Sebelum masuk ke goggle classroom, kegiatan awal yang saya lakukan adalah menyapa orangtua siswa di grup WA agar mereka mengingatkan kepada anaknya untuk absen dan menyimak video pembelajaran di goggle classroom. 

Berkomunikasi melalui media sosial seperti WhatsApp grup peserta didik dengan kegiatan menyapa mereka dan bertukar kabar serta memotivasi mereka dengan kata-kata sederhana misalnya" murid-murid Ibu yang cerdas atau anak-anak Ibu yang hebat" atau biasa saya menggunakan aplikasi zoom untuk menyapa peserta didik yang dapat dilakukan seminggu sekali diakhir pekan. Antusias mereka pada saat zoom luar biasa, karena dengan zoom lah mereka dapat bertatap muka dengan teman-temannya dari sekian lama tidak tatap muka di sekolah. Kegiatan zoom tidak saya lakukan setiap pembelajaran karena mengingat kondisi kouta internet harus ada dan tidak semua anak menyanggupinya.

  • Gunakan Media Pembelajaran yang Bijak dan Sesuai
  • Untuk penyampaian materi berupa video pembelajaran saya gunakan goggle classroom. Google Classroom bisa didapatkan secara gratis dengan terlebih dahulu mendaftarkan diri pada akun Google Application for Education. Akun Google Aplikasi for Education ini sangat bermanfaat untuk pembelajaran secara online, komunikasi, absen peserta didik, penyampaian video pembelajaran, pemberian tugas-tugas yang cepat dan mudah digunakan. Salah satu kecanggihan aplikasi ini adalah dapat digunakan secara bersama-sama dalam kelompok secara kolaboratif. Sebaiknya guru menggunakan media yang kita pilih harus sesuai dengan kemampuan peserta didik. Jangan sampai media yang kita pilih memberatkan dan menyulitkan peserta didik maupun orangtua siswa, yang pada akhirnya membuat kelas online kurang respon.
  •  
  • Pengaturan Jadwal dalam Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
  • Komunikasikan jadwal pembelajaran online dengan orangtua siswa. Karena tidak semua peserta didik memiliki laptop atau hanphone pribadi. Jika hanphone dibawa orangtua untuk bekerja, maka peserta didik tidak dapat melakukan pembelajaran online di pagi hari. Oleh karena itu, saya menjadwalkan Absen peserta didik dan memposting video pembelajaran di classroom dengan rentang waktu pukul 07.00 dan pengumpulan tugas di classroom sampai pukul 21.00.  ketika jadwal tersusun rapi  aka peserta didik dapat mempersiapkan diri untuk bergabung di kelas online.
  •  
  • Membuat Model Pembelajaran yang Inovatif 
  • Meningkatkan kualitas guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran online, guru adalah faktor penentu keberhasilan pembelajaran online. Guru dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan laptop atau komputer dalam membuat video pembelajaran. Dengan media pembelajaran yang menarik untuk mendukung minat belajar peserta didik karena media dapat meningkatkan keinginan mereka untuk belajar. Pembuatan video pembelajaran yang saya buat adalah menggunakan Microsoft Power Point  kemudian saya convert menjadi video pembelajaran. Dalam hal ini dibutuhkan kreativitas saya sebagai pengajar untuk mengelola media yang bervariasi.

  • Materi Dilakukan dengan Cara yang Menyenangkan
  • Untuk meningkatkan partisipasi peserta didik dalam pembelajaran secara online, pasti kita menuntut keaktifan mereka, misalnya materi disampaikan dengan menggunakan media game. Banyak platform untuk membuat game online yang dapat kita gunakan misalnya : Google Form, Quizziz, Kahoot, dan lain-lain.

  • Pemberian Reward kepada Peserta Didik
  • Setelah anak mengerjakan tugas diclasroom, saya berikan reward sederhana berupa  umpan balik bisa berupa simbol nilai 100 atau kata-kata pujian seperti " kamu hebat tetap semangat ya,  Anak kelas VI B memang Cerdas."
  •  
  • Melakukan Evaluasi Pembelajaran
  • Diakhir pembelajaran subtema, saya melakukan evaluasi pembelajaran yang ada di google classroom. Pada saat menyalin nilai peserta didik di daftar nilai, tampak jelas peserta didik yang aktif atau tidak aktif serta ketuntasan tugas yang telah mereka kerjakan. Dari daftar nilai inilah menjadi acuan saya apakah pembelajaran yang telah saya buat dapat berjalan  efektif atau tidak.. Jika tidak efektik maka saya harus dapat melakukan modifikasi pada sistem pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik dan membuat model pembelajaran yang lebih bervariasi lagi.

Selain sebagai pengajar saya dirumah berperan sebagai orangtua siswa, yaitu selalu mendampingi anak saya belajar meskipun tidak dalam masa pendemi. Dengan situasi seperti ini, peran orangtua sangatlah penting sebagai guru di rumah dengan memberikan perhatian dalam hal apapun serta tetap bersemangat membimbing anaknya dalam belajar di masa pandemi. Kenyataannya, anak saya sendiri sudah mulai bosan belajar dirumah, mereka ingin bersekolah bertatap muka, bermain dengan teman-temannya di sekolah. Sehingga saya melakukan beberapa strategi agar anak saya tetap mau bersemangat belajar online di rumah. Adapaun strategi yang telah saya lakukan dalam mengajar daring agar anak saya lebih aktif, kreatif, dan produktif saat pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama masa pandemi :

Ciptakan Suasana yang Menyenangkan

Saya memberikan kesempatan kepada anak saya untuk memilih ruangan belajar yang menurutnya nyaman seperti menggunakan ruang kamarnya. Di kamar mereka belajar dengan santai tapi tetap konsentrasi dalam belajar.

Menggunakan Media yang Bervariasi dan Nyata

Untuk membimbing sang buah hati belajar di rumah tidak harus menggunakan sumber atau refernsi buku, sebagai orangtua kita harus kreatif menggunakan media nyata. Saya memanfaatkan benda-benda yang ada di rumah, seperti mainan mobil-mobilan dapat dijadikan objek dalam menghitung perkalian.

Pengaturan Waktu Pembelajaran

Atur waktu yang pas saat  sang buah hati akan belajar. Jangan sampai menggangu waktunya untuk istirahat, missal sang anak sedang mengantuk atau mau tidur siang kita paksakan untuk belajar. Perlakuan seperti itu membuat sang buah hati menjadi malas untuk belajar. 

Pemberian Reward 

Berikan penghargaan bisa berupa kata-kata pujian atau dalam bentuk perhatian seperti menyediakan makanan atau minuman kesukaan sang buah hati.

 

  • Memenuhi Hak Anak untuk Bermain
  • Orangtua tidak harus memaksa ketika anak sedang bermain dan menyuruh mereka untuk menyelesaikan permainnya tersebut. Peran orangtua alangkah baiknya bisa menciptakan suasana yang menyenangkan seperti bermain bola , permainan bola dapat meningkatkan kekuatan motoriknya.

Berikut hasil respon peserta didik setelah menggunakan strategi di atas yaitu :

 

Terjadi peningkatan respon. Selama pandemi Covid-19, peran guru dan orangtua sangatlah penting. Guru harus bisa berinovasi, menentukan metode, menyeimbangkan antara pengetahuan dan mekanisme digital, menyajikan pendidikan yang merata menuju visi nya mencerdaskan anak bangsa  dengan hanya memanfaatkan media daring maupun luring. Agar tidak disalahartikan sebagai hari libur oleh peserta didiknya, guru harus memberikan pembelajaran melalui video pembelajaran dan pemberian tugas-tugas agar mereka tetap dalam suasana belajar. Para guru harus membawa budaya belajar di sekolah ke dalam rumah (ruang keluarga) untuk peserta didik. Di samping itu, kesuksesan pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi orangtua wajib mendampingi anaknya dirumah sebagai pengganti guru di sekolah sehingga anak-anak mereka tetap berada di jalur dan tidak terganggu untuk mencapai potensi akademik. Komunikasi yang baik harus terus dilakukan oleh guru, peserta didik dan orangtua.

 

Daftar Pustaka

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional.2019.Buku Penilaian Berorientasi Higher Order Thingking Skills.Jakarta

Kompas.com.2020."Kilas Balik Pembelajaran Jarak Jauh akibat Pandemi Covid-19",http,diakses pada 2 November 2020

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun