Sumber: https://antropologi.fib.ugm.ac.id/
Prof. Dr. Irwan Abdullah sendiri merupakan seorang antropolog muslim. Beliau yang dikenal sebagai Antropolog adalah Guru Besar Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Lahir di Aceh Utara pada 8 September 1963. Karirnya dimulai di Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada sejak tahun 1987. Setelah menamatkan Sarjana dari Jurusan Antropologi Universitas Gadjah Mada (1987), beliau mendapatkan kesempatan melanjutkan studi ke Belanda dan memperoleh gelar doktor (Ph.D.) dalam bidang Antropologi dari Universiteit van Amsterdam (1994) dan pada tahun 2005 diangkat sebagai Guru Besar Antropologi di Universitas Gadjah Mada. Beberapa riset yang telah dilakukan beliau adalah Society, Inter-religious Studies, Socio-cultural Anthropology, dan masih banyak riset-riset yang lain yang telah dilakukan dan dihasilkan oleh beliau baik pada tingkat lokal, nasional, maupun internasional yang dapat dijadikan pelajaran bagi kita semua.
Bila kita hubungkan dengan literasi digital berbasis Rahmatan Lil Alamin yakni dengan adanya pemikiran beliau mengenai politik identitas menjadi setiap literasi digital ataupun setiap bentuk literasi haruslah berlandaskan atas kepentingan masyarakat, negara, dan bangsa itu sendiri serta berpegang teguh pada konsep Rahmatan Lil Alamin sehingga politik identitas itu sendiri dalam menjadi keunggulan serta identitas dan penciri dalam literasi digital di era saat ini. Dengan menerapkan pemikiran serta konsep yang disampaikan beliau ini, kedepannya kita akan bisa berliterasi digital secara terkonsep dan terarah dan tidak melupakan jati diri kita terutama peran kita dalam bangsa ini.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa upaya peningkatan minat dan kesadaran literasi yang berbasis Rahmatan Lil Alamin merupakan salah satu upaya yang paling tepat dalam menghadapi era digital. Karena dengan demikian, selain pendidikan Islam dapat menjawab berbagai tantangan. Dalam upaya ini, yang dapat dilakukan seorang antropolog muslim memiliki peranan yang penting dalam hal meningkatkan literasi di kalangan masyarakat dan mahasiswa. Salah satunya yakni meningkatkan motivasi dalam minat membaca. Pada kalangan mahasiswa, yakni melakukan pemberdayaan sudut baca sebagai perpustakaan. Literasi yang berbasis Rahmatan Lil Alamin adalah Literasi yang berpedoman teguh terhadap agama Islam serta mengikuti syariat Islam. Konsep Rahmatan Lil Alamin menjadi wujud bagi seorang antropolog muslim dalam bertindak. Sebagai contoh terdapat dua tokoh antropolog muslim yang memegang teguh konsep Rahmatan Lil Alamin dalam setiap tindakan dan pemikirannya yakni Usman Pelly. Pemikiran beliau mengenai etos kerja dan hubungannya dengan konsep Rahmatan Lil Alamin, pemikiran dari Usman Pelly mendorong semangat masyarakat maupun para mahasiswa terhadap literasi digital berbasis Islam ini. Kemudian ada juga pemikiran dari Prof. Dr. Irwan Abdullah tentang politik identitas. Dengan menerapkan pemikiran beliau mengenai politik identitas serta konsep Rahmatan Lil Alamin, kedepannya kita akan bisa berliterasi digital secara terkonsep dan terarah dan tidak melupakan jati diri kita terutama peran kita dalam bangsa ini atau politik identitas itu sendiri.
B. Saran
Dapat dilakukan kajian lebih dan menyeluruh lagi mengenai pemikiran setiap tokoh dan manfaat yang bisa diberikan di kalangan mahasiswa dan masyarakat sehingga nantinya dapat direalisasikan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Hadist
Arif, M. K. (2021). Islam Rahmatan Lil Alamin From Social and Cultural Perspective. Al-Risalah, 12(2), 169--186. https://doi.org/10.34005/alrisalah.v12i2.1376