Mohon tunggu...
Risman Senjaya
Risman Senjaya Mohon Tunggu... Lainnya - Writer Wannabe

Writer wannabe. Hobi fotografi dan musik. Peminat novel Tere Liye dan Ika Natassa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sensasi Kotak Ajaib

17 Oktober 2020   06:00 Diperbarui: 17 Oktober 2020   06:13 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dengan keimanan yang sudah kutanggalkan dan penampilan Adel yang lebih mirip dengan superhero Wonder Woman, kira-kira apa yang akan terjadi disini? Entahlah. Setiap berada di kotak ajaib ini, dua pertiga akalku hilang berganti penuh hasrat. Sepertiga akal yang tersisa, terus mengingat aturan tak tertulis disini: Jangan pakai hati semua hanya transaksi.

Adel lalu menyuruhku berbaring. Menit-menit berikutnya, aku menikmati menu yang kupesan. Perlahan namun pasti, setan-setan mulai berpesta. Mereka bernyanyi, menari dan bergembira diiringi deru yang menggebu. Malu-malu, aku pun mulai mengikuti iramanya. Menikmati nafsu yang kali ini berjubah kesenangan. Jangan tanyakan dimana keimananku, bukankah sudah kutanggalkan tadi. Kau tak ingat?

Sambil menikmati menu, Adel mengajakku berbincang. Dia menanyakan pekerjaan, tempat tinggal, hobi, bahkan penghasilan dan status pernikahanku. Aku pun balik bertanya, asal daerah, usia, sudah berapa tamu yang dilayani, pengalaman unik, dan lain-lain. Ternyata ia berusia 24 tahun, sudah pernah menikah dan memiliki dua orang anak laki-laki. Statusnya kini janda karena suami yang tidak bertanggungjawab. Tak terlalu kuanggap serius karena bisa jadi itu hanya bualan untuk mencari simpati. Bahkan aku tidak percaya Adelia itu nama aslinya. Bisa jadi namanya Asih, Surti, Neneng, atau Wati, sebut saja salah satu nama.

Bukan hal aneh bila wanita-wanita seperti Adel bertabiat gold digger. Ia hanya akan memandang aku sebagai mesin uang saja. Lagi pula sisa akalku pun masih bisa mengingat aturan sakral disini. Masih ingat kan? Perlakuan mesra yang diberikan hanya sekedar layanan, tak lebih. Bukan soal hati apalagi cinta. Bukan, sekali lagi bukan.

Sudah satu jam berlalu, menu yang kupesan hampir selesai. Tiba saatnya hidangan penutup. Pikiranku sudah mengkhayal tentang hidangan penutup yang belum pernah aku coba dari dua kali kunjunganku ke tempat ini.

"Mmmm, mas Ferdi mau happy ending yang biasa atau yang spesial?" tanya Adel dengan senyum genitnya.

"Mmm...Yang spesial dong," jawabku singkat.

Adel lalu menawarkan menu spesial beserta besaran tips yang harus kuberikan padanya. Kupilih salah satunya tanpa menawar harga. Tanpa basa basi Adel pun beraksi menyajikan hidangan penutup spesial yang kuminta. Ia juga menanggalkan semua keimanannya. Holy shit! She fulfill my wild imagination. Fly my to the seventh sky. Aku begitu menikmati setiap detiknya hingga terpuas hasratku. Dan akhirnya.... God damn! She do it all good. 

Lelah kini terasa. Pendingin udara tak mampu menghalau peluhku. Aku terbaring lemah. Mataku terpejam sejenak lalu dua pertiga akalku yang hilang berangsur kembali. Ketika kubuka mata, kulihat puing keimanan berserakan. Entah bagaimana nanti aku memugarnya kembali.

"Mas Ferdi istirahat aja dulu. Adel bersih-bersih dulu yah," ucap Adel sambil bangkit meraih handuk dan menuju kamar mandi. Tak lama kemudian, ia memanggilku masuk kamar mandi. Ia membantu membersihkan badanku, walau yang kurasa malah semakin kotor.  

Dan selesai sudah transaksi itu. Kupakai kembali pakaianku. Adel mengancingkan kemejaku dengan mesra. Kubuka dompetku, kuserahkan beberapa lembar merah pada Adel. Ia lalu menerima dan menghitungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun