Mohon tunggu...
Risma Anggraini
Risma Anggraini Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswi

suka ngomong "emang boleh"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Evaluasi Pada Pembelajaran Anak Sekolah Dasar

7 Desember 2023   16:51 Diperbarui: 7 Desember 2023   16:55 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia telah memilih tiga model  (Permendiknas nomor 57 tahun 2014, Lampiran III) untuk dikembangkan.

 yaitu model jaring laba-laba (selanjutnya disebut web), model konektivitas, dan model integrasi.

 Pengembangan model Web Laba-laba  dimulai dengan pendefinisian tema .

 Setelah suatu topik disepakati, topik tersebut dikembangkan lebih lanjut menjadi subtopik sesuai kebutuhan, sambil terus menunjukkan hubungan antar topik lainnya.

 Kemudian dikembangkangkan jenis penunjang kegiatan pembelajaran.

 Dalam hal ini, jika rencana tematik Anda memiliki KD yang tidak termasuk dalam topik apa pun, ada hal lain yang dapat Anda lakukan.

 Yaitu dengan menggunakan dua jenis: Topik dan Tema Saja, yang berisi  isi topik tertentu dalam  pelajaran.

 Keunggulan model jaring laba-laba antara lain faktor motivasi untuk mengembangkan dengan memilih topik sesuai minat siswa.

 Anda dapat  dengan mudah melihat bagaimana aktivitas dan ide yang berbeda  berhubungan satu sama lain dan menjalin hubungan antar semester.

  Kelemahan model ini adalah cenderung mencakup topik yang sangat dangkal dan tidak terlalu bermanfaat bagi siswa.

 Selain itu, karena guru sering fokus pada  kegiatan , materi dan konsep sering diabaikan.

 Kegiatan dan materi pembelajaran harus seimbang.

 Teknik ini hanya digunakan untuk KD yang belum bisa mendalami topik dan memerlukan waktu tambahan untuk belajar.

  Contoh matematika ditunjukkan pada gambar berikut.

 Langkah pembelajaran yang dapat diterapkan  menggunakan  model jaring laba-laba (web join)  : 1.

 Menentukan topik (dapat diperoleh dari  diskusi  guru, percakapan dengan siswa, atau berdasarkan peraturan sekolah dan peraturan lainnya).

 Topik adalah inti dari jaringan.

 2.

 Menentukan beberapa tujuan mata pelajaran/kompetensi dasar  yang dapat  dicapai melalui topik yang dipilih.

 Misalnya, jika topik tentang cuaca  dipilih,  guru perlu memikirkan apa yang akan membantu siswa dalam topik tersebut memahami konsep yang disajikan.

 Keterampilan dasar ini dapat ditempatkan/ditulis dalam jaringan topik sesuai topik yang ditentukan.

 3.

 Pilih kegiatan pertama yang memperkenalkan topik secara keseluruhan.

 Hal ini  dilakukan agar siswa memperoleh pengetahuan awal yang merangsang rasa ingin tahunya dan siswa terdorong untuk  banyak bertanya mengenai materi yang dibicarakan.

 Misalnya, beberapa aktivitas pertama yang dapat dilakukan di antara lain guru membacakan buku tentang cuaca atau mengajak siswa  menonton film tentang cuaca.

 4.

 Merancang isi dan kegiatan pembelajaran yang dapat mengaitkan topik dengan  kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) yang ingin dicapai.

 Misalnya, aktivitas mungkin mencakup meminta siswa mengamati cuaca selama seminggu, atau meminta siswa mengambil foto setiap hari  yang dipersiapkan berdasarkan kondisi cuaca (seperti apakah cuaca mendung, cerah, atau berawan).

 .

 Setelah menjalankan selama seminggu, siswa akan menghitung nilai dan menarik kesimpulan tentang cuaca dari data  yang ada.

 5.

 Menghubungkan seluruh kegiatan yang  dilakukan agar siswa dapat  melihat dan memahaminya dengan lebih baik dari berbagai aspek.

 6.

 Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain dengan adanya pendamping yang memberikan informasi mengenai cuaca atau melihat dan mendiskusikan hasil pekerjaan siswa secara bersama-sama.

 Di bawah ini adalah contoh  hasil karya  siswa dengan tema cuaca.

Model koneksi merupakan salah satu alternatif ketika guru mengalami kesulitan dalam mengintegrasikan beberapa mata pelajaran ke dalam suatu topik tertentu ketika menerapkan model jaring laba-laba.

 Model  ini menggabungkan beberapa konsep, beberapa keterampilan, beberapa sikap, atau bahkan kombinasi keterampilan dan sikap, atau keterampilan dan konsep, dan lain-lain yang ada pada suatu mata pelajaran tertentu.

 Misalnya, jika seorang guru ingin mengajarkan pecahan, guru dapat menggabungkan pentingnya pecahan sebagai bagian dari  keseluruhan dengan sikap tidak memihak bahwa keseluruhan  terdiri dari bagian-bagian yang sama, dan juga menghubungkannya dengan kompetensi.

 Melakukan aritmatika Melakukan pembedahan yang melibatkan patah tulang.

 Pecahan juga mengacu pada desimal, persentase, jual beli.

 Pada saat menjelaskan pengertian pecahan pada , guru dapat menghubungkan konsep pecahan dengan bangun geometri.

 Guru secara sadar menghubungkan konsep yang satu  dengan konsep yang lain, suatu topik  dengan topik yang lain, suatu keterampilan dengan keterampilan yang lain, atau tugas  yang diselesaikan pada suatu hari dengan tugas yang diselesaikan pada hari berikutnya.

 Menyeimbangkan sikap, ketrampilan dan pengetahuan.

 Diagram model koneksi  dapat dilihat pada gambar/diagram di bawah ini.

 Di sini koneksi dilakukan hanya pada satu mata pelajaran  yaitu Matematika.

 Kelebihan model ini antara lain memungkinkan siswa membentuk gambaran  yang lebih jelas dan komprehensif mengenai konsep-konsep yang dijelaskan, memberikan kesempatan kepada mereka untuk secara bertahap memperdalam, merevisi, menyempurnakan, dan mengasimilasi (asimilasi) gagasan.

 Kelemahan model ini adalah tidak mendorong guru untuk menghubungkan konsep-konsep yang terkait dari berbagai mata pelajaran yang ada, karena model ini berfokus pada hubungan konsep-konsep yang ada pada suatu mata pelajaran tertentu sehingga pembelajaran bersifat komprehensif.

 Langkah-langkah pelatihan menggunakan model konektivitas  adalah sebagai berikut: 1.

 Tentukan topik atau pokok bahasan yang akan dibahas dalam  mata pelajaran tersebut.

 Misalnya saja angka matematika.

 2.

 Putuskan pengetahuan, keterampilan, atau sikap mana yang akan digabungkan.

  Pemilihan kompetensi untuk digabungkan yang benar-benar ada pada mata pelajaran.

 Model terpadu  menggunakan pendekatan lintas subjek.

 Model ini memandang kurikulum sebagai sebuah kaleidoskop, yang didalamnya disusun tema-tema interdisipliner dan muncul konsep, desain, dan pola yang tumpang tindih.

 Pendekatan lintas mata pelajaran yang terintegrasi menggabungkan konsep-konsep dari  Matematika, Sains, Bahasa dan Seni, dan Pengetahuan Sosial.

 Model ini diterapkan dengan menggabungkan mata pelajaran (interdisipliner) dan mengutamakan topik, keterampilan, konsep, dan sikap yang saling  berkaitan antar mata pelajaran.

 Untuk membuat suatu topik, guru harus  terlebih dahulu memilih konsep dari beberapa mata pelajaran dan kemudian menghubungkannya dengan topik untuk mencakup beberapa mata pelajaran dalam satu paket  pembelajaran tematik.

 Penerapan model ini di sekolah dasar harus mampu mengintegrasikan seluruh aspek pembelajaran  bahasa sehingga keterampilan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara berkembang berdasarkan rencana yang  utuh.

 Kelebihan model ini adalah siswa merasa puas dengan adanya  keterkaitan dan keterkaitan antar  disiplin ilmu yang berbeda, sehingga menambah wawasan dan kesadaran guru.

 Jika diterapkan dengan sukses, ini bisa menjadi model ideal untuk pembelajaran  di lingkungan sekolah melalui "hari integrasi.

" Kelemahan model ini adalah sulitnya menemukan hubungan antara mata pelajaran  yang satu dengan mata pelajaran yang lain, sulit menemukan hubungan antar aspek keterampilan yang berkaitan satu sama lain, dan sulit menemukan hubungan antar aspek keterampilan yang berkaitan.

 satu sama lain, dan sulitnya menemukan koordinasi yang baik antar tim pengajar terkait mata pelajaran.

 Tangani topik tersebut dengan perencanaan dan pembagian waktu kelas yang tepat.

 Model ini digunakan ketika guru ingin menggabungkan beberapa kompetensi  yang  serupa dari  mata pelajaran yang berbeda.

 Tema akan ditemukan nanti dan menjadi setelah semua keterampilan dasar terintegrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun