Begitupun dengan siswa. Di luar sekolah mereka boleh-boleh saja memakai celana jeans. Bahkan ketika Praktek Kerja Lapangan, ada yang membiarkan rambutnya gondrong (tentu saja menyesuaikan aturan perusahan tempat praktek). Tetapi ketika kembali dalam lingkungan sekolah, semua dapat disesuaikan.Â
Terkadang sebagai manusia, saya sendiri ingin dapat bertindak sesuai kemauan saya dimanapun saya berada. Egoisme diri terkadang membuat pendapat dan keinginan saya selalu benar dan ingin diutamakan.
Tetapi peraturan dalam kelompok atau komunitas membuat diri kita belajar menyesuaikan diri dan mengalahkan egoisme dalam hidup kebersamaan.
Peraturan dibuat untuk mensejahterakan masyarakat atau anggota kelompok.
Terkadang ada aturan yang dibuat sebagai bentuk dari arogansi kekuasaan dan kepentingan kelompok tertentu. Sehingga manfaat yang didapatkan tidak dirasakan dalam kehidupan bersama. Melainkan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu.Â
Bagi saya aturan demikian  perlu diprotes bahkan didobrak!
Teringat ucapan budayawan Sujiwo Tedjo mengenai istilah urakan dan kurang ajar.
Perlu urakan, yang maknamya menurut beliau adalah melanggar aturan karena sudah tidak sesuai dengan kebutuhan.Â
Tetapi tidak bermaksud kurang ajar. Yakni melangggar aturan semata mata untuk gaya-gayaan
Peraturan perlu dikritisi dan dikaji ulang.
Peraturan perlu dikritisi apakah masih sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan jaman?Â