Tepatkah menyampaikan pesan saat Upacara Bendera kepada siswa?
Kalau ditanya apa yang disampaikan Pembina Upacara ? Lebih sering jawabnya. "Apa ya...nggak nyimak e...". Guru pun Siswa sama saja.Â
Fungsi amanat pembina Upacara memang memberi pesan-pesan bermanfaat. Tetapi perlu diingat : pesan singkat, bukan panjang lebar. Menjadi pembina upacara ataupun apel  mirip dengan mem-brief. Seperti layaknya sebuah briefing yang dimaknai lebih singkat daripada sebuah meeting atau pertemuan atau rapat kerja. Pastinya pesan yang disampaikan dalam upacara mesti lebih singkat daripada briefing
Intinya lebih kepada aktivitas mengingatkan tentang poin-poin penting. Bisa jadi juga informatif mengenai agenda-agenda penting. Kemudian mengarahkan secara singkat poin-poin tindakan yang perlu dilakukan. Paling tidak hal yang menjadi prioritas satu minggu ke depan.Â
Saya pikir waktu 10 menit bagi amanat Pembina Upacara sudah cukup. Perlu diingat bahwa amanat Pembina Upacara bukanlah inti dari Upacara. Inti dari Upacara Bendera adalah berkibarnya Sang Saka merah putih, dan mengheningkan cipta mengingat jasa para Pahlawan.Â
Dilihat dari segi situasi, ceramah berpanjang lebar saat memberikan amanat pada saat upacara bendera di sekolah  berpotensi tidak terserap dengan baik oleh pendengar. Di lapangan yang luas, audiens kami 2 ribuan orang. Fasilitas audio yang kadang terganggu menjadi kendala orang lain untuk menyimak dengan baik.Â
Situasi siswa yang berdiri hampir satu jam di bawah panas terik matahari bukanlah kondisi yang tepat untuk mendengarkan. Mungkin mendengar, seperti terdengar suara hembusan angin atau  mesin kendaraan bermotor yang lalu lalang. Tetapi bukan mendengar-kan dalam arti menyimak dengan baik. Poin penting dan singkat saja kadang terlupa, apalagi jika berpanjang lebar.
Dalam seminar yang saya ikuti beberapa waktu lalu, Â momen paling tepat untuk memberi sugesti atau pesan positif kepada siswa remaja kita adalah pada saat mereka rileks.Â
Ketika mencoba bertahan untuk berdiri tegak di tengah panas terik matahari dalam situasi seremonial yang bagi mereka membosankan, apakah  pesan-pesan dapat terserap dengan baik ?
Paling baik saat menangkap pesan salam penutup yang selanjutnya bakal disambut riuh rendah dengan aplaus tepukan tangan meriah tanda gembira.
Bukan berarti bahwa memberikan wawasan  berupa pesan positif dan informasi  mengenai  keadaan remaja saat ini kepada siswa tidaklah penting. Hal itu bahkan teramat penting. Tetapi tentunya dalam momen yang tepat. Dalam seminar, kegiatan penyuluhan, atau hadir di kelas-kelas, akan jauh lebih efektif.Â