Berpikir akan kematian seolah aneh untuk dilakukan. Padahal kenyataanya agama dan budaya mengajarkan kita supaya jangan lupa untuk "mengingat" mati.Â
Banyak ungkapan yang ditujukan agar kita tak melulu berpikir soal dunia. Tetapi juga mengingatkan bahwa kehidupan hanya sementara dan kita mesti mempersiapkan diri untuk suatu saat meninggalkan dunia yang fana ini.Â
Sejak kepergian putra saya satu-satunya. Kematian bagi saya bukanlah suatu hal menyeramkan yang harus ditakuti. Waktu itu dapat tiba kapan saja dan bagi siapa saja. Tua atau muda. Anak kecil atau tua renta.Â
Ibarat ikut arisan, kita tidak tahu nama siapa yang akan keluar ketika kita mengocok sekumpulan nama. Tidak peduli siapa yang baru saja bergabung atau sudah lama ikut. Siapa saja bisa terpilih.
Kita semua harus siap. Bukankah itu sebuah proses kehidupan yang alamiah?
Terinspirasi sebuah film serial yang beberapa waktu ini sering menjadi perhatian saya. Ghost Whisperer. Sebuah serial televisi lawas yang pernah populer di Amerika sekitar tahun 2005 sampai 2010
Mengisahkan tentang seorang perempuan yang bernama Melinda yang memiliki kemampuan supranatural yakni dapat berinteraksi dengan roh yang gentayangan.Â
Roh yang gentayangan ini adalah mereka yang belum dapat beristirahat dengan tenang di alam baka. Bahasa awamnya mati penasaran. Hal ini diakibatkan adanya unfinished busines (urusan yang belum diselesaikan) di dunia ini.Â
Mereka menjumpai Melinda untuk meminta bantuan menyelesaikan urusan di dunia yang belum beres tadi.Â
Satu episode yang menarik perhatian saya adalah mengisahkan tentang Adam Godfrey. Seorang penulis yang mati penasaran. Persoalan awalnya adalah status kematiannya yang belum jelas. Jasadnya salah dikenali akibat identitas yang sengaja ditukar, sehingga nama orang lain lah yang ditulis pada nisannyaÂ
Singkat cerita, masalah inti dari Adam adalah ia meninggalkan kesan buruk pada istri dan terutama anak perempuan satu-satunya. Bahkan saat menyadari dirinya telah wafat ia hampir lupa bahwa ia memiliki istri dan seorang anak.