Pendahuluan
Salah satu kesulitan belajar yang dialami peserta didik adalah berhitung. Menurut The National Joint Committee for Learning Disabilities (NJCLD) mengemukakan definisi bahwa kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan belajar yang nyata dalam kemahiran penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap, membaca, menulis, menalar atau kemampuan bidang studi matematika.
Kesulitan berhitung bagi peserta didik yaitu kesulitan dalam menggunakan bahasa simbol untuk berfikir, mencatat, dan mengkomunikasikan ide yang berkaitan dengan kuantitas dan jumlah. Kemampuan berhitung terdiri dari kemampuan yang bertingkat dari dasar samapai lanjut.Â
Oleh karena itu, kesulitan menghitung dikelompokkan menurut tingkatan kemampuan dasar, kemampuan nilai tempat, kemampuan melakukan penjumlahan dengan menggunakan atau tanpa teknik, kemampuan memahami perkalian dan pembagian.
Banyaknya permasalahan yang dialami peserta didik berkesulitan belajar menghitung (dyskalkulia) haruslah segera diatasi agar nantinya dalam belajar ditingkat yang lebih lanjut peserta didik tersebut dapat terlaksana dengan lancar. Maka dari itu diperlukan beberapa cara dan strategi yang dilakukan oleh guru maupun pihak sekolah salah satunya dapat dilakukan dengan menyelenggarakan bimbingan belajar terindividual bagi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar menghitung.Â
Adanya bimbingan belajar terindividual bagi peserta didik kesulitan belajar menghitung tersebut diharapkan dapat membantu memecahkan permasalahan dan mensukseskan kegiatan belajar mengajar.
Pembahasan
Dyskalkulia
Kesulitan menghitung (dyskalkulia) adalah gangguan atau masalah belajar yang khas dimana peserta didik mengalami kesulitan mengenai angka dalam matematika secara umum. Beberapa contoh peserta didik yang mengalami dyskalkulia adalah antara lain :
- Menulis angka terbalik dari yang seharusnya ditulis
- Kebingungan dalam operasi hitungan
- Memerlukan waktu yang sangat lama untuk memahami konsep dasar matematika.
- Kurangnya minat peserta didik untuk melakukan operasi berhitung, mengurang, mengalikan, membagi.
Menurut Setyaputri(2017) karakteristik dyskalkulia antara lain :
- Kesulitan menghitung dan mengukur
- Kesulitan membedakan angka
- Kesulitan membedakan dan menulis bangun
- Kesulitan membedakan dan menulis tanda dan simbol matematika
- Kesulitan menyelesaikan masalah matematika
- Lamban dalam memahami konsep matematika
- Kesulitan menghubungkan dan membandingkan sistem operasi
- Kesulitan mengingat konsep matematika
- Kesulitan memahami kolom dan bentuk-bentuk
Hornigold (2015) mengatakan bahwa penyebab dyskalkulia antara lain : faktor genetik, kelainan otak, kurang maksimalnya kinerja dari individu, faktor gangguan dari lingkungan.
Â