Mohon tunggu...
Riski Ramadan RR
Riski Ramadan RR Mohon Tunggu... Wiraswasta - I love imagination

Pekerja Serabutan [ kerjaannya banyak, bayarannya sedikit ]

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Memory Card (Cerita Pendek)

10 Mei 2024   20:40 Diperbarui: 10 Mei 2024   21:04 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Astaga, Nay ada apa?" pekik ibu Kinanti pemilik usaha laundry ini.

Keadaan kembali baik-baik saja. Naya berhalusinasi.

"Maaf, bu. Tadi ada kecoa."

"Kamu ini, kirain kenapa. Cepat selesaikan kerjaannya, saya mau ngomong sesuatu."

Di depan meja kasir. Kinanti bersiap-siap untuk pergi melayat.

"Kamu sudah dengar beritanya, kan. Nay? Ibu Nani mati mengenaskan."

Muka Naya masih sangat tertekan membayangkan mimpi itu, memori itu.

"Ibu Nani orang baik, orang jahat mana yang tega membunuhnya, ibu Kinanti pernah bilang kalau semua adik-adik ibu tidak pernah akur. " jawab Naya sedikit gemetar.
"Saya akan ke pemakaman tapi bukan sebagai keluarga." ujarnya dengan penuh dendam.

//////

Memory card itu di buangnya ke tempat sampah setelah beberapa jam ditemukan. Bahkan setelah tahu kematian ibu Nani, adik kandung dari ibu Kinanti pemilik usaha yang memperkerjakan Naya. Namun tiga hari sebelumnya benar-benar mengerikan seperti menemukan clue dari memory card yang terbawa mimpi. Menyalin bunga tidurnya berkali-kali seakan terjebak. Naya membayangkan lagi salinan mimpi yang memperlihatkan isi benda kecil tersebut, ada foto-foto seorang wanita yang berdarah karena kakinya ditebas.

Pukul lima sore, Naya bersiap diri untuk pulang. Dia berpamitan pada rekannya yang menggantinya menjaga. Setelah tiba di lorong kontrakan. tidak ada orang satupun, petang itu rasanya sangat gelap. Di ujung lorong dia melihat perempuan yang duduk tanpa kaki membelakangi Naya. Perempuan itu merintih kesakitan. Naya gemetar dan mencoba tenang, halusinasinya seolah nyata. Otaknya langsung berpikir memory card itu adalah kunci. Dengan menyeret napasnya dia membalikan badan dan mempercepat langkahnya menuju tempat di mana ia menemukan benda tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun