Mohon tunggu...
Riski Ramadan RR
Riski Ramadan RR Mohon Tunggu... Wiraswasta - I love imagination

Pekerja Serabutan [ kerjaannya banyak, bayarannya sedikit ]

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dessert Secret Chocolate Box (Bagian I)

17 Maret 2023   18:47 Diperbarui: 17 Maret 2023   18:55 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

chocolateFirst session : Box

07:00 am.

Karina tengah mempersiapkan dagangannya yang seksi dan lezat, membuat siapa saja nafsu  padanya.

Dengan ditemani sang adik, Adinia yang tengah rebahan dan sibuk dengan ponselnya. Karina mulai bicara.

[Karina] Waduh yang baru selesai  ujian akhir, asik banget main handphonenya. Sini gih bantuin Mbak.

Adinia menatap langit-langit.

[Adinia] Menurut mbak nih, ya tempat ini makin sempit nggak sih? Kok aku mulai ngerasa bosen ya tinggal di sini. Kita tuh lama-lama kaya hidup di sebuah box, terjebak, terpenjara.

Karina menjadi kesal

[Karina] Maksud kamu apa sih? Mbak ini kerja dua kali lipat supaya kita itu tetep hidup, supaya kamu itu bisa sekolah tinggi.

Adinia bangun dari rebahannya.

[Adinia] Emang aku pernah minta itu semua, mbak?

Adinia mengambil adonan.

[Adinia] sini biar aku aja yang kerjain.

[Karina] Adin, kamu perlu tahu kalau mbak sangat sayang dan peduli sama kamu, bapak sama ibu udah nggak ada, kamu jadi tanggung jawab mbak. Mbak wajib kasih tahu kamu apa yang baik dan buruk buat kamu.

[Adinia] Aku kan bentar lagi lulus, aku udah mutusin kalau aku mau kerja dulu dan ngga ambil kuliah buat sekarang. Maka dari itu Mbak akan bebas dari tanggungan itu. Aku juga pengen mbak bisa jalanin hidup aku sendiri sesuai dengan apa yang aku mau. (Bicara tegas dan sedikit jengkel)

[Karina] Enggak, kamu harus lanjut kuliah, mbak gak mau kamu jadi seperti mbak.

[Adinia] Aku bisa buktiin kalau aku bisa lebih baik dari Mbak. Kasih aku kebebasan dikit kenapa sih mbak? Hari ini aku pergi ya sama Reno.

Karina tetap diam, dia sadar kalau kendali akan adiknya sendiri bukan dia yang tentukan.

[Karina] Denger ya, mbak ngelakuin semua ini agar kita jadi orang yang bener, bukan orang yang gampang diperlakukan kayak sampah.


[Adinia] Mbak tenang aja. Mba urus aja diri mbak, sama warisan bapak yang nggak pernah aku tahu. (Adinia menyinggung soal warisan)

[Karina] warisan bapak itu abis untuk menopang hidup kita, Adin. (Karina berbicara agak bergetar)

Adin kemudian bersiap untuk meninggalkan rumah.

[Adinia] Duh, terserah deh. (Suara debam pintu)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun