Adinia mengambil adonan.
[Adinia] sini biar aku aja yang kerjain.
[Karina] Adin, kamu perlu tahu kalau mbak sangat sayang dan peduli sama kamu, bapak sama ibu udah nggak ada, kamu jadi tanggung jawab mbak. Mbak wajib kasih tahu kamu apa yang baik dan buruk buat kamu.
[Adinia] Aku kan bentar lagi lulus, aku udah mutusin kalau aku mau kerja dulu dan ngga ambil kuliah buat sekarang. Maka dari itu Mbak akan bebas dari tanggungan itu. Aku juga pengen mbak bisa jalanin hidup aku sendiri sesuai dengan apa yang aku mau. (Bicara tegas dan sedikit jengkel)
[Karina] Enggak, kamu harus lanjut kuliah, mbak gak mau kamu jadi seperti mbak.
[Adinia] Aku bisa buktiin kalau aku bisa lebih baik dari Mbak. Kasih aku kebebasan dikit kenapa sih mbak? Hari ini aku pergi ya sama Reno.
Karina tetap diam, dia sadar kalau kendali akan adiknya sendiri bukan dia yang tentukan.
[Karina] Denger ya, mbak ngelakuin semua ini agar kita jadi orang yang bener, bukan orang yang gampang diperlakukan kayak sampah.
[Adinia] Mbak tenang aja. Mba urus aja diri mbak, sama warisan bapak yang nggak pernah aku tahu. (Adinia menyinggung soal warisan)
[Karina] warisan bapak itu abis untuk menopang hidup kita, Adin. (Karina berbicara agak bergetar)