Mohon tunggu...
Riski Ramadan RR
Riski Ramadan RR Mohon Tunggu... Wiraswasta - I love imagination

Pekerja Serabutan [ kerjaannya banyak, bayarannya sedikit ]

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memori Memoar 98 (Sebuah Cerita Pendek)

3 Februari 2023   20:25 Diperbarui: 20 Juli 2024   23:55 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ambar   : bapak nggak pernah denger kejadian aneh atau semacamnya?

Bapak   : bapak tau beberapa kejadian aneh, cuma bapak ga pernah percaya.

Ambar mengembuskan napas kecewa pada bapak. Dikiranya bapak tahu tentang cerita pembunuhan seorang gadis dengan cara membakarnya. Bapak kebingungan dengan apa yang dipikirkan Ambar. Rasanya itu sudah lama sekali. 

Bagaimana Ambar tahu? Jadi sebelum Ambar memutuskan untuk menjenguk Laksmi , dirinya tak sengaja menemukan barang-barang lama milik ibu di gudang. Beberapa dia temukan koran yang menulis berita seorang perempuan ditemukan terbakar di sebuah desa dan tidak ada alasan yang pasti penyebabnya. Entah murni bunuh diri atau memang ada sebuah perencanaan pembunuhan. Dan di koran itu tertulis nama desa yang disebutkan ibu ketika menceritakan tentang kebenaran Laksmi.

Sepanjang jalan pun, bapak bercerita kalau dia sangat senang berada di desa ibunya. Sampai bapak sangat kaget ketika ibu membawa seorang bayi perempuan dan akhirnya ikut tinggal di kota. Di tengah pembicaraan Ambar bertanya kepada bapak soal anak kandung mereka.

Ambar  : jika memang aku bukan anak kandung kalian, apa kalian punya anak selain aku?

Bapak diam beberapa saat, wajahnya terlihat sedih lalu berkata.

Bapak  : Tuhan memang tidak memberikan kami keturunan, tapi kami senang memiliki Ambar. Ambar tetap anak bapak kan?

Selanjutnya mereka saling menggenggam tangan. Ambar meminta maaf setelahnya kepada bapak karena pertanyaan menyinggung perasaan.

Hari mulai gelap. Sekitar 2 jam lagi akan sampai menuju desa. Tiba-tiba Ambar melihat sosok hitam menyebrang dan membuat bapak mengerem mendadak. Keduanya panik karena kendaraan mereka sempat hilang kendali.

Mereka keluar dari mobil untuk menenangkan diri. Bapak bertanya pada Ambar tentang apa yang dia lihat. Namun Ambar hanya menggeleng. Bapak mencoba menenangkan dan mulai perjalanan lagi. Ambar sangat kepikiran soal mimpi yang seolah jadi nyata. Entah Ambar menganggap dirinya gila atau berhalusinasi. Dirinya mencoba untuk tidur tapi takut dia tidak kembali ke dunia nyata dan apa yang harus dia lakukan ketika menghadapi sosok tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun