Perempuan masih menghadapi sejumlah tantangan dalam politik , salah satunya adalah dalam hal keterwakilan perempuan di parlemen. Kepala dinas pemberdayaan perempuan perlindungan anak dan pengadilan penduduk DIY Erlina Hidayati menyebut, dari data yang ada di tingkat kabupaten maupun provinsi perwakilan perempuan baru sebatas 20%.Â
Jumlah itu, menurutnya masih di bawah target regulasi yang menyebutkan angka 30%. Dengan jumlah itu pun menurutnya perempuan menghadapi tantangan lainnya dalam prosesnya. Karena mereka membutuhkan energi benda, waktu, dan ekonomi yang lebih banyak untuk bersaing dengan laki-laki. Faktor lain menurutnya yang membuat keterwakilan perempuan masih minim adalah juga dari sisi partai politik. Di mana harus ada kemauan dari parpol untuk mengangkat isu perempuan dan ini perlu terus didorong. Karena suara perempuan ini bisa menjadi media untuk mendorong concern parpol pada keterwakilan perempuan di legislatifve.
Selain itu faktor lain rendahnya partisipasi perempuan dalam politik yakni lantaran pemilih perempuan tidak selalu memilih perempuan. Apalagi caleg perempuan dinilai kurang mengembangkan politik programmatik, sehingga strategi yang dilakukan tidak banyak berbeda dengan laki-laki yang mengandalkan dinasti Politik, Politik uang dan seterusnya. "karena politik perempuan mungkin bisa digunakan untuk menyasar pada pemilih perempuan, selain itu tentu saja upaya untuk meningkatkan keterampilan politik perempuan, saya kira kanal ini bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan keterampilan perempuan," kata Mada. Mada juga menyoroti soal kualitas. Ia menilai anggota legislatif yang terpilih belum banyak yang mengembangkan politik representasi yang lebih substansi. "Artinya mengadvokasi kebijakan publik yang lebih mengadvokasi kebijakan-kebijakan publik yang sensitif gender, misalnya kaitannya dengan isu sampah, itu bagaimana caleg yang perempuan mengaplikasi isu."
Mengidentifikasi  teori etika yang relevan dengan isu
Tantangan politik di Indonesia yang mencangkup politik identitas tentang cawapres nomor dua.
1. Isu politik identitas, terutama seputar pencalonan Gibran Rakabuming sebagai calon Wakil Presiden Indonesia, bisa terkait dengan beberapa teori etika. Salah satunya adalah etika politik yang mempertimbangkan bagaimana kekuasaan dan posisi politik dapat digunakan secara etis atau tidak. Selain itu, etika publik juga relevan dalam mempertimbangkan tanggung jawab moral seorang kandidat terhadap masyarakat serta keberagaman yang ada dalam masyarakat Indonesia.
Etika politik mempertimbangkan bagaimana kekuasaan dan posisi politik dapat digunakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip moral. Ini mencakup pertimbangan tentang penggunaan kekuasaan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu versus kepentingan publik yang lebih luas. Dalam konteks Gibran Rakabuming sebagai calon Wakil Presiden, pertimbangan etis meliputi bagaimana kekuasaan politiknya akan digunakan untuk melayani masyarakat secara adil, transparan, dan bertanggung jawab. Semua ini melibatkan evaluasi moral terhadap tindakan dan keputusan politiknya.
2.Menjelang Pemilu 2024, perempuan masih dihadapkan pada sejumlah tantangan dalam politik di Indonesia.
Salah satu tantangannya adalah politik identitas yang dapat menciptakan jurang dan memunculkan perpecahan antar umat beragama. Selain itu, pemerintah diharapkan dapat mengambil langkah antisipatif atas penyebarannya disinformasi yang dapat memecah belah Pemilu 2024 agar dapat berjalan dengan damai dan kondusif. Terdapat juga pernyataan bahwa Indonesia menghadapi sejumlah masalah serius menjelang Pemilu 2024, seperti kemerosotan demokrasi, kemiskinan, dan lemahnya pemberantasan korupsi serta penegakan hukum. Selain itu, hadirnya partai politik baru juga menjadi salah satu tantangan dalam politik menjelang Pemilu 2024.
Riset Literatur Teori -Teori Etika Politik
1.Tantangan politik di Indonesia yang mencangkup politik identitas tentang cawapres nomor dua.
politik di Indonesia yang mencangkup identitas politik tentang cawapres nomor dua merupakan isu yang menjadi perhatian dalam diskusi politik dan komunikasi sejak tahun 2024. Dalam konteks ini, identitas politik melibatkan penggunaan stereotip dan kekhawatiran terhadap kandidat dan pihak politik yang berbeda. Beberapa aspek penting dalam politik identitas meliputi:
*Dinamika Retorical Lexicon : Leksikon yang digunakan dalam identitas politik mencakup beberapa kata sandi seperti "politik tanpa bahagia untuk mendapatkan puhak pemilih" dan "bangsa kencang"
*Penggunaan Stereotip dan Kekhawatiran : Identitas politik melibatkan penggunaan stereotip dan kekhawatiran terhadap kandidat dan pihak politik yang berbeda, seperti Anies Baswedan, kandidat NasDem dalam pilihan presiden 2024
*Konsep Identitas : Konsep identitas merupakan topik yang dijelajahi dalam berbagai bidang ilmu politik, mulai dari nacionalisme dan ketegangan etnis hingga kelompok mobilisasi dan kelompok politik.
*Politik Sementara : Dalam konteks politik sementara, politisi memerlukan strategi untuk menggunakan identitas etnis sesuai dengan situasi, minat, dan lingkup ruang yang tersedia untuk mencapai tujuan politik mereka.
2.Menjelang Pemilu 2024, perempuan masih dihadapkan pada sejumlah tantangan dalam politik di Indonesia. Menjelang Pemilu 2024, perempuan masih dihadapkan pada sejumlah tantangan dalam politik di Indonesia. Berikut ini beberapa tantangan yang dihadapi perempuan dalam politik Indonesia:
*Keterwakilan Perempuan : Keterwakilan perempuan di sejumlah lembaga politik masih minim, sehingga mengancam peluang perempuan dalam politik
.
*Sistem Pemiliu : Sistem pemiliu yang ada di Indonesia mungkin mengalami ketimpangan sosial dan budaya, sehingga potensi sumber daya manusia di Indonesia menjadi jauh lebih besar dan menguntungkan pembangunan bangsa
*Kesadaran Masyarakat : Kesadaran mengenai kesetaraan gender dan keadilan masih rendah di Indonesia, sehingga mempengaruhi peran perempuan dalam politik
*Partai Politik : Kesempatan perempuan untuk menjadi politisi relatif terbatasi karena persepsi masyarakat mengenai yang cenderung membatasi peran perempuan pada urusan rumah tangga
*Pengembangan Kepemimpinan : Penyiapan dan pengembangan di bidang kepemimpinan harus dilakukan secara aktif agar semakin banyak perempuan yang mau berpartisipasi dalam politik
*Keterampilan Politik : Kalau kita bicara aktor ini hubungannya dengan partai politik karena partai politik yang mencalonkan perempuan, keterampilan politik perempuan masih sedikit
*Kualitas Pemilih : Kualitas pemilih juga menjadi tantangan dalam politik di Indonesia, sehingga mempengaruhi peran perempuan dalam politik
Menyajikan kerangka konsep dari tantangan politik di Indonesia yang mencakup politik identitas secara logis dan sistematis
Tantangan politik di Indonesia mencakup berbagai aspek, termasuk politik identitas. Berikut adalah kerangka konsep secara logis dan sistematis:
Pluralitas Etnis dan Agama: Tantangan: Adanya beragam etnis dan agama dapat mengakibatkan polarisasi dan konflik.
Solusi: Mendorong inklusivitas, dialog antar kelompok, dan kebijakan yang menghormati keberagaman.
Politik Identitas Regional: Tantangan: Sentimen regionalisme dapat mengancam keutuhan negara.
Solusi: Membangun kesadaran nasional, mendukung otonomi daerah, dan mengembangkan kebijakan yang merata.
Tantangan: Ekstremisme agama dapat merusak stabilitas politik.
Solusi: Promosi toleransi, pendidikan agama yang moderat, dan penegakan hukum terhadap kegiatan radikal.
Korupsi dan Politik Patronase:
Tantangan: Praktik korupsi dan politik patronase menghambat pembangunan yang adil.
Solusi: Penguatan lembaga anti-korupsi, reformasi kebijakan, dan transparansi dalam pengambilan keputusan politik.
Tantangan: Penyebaran berita palsu dan hate speech melalui media sosial dapat menciptakan ketegangan sosial.
Solusi: Pendidikan media literasi, regulasi media sosial, dan kampanye anti-hoaks.
Partisipasi Politik Masyarakat
Tantangan: Rendahnya partisipasi politik masyarakat dapat mengurangi kualitas demokrasi.
Solusi: Mendorong pendidikan politik, memfasilitasi partisipasi warga, dan memperkuat peran masyarakat sipil.
Ekonomi dan Kesenjangan Sosial
Tantangan: Kesenjangan ekonomi dapat menciptakan ketidakpuasan dan ketegangan sosial.
Solusi: Kebijakan ekonomi inklusif, pembangunan infrastruktur, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Lingkungan Politik Global
Tantangan: Perubahan dinamika politik global dapat mempengaruhi stabilitas domestik.
Solusi: Diplomasi yang bijaksana, adaptasi terhadap perubahan global, dan partisipasi aktif dalam organisasi internasional.
Penting untuk menciptakan sinergi antara pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta untuk mengatasi tantangan ini dan membangun fondasi politik yang kokoh.