Mohon tunggu...
[J̲̅A̲̅N̲̅G̲̅A̲̅N̲̅] [M̲̅E̲̅N̲̅A̲̅N̲̅G̲̅I̲̅S̲̅] [U̲̅N̲̅T̲̅U̲̅K̲̅K̲̅U̲̅]
[J̲̅A̲̅N̲̅G̲̅A̲̅N̲̅] [M̲̅E̲̅N̲̅A̲̅N̲̅G̲̅I̲̅S̲̅] [U̲̅N̲̅T̲̅U̲̅K̲̅K̲̅U̲̅] Mohon Tunggu... -

orang yang kuat hatinya\r\nbukan mereka yang tak pernah menangis melainkan mereka yang tetap tegar\r\nmeski banyak orang yg menyakitinya.\r\n\r\n.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenangan Terindah

22 Juli 2012   13:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:43 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bila yang tertulis untukku adalah yang terbaik untukmu

Kan ku jadikan kau kenangan yang terindah dalam hidupku

Namun takkan mudah bagiku meninggalkan jejak hidupku

Yang telah terukir abadi menjadi kenangan yang terindah dalam hidupku

“Aku mau kita putus.”

Sahut Nisa disela keheningan kami

Aku terhentak, Seperti ada martil besar yang menghantam dadaku

Aku memandang Nisa penuh Tanya tapi wajah itu tidak menatapku

“Kenapa?”

Tanyaku dengan berat hati

Nisa tidak menjawab

Tatapannya tidak beralih dari lantai dibawah kakinya

“Nisa, jujur

Beri aku alasannya kenapa kamu ingin kita putus?”

Tanyaku sekali lagi“

Karena aku sudah tidak mencintai kamu

Aku merasa kita sudah gak cocok lagi.”

Tutur Nisa

“Apa ada orang lain?”

Tanyaku lagi

Tapi Nisa hanya menggeleng

“Aku hanya ingin sendiri saat ini

Aku ingin intropeksi diri.” Sahut Nisa kemudian dan aku hanya bisa pasrah dengan kata-kata itu

Walaupun aku sangat mencintainya tapi aku tidak ingin memaksakan hatinya untuk tetap mencintaiku

“Baiklah kalo itu mau mu. Kita berteman.”

Sahutku sambil mengulurkan tanganku

“Pasti Yo.” Sahut Nisa sambil membalas uluran tanganku

Aku menatap wajahnya sekali lagi sebelum dia pergi meninggalkanku

“Aku pergi Yo.”

Sahut Nisa sambil beranjak pergi meninggalkanku terpaku sendiri diteras rumah menatap kepergiaannya

Satu minggu aku berpisah dari Nisa dan sejak saat itu aku juga tidak pernah mendengar kabarnya lagi kata teman-temannya

Nisa berhenti kuliah dan pulang kerumah orang tuanya

Saat sedang asyik menikmati suasana sore yang indah ada seseorang mengetuk pintu kamarku

Aku beranjak dari jendela kamar menuju pintu

“Cari siapa ya?”

Tanyaku setelah membuka pintu

Tampak seorang laki-laki setengah baya berdiri disana

“Apa bener ini rumah Aryo?”

Tanyanya.“Betul. Ada apa ya?”

Tanyaku bingung

“Saya Niko adenya Nisa.” Sahut Laki-laki itu

“Nisa. Apa kabarnya?

Apa dia sehat-sehat aja?”

Tanyaku ingin tau keadaan orang yang sangat aku cintai yang selalu menghiasi mimpiku

“Sebenarnya ………

Mbak Nisa……………

” Sahut Niko sedikit berpikir.“

Nisa kenapa?”

“Mbak Nisa sudah meninggal 2 hari yang lalu

”“Apa meninggal?

Kenapa aku gak diberitau?

Kenapa?

Sakit apa?”

Begitu banyak  pertanyaan yang ingin kulontarkan saat itu

Duniaku seakan runtuh mendengar kabar itu

“Mbak Nisa dua hari setelah dia pulang ke rumah

Mbak Nisa jarang makan dan kesehatannya semakin memburuk sampai dia harus selama 2 hari

Saat Mbak Nisa sadar dia menyebut nama Mas Aryo

Mbak Nisa cuman pesan kalo dia minta maaf karena berbohong sama Mas Aryo saat dia memutuskan Mas Aryo

Saat itu Mbak Nisa sudah dinyatakan menderita penyakit Leukimia stadium tinggi dan ia ingin kalo dia meninggal dia bisa bersama keluarganya

Mbak Nisa gak mau Mas Aryo sedih karena kehilangannya

Sampai saat Mbak Nisa meninggal dia bilang dia tetap mencintai Mas Aryo.” Tutur Niko

Aku terdiam mendengar penuturan Niko seperti sebuah cerita yang endingnya sedih

Penuh rasa penyesalan dihatiku kenapa aku gak pernah menyadari kesehatan Nisa?

Kenapa aku bisa begitu saja pasrah menerima saat dia memutuskan hubungan kami?

Kenapa?

Satu minggu sejak kepergian Nisa

aku selalu menyempatkan diri untuk bisa

menghabiskan waktuku dimakamnya sambil mengenang masa-masa indah disaat kami bersama dulu

Masih membekas jelas dalam ingatanku saat-saat menyenangkan bersamanya

Walaupun kamu tidak bersamaku lagi tapi semua kenangan tentangmu akan selalu menjadi kenangan yang terindah dalam hidupku selamanya

#

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun