Bila yang tertulis untukku adalah yang terbaik untukmu
Kan ku jadikan kau kenangan yang terindah dalam hidupku
Namun takkan mudah bagiku meninggalkan jejak hidupku
Yang telah terukir abadi menjadi kenangan yang terindah dalam hidupku
“Aku mau kita putus.”
Sahut Nisa disela keheningan kami
Aku terhentak, Seperti ada martil besar yang menghantam dadaku
Aku memandang Nisa penuh Tanya tapi wajah itu tidak menatapku
“Kenapa?”
Tanyaku dengan berat hati
Nisa tidak menjawab
Tatapannya tidak beralih dari lantai dibawah kakinya
“Nisa, jujur
Beri aku alasannya kenapa kamu ingin kita putus?”
Tanyaku sekali lagi“
Karena aku sudah tidak mencintai kamu
Aku merasa kita sudah gak cocok lagi.”
Tutur Nisa
“Apa ada orang lain?”
Tanyaku lagi
Tapi Nisa hanya menggeleng
“Aku hanya ingin sendiri saat ini
Aku ingin intropeksi diri.” Sahut Nisa kemudian dan aku hanya bisa pasrah dengan kata-kata itu
Walaupun aku sangat mencintainya tapi aku tidak ingin memaksakan hatinya untuk tetap mencintaiku
“Baiklah kalo itu mau mu. Kita berteman.”
Sahutku sambil mengulurkan tanganku
“Pasti Yo.” Sahut Nisa sambil membalas uluran tanganku
Aku menatap wajahnya sekali lagi sebelum dia pergi meninggalkanku
“Aku pergi Yo.”
Sahut Nisa sambil beranjak pergi meninggalkanku terpaku sendiri diteras rumah menatap kepergiaannya
Satu minggu aku berpisah dari Nisa dan sejak saat itu aku juga tidak pernah mendengar kabarnya lagi kata teman-temannya
Nisa berhenti kuliah dan pulang kerumah orang tuanya
Saat sedang asyik menikmati suasana sore yang indah ada seseorang mengetuk pintu kamarku
Aku beranjak dari jendela kamar menuju pintu
“Cari siapa ya?”
Tanyaku setelah membuka pintu
Tampak seorang laki-laki setengah baya berdiri disana
“Apa bener ini rumah Aryo?”
Tanyanya.“Betul. Ada apa ya?”
Tanyaku bingung
“Saya Niko adenya Nisa.” Sahut Laki-laki itu
“Nisa. Apa kabarnya?
Apa dia sehat-sehat aja?”
Tanyaku ingin tau keadaan orang yang sangat aku cintai yang selalu menghiasi mimpiku
“Sebenarnya ………
Mbak Nisa……………
” Sahut Niko sedikit berpikir.“
Nisa kenapa?”
“Mbak Nisa sudah meninggal 2 hari yang lalu
”“Apa meninggal?
Kenapa aku gak diberitau?
Kenapa?
Sakit apa?”
Begitu banyak pertanyaan yang ingin kulontarkan saat itu
Duniaku seakan runtuh mendengar kabar itu
“Mbak Nisa dua hari setelah dia pulang ke rumah
Mbak Nisa jarang makan dan kesehatannya semakin memburuk sampai dia harus selama 2 hari
Saat Mbak Nisa sadar dia menyebut nama Mas Aryo
Mbak Nisa cuman pesan kalo dia minta maaf karena berbohong sama Mas Aryo saat dia memutuskan Mas Aryo
Saat itu Mbak Nisa sudah dinyatakan menderita penyakit Leukimia stadium tinggi dan ia ingin kalo dia meninggal dia bisa bersama keluarganya
Mbak Nisa gak mau Mas Aryo sedih karena kehilangannya
Sampai saat Mbak Nisa meninggal dia bilang dia tetap mencintai Mas Aryo.” Tutur Niko
Aku terdiam mendengar penuturan Niko seperti sebuah cerita yang endingnya sedih
Penuh rasa penyesalan dihatiku kenapa aku gak pernah menyadari kesehatan Nisa?
Kenapa aku bisa begitu saja pasrah menerima saat dia memutuskan hubungan kami?
Kenapa?
Satu minggu sejak kepergian Nisa
aku selalu menyempatkan diri untuk bisa
menghabiskan waktuku dimakamnya sambil mengenang masa-masa indah disaat kami bersama dulu
Masih membekas jelas dalam ingatanku saat-saat menyenangkan bersamanya
Walaupun kamu tidak bersamaku lagi tapi semua kenangan tentangmu akan selalu menjadi kenangan yang terindah dalam hidupku selamanya
#
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H