Buat dia gagal berkali-kali, tapi harus ingat pada akhirnya dia harus berhasil .
Misal, di awal tokoh cerita itu dia gagal hingga dia down, sedih, marah, kecewa, tekanan mental, putus asa hingga depresi. Namun, pada akhirnya dia bangkit. Usaha lebih keras lagi yang akan memicu tensi. Pahamkan? Lalu setelah itu mainkan diksi dan teknik showing pada scene masalah dalam bentuk deskripsi.
Gimana sih caranya agar reader merasakan perasaan tokoh tersebut? Caranya perlu ditambahin feel dan emosi sih tokoh dalam bentuk deskripsi effort dan konflik yang melibatkan sinyal fisik dan emosi batin.
Kesimpulannya, dalam mencapai tujuan pastikan tunjukan perjuangannya secara berat, lalu masukan hambatan kesulitannya agar tokoh itu menderita, nangis, sedih, trauma, marah, ngamuk, panik, terdesak, tertekan, putus asa, dan depresi.
Itu dari segi emosi ya. Bagaimana dengan perjuangan fisik dan tenaga seperti rasa lelah, rasa sakit.
Atau perjuangan waktu, biaya, uang, reputasi, harga diri, nyawa, cinta, dan pengorbanan yang lain? Nah kalian masukan pada effort pada penyelesaian konflik masalah ya.
Buat tokoh itu penuh perjuangan sampai mengeluarkan keringat dan titik darah penghabisan. Tapi buat pondasinya yakni rasa kuat, semangat, optimis, tekat dan pantang menyerah agar menjadi pesan moral.
4. Buat jeda dan range. Jangan biarkan karaktermu terlalu lama menderita dan kesusahan. Ini akan menciptakan feel boring dan monoton.
Misal nih karakter kalian sedih terus. Kecewa terus, menderita terus. Â Pasti tidak baik. Ya, namanya hidup pasti ada suka dan dukanya. Tidak mungkin sedih terus. Porsinya disesuaikan ya.
5. Â Masukan adegan yang melibatkan tokoh lain yang membuat pengaruh dan dampak buruk.
Misal: Ada seorang kakak yang sedang mengerjakan tugasnya, Namun karena kakaknya lengah, tiba-tiba sang adik yang berusia 1 tahun datang, ia merobek hasil karya kakaknya.