Aku tidak bermaksud mengajak kalian untuk menerka lebih dalam tetapi aku hanya ingin memaparkan sedikit kisah yang disampaikan oleh para penulis tentang kisah kehidupan para wanita. Bukan hanya tersakiti tapi tertindas dengan mudah. Aku tidak ingin mengacaukan gender yang mungkin sudah mulai membaik di negeri kita ini.
Tetapi, lagi-lagi aku hanya memberikan sedikit kisah yang menurutku sungguh menyakitkan. Kelemahan wanita seperti pandangan yang patut dilemahkan. Aku tak menyukai hal tersebut. Budaya memengaruhi segalanya, latar belakang, kehidupan keluarga dan yang terpenting adalah seorang ibu yang dapat mendidik anak-anaknya serta membangun peradaban. Tetapi, bukankah ibu adalah seorang wanita? Jika wanita lemah diperlakukan dengan kelemahan masih pantaskah kita menginginkan peradaban. Aku rasa jangan pernah berharap.
Lagi dan lagi wanita. Wanita bukan sekedar tameng dan perwajahan yang indah dalam sampul majalah. Wanita seharusnya menjadi fundamental dari sebuah kehidupan. Aku hanya sedikit berharap bahwa kisah-kisah yang aku pikirkan setelah berhari-hari membacanya itu tak pernah terjadi. Sudah saatnya wanita juga menjadi pembentuk peradaban yang kokoh bukan simbol kelemahan dan tak berdaya.
“Wanita berpendidikan itu penting dan sangat benar. Tetapi wanita dengan agama yang kuat akan selalu berhasil menjaga kehidupannya sendiri bahkan mereka dapat membawa kebenaran pada kehidupan yang sesungguhnya.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H