Gio menjawab dengan juteknya ,dasar cowok dia pikir aku tertarik sama dia. Aku mulai bosan dengan obrolan ini selalu menyangkut pautkan aku dengan Gio. Aduhhhh.. padahal secara kekeluargaan aku baru ini ketemu dengan keluarga Om herman.
“hahhhahha Alika gak boleh pacaran dulu” papa tertawa dengan senangnya menertawakan anaknya.
Aku membuka handphone dengan mengetik kata-kata gak perlu di akun twitterku. Aku iri dengan adik-adikku yang suda pegi meninggalkan forum obrolan yang gak perlu ini. Mereka sedang main di taman dekat kolam kecil rumah tante Maya.
“bagus dong anak cewek gak boleh pacara yang sembarangan , Kak Ratih aja masih pilih-pilih loh” ledek Tante Neta
“jangankan mau punya pacar Alika mah, pake long dress aja gak mau, jadi cowok mana yang suka gayanya gitu-gitu aja pake jeans mulu” mama membuka aibku. Astaga untung aja orang tua , kalo nggak aku uda ceplosin dari tadi .
“kalian udah kenal yaaah” tanya Om adrian .
Aku dan Gio saling melirik.
“yaaa gii.. kaum uda kenal sama Alika??” tanya Kak Ratih
“eh...eh” belum sempat Gio jawab pertanyaan Kak Ratih aku sudah minta ijin untuk kedepan.
“maaa...ke depan bentar yaaah” aku minta ijin.
“hey mau kemana?? “ tanya Tante Maya .