Sejak hari itu, hidup Raga berubah. Ia mulai menanam bunga-bunga di ladangnya, mengajak orang-orang di desanya untuk bersama-sama menemukan keindahan di dalam diri mereka. Terowongan gelap yang pernah ia lewati kini menjadi kenangan, dan cahaya di ujung terowongan menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Penutup
Cerita ini mengingatkan kita bahwa setiap perjalanan pasti ada ujungnya. Dalam hidup, kita mungkin akan melalui terowongan gelap, tetapi selalu ada harapan yang menanti di ujung sana.
Mari kita analisis kata kiasan apa saja yang terdapat pada cerpen diatas :Â
1. Raga adalah sosok yang penuh impian (metafora)Â
2. Namun hidupnya bagaikan langit mendung yang tak kunjung cerah (simile)Â
3. Ketika embun masih menempel di daun-daun (personifikasi)Â
4. Hutan itu bagaikan lautan hijau yang tak berujung (simile)Â
5. Raga merasakan hawa dingin yang menusuk tulang (personifikasi)Â
6. suara tetesan air terdengar, seolah alam berbisik padanya (personifikasi)Â
7. ia merasa seperti terjebak dalam labirin waktu (simile)Â