Disetiap karya sastra, buku, dan puisi sering kali ditemukan bahasa kiasan atau kata kiasan. Ada yang sudah tau apa itu bahasa kiasan atau kata kiasan? Mari kita pahami apa sih artinya dan apa saja contoh bahasa kiasan atau kata kiasan.Â
Bahasa kiasan adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau frasa dengan makna yang tidak benar secara harfiah. Kata kiasan adalah kata yang sangat tidak formal, bukan dalam arti kata yang sebenarnya.Â
Kata kiasan sering digunakan untuk menyampaikan makna atau menggambarkan mengenai suatu hal yang bisa tersampaikan dengan baik. Kata kiasan kerap kali digunakan untuk menggambarkan sesuatu, mulai dari benda, sifat hingga bentuk fisik.
Di atas adalah pengertian dari bahasa kiasan dan kata kiasan. Sekarang mari kita ketahui jenis-jenis bahasa kiasan dan kata kiasan beserta contohnya. Berikut adalah jenis-jenis kata kiasan :Â
1. MetaforaÂ
Metafora adalah kiasan yang membandingkan dua hal tanpa menggunakan kata seperti atau sebagai. Contohnya, Waktu adalah uang, Matanya adalah lautan yang dalam.Â
2. Simile (Perumpamaan)Â
Simile adalah bahasa kiasan yang membandingkan suatu hal dengan yang lain secara tidak langsung. Kata kiasan ini sering menggunakan kata, yaitu andai, laksana, seperti, bak, bagaikan dan lain sebagainya. Contohnya : wajahmu cantik bagaikan bulan di malam hari, Anak itu pemberani bak singa di hutan.Â
3. PersonifikasiÂ
Personifikasi adalah ketika karakteristik atau kualitas manusia dikaitkan dengan benda mati, hewan, atau konsep abstrak. Contohnya, angin menderu di malam hari, angin menyambar wajahku.Â
4. Hiperbola
Hiperbola adalah penggunaan kata yang dilebih-lebihkan dengan secara disengaja untuk menekankan suatu hal atau membangkitkan perasaan yang kuat dari efek humor yang tercipta. Contohnya, aku rela mati untukmu, dunia serasa runtuh jika tidak bersamanya.Â
Setelah kita ketahui arti dan jenis-jenis bahasa kiasan dan kata kiasan mari kita analisis kata kiasan yang terdapat di cerpen dibawah ini. Simak cerpen dibawah ini yaa:)Â
Sinar di Ujung Terowongan
Di sebuah desa kecil yang terletak di pinggir hutan, hiduplah seorang pemuda bernama Raga. Raga adalah sosok yang penuh impian, namun hidupnya bagaikan langit mendung yang tak kunjung cerah. Setiap hari, ia bekerja di ladang milik ayahnya, namun hatinya selalu merindukan sesuatu yang lebih---sebuah pengharapan yang tak pernah datang.
Suatu pagi, ketika embun masih menempel di daun-daun, Raga memutuskan untuk menjelajahi hutan. Hutan itu bagaikan lautan hijau yang tak berujung. Setiap langkahnya terasa berat, seolah bumi menahan langkahnya, namun ia terus melangkah. Dalam benaknya, ia membayangkan ada cahaya yang menunggu di balik rimbunnya pepohonan.
Setelah berjam-jam berjalan, Raga menemukan sebuah terowongan yang dipenuhi akar-akar pohon. Terowongan itu gelap dan mengerikan, namun di ujungnya, ia melihat secercah cahaya. Tanpa berpikir panjang, ia memutuskan untuk masuk.
Di dalam terowongan, Raga merasakan hawa dingin yang menusuk tulang. Suara tetesan air terdengar, seolah alam berbisik padanya. Ia merasa seperti terjebak dalam labirin waktu, di mana setiap detik terasa seperti tahun. Namun, cahaya di ujung terowongan semakin jelas, memanggilnya untuk mendekat.
Akhirnya, Raga sampai di ujung terowongan. Ia terpesona oleh pemandangan yang menanti di depannya. Sebuah padang bunga yang luas terbentang, penuh warna-warni yang menari-nari di bawah sinar matahari. Bunga-bunga itu seakan berbicara, menceritakan kisah-kisah kebahagiaan yang tak pernah ia ketahui.
Di tengah padang, Raga melihat seorang gadis cantik dengan gaun putih, berdiri sambil tersenyum. Ia merasa seolah seluruh alam bersatu dalam satu momen indah. Gadis itu memandang Raga dengan mata yang bersinar, seolah mengerti segala kerinduan di hatinya.
"Ini adalah dunia yang kau cari, Raga," ujarnya lembut. "Setiap bunga di sini adalah harapan yang kau tanam. Jangan biarkan kegelapan menghentikan langkahmu."
Raga tersentuh oleh kata-kata itu. Ia menyadari bahwa perjalanan hidupnya bagaikan terowongan gelap, namun di ujungnya terdapat keindahan yang menunggu. Dengan semangat baru, ia berjanji untuk tidak lagi terjebak dalam kesedihan. Raga kembali ke desanya, membawa serta cahaya yang ia temukan---harapan yang akan membimbingnya di setiap langkah.
Sejak hari itu, hidup Raga berubah. Ia mulai menanam bunga-bunga di ladangnya, mengajak orang-orang di desanya untuk bersama-sama menemukan keindahan di dalam diri mereka. Terowongan gelap yang pernah ia lewati kini menjadi kenangan, dan cahaya di ujung terowongan menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Penutup
Cerita ini mengingatkan kita bahwa setiap perjalanan pasti ada ujungnya. Dalam hidup, kita mungkin akan melalui terowongan gelap, tetapi selalu ada harapan yang menanti di ujung sana.
Mari kita analisis kata kiasan apa saja yang terdapat pada cerpen diatas :Â
1. Raga adalah sosok yang penuh impian (metafora)Â
2. Namun hidupnya bagaikan langit mendung yang tak kunjung cerah (simile)Â
3. Ketika embun masih menempel di daun-daun (personifikasi)Â
4. Hutan itu bagaikan lautan hijau yang tak berujung (simile)Â
5. Raga merasakan hawa dingin yang menusuk tulang (personifikasi)Â
6. suara tetesan air terdengar, seolah alam berbisik padanya (personifikasi)Â
7. ia merasa seperti terjebak dalam labirin waktu (simile)Â
8. dimana setiap detik terasa seperti tahun(hiperbola)Â
9. sebuah padang bunga yang luas terbentang, penuh warna-warni yang menari-nari di bawah sinar matahari (personifikasi)Â
8. Bunga-bunga itu seakan berbicara, menceritakan kisah-kisah kebahagiaan yang tak pernah ia ketahui (personifikasi)Â
9. ia merasa seolah seluruh alam bersatu dalam satu momen indah (simile)Â
10. Gadis itu memandang Raga dengan mata yang bersinar (personifikasi)Â
10. seolah mengerti segala kerinduan di hatinya (simile)Â
10. setiap bunga disini adalah harapan yang kau tanam (metafora)Â
11. jangan biarkan kegelapan menghentikan langkahmu (personifikasi)Â
12. ia menyadari bahwa perjalanan hidupnya bagaikan terowongan gelap, namun di ujungnya terdapat keindahan yang menunggu (simile)
13. raga kembali ke desanya, membawa serta cahaya yang ia temukan---harapan yang akan membimbingnya disetiap langkah (metafora)
13. Terowongan gelap yang pernah ia lewati kini menjadi kenangan (metafora)Â
14. cahaya di ujung terowongan menjadi inspirasi bagi banyak orang (metafora)
Apakah sudah ada yang memahami tentang bahasa kiasan dan kata kiasan? Semoga semuanya sudah memahami arti, jenis-jenis, dan contohnya. Sekian artikel yang saya buat bila ada salah ketik mohon maaf, Terimakasih sudah membaca :)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H