Keesokan harinya, hari yang mendebar-debarkan bagi para siswa. Bagaimana tidak, ranking paralel ini lah yang menentukan apakah siswa berhak mengikuti SNMPTN atau tidak. Lagipula siapa yang tifsk mau bisa lulus PTN tanpa mengikuti tes terlebih dahulu?
"Putri selamat ya kamu benar-benar hebat!"
"Selamat ya put!"
"Congrats put!"
"Putriii! Sudah kuduga pasti kamu yang akan dapat peringkat pertama. Selamat yaa!!" Seru Clara
Semua siswa memberiku ucapan selamat. Kecuali Lulu dan teman-temannya, sedari pagi aku tidak melihatnya. Apakah ia sudah tahu terlebih dahulu makanya sekarang bersembunyi karena malu? Padahal aku juga tidak akan mengejeknya karena hal itu. Namaku terpampang jelas di mading sekolah. Rasanya bangga bercampur haru, tak disangka ternyata aku yang mendapatkannya.
"Put, kamu dipanggil bu Kiranti tuh ke ruang BP." Kata Doni, ketua kelasku.
"Loh ada apa? Apa aku melakukan kesalahan?"
"Gak tahu, bukan karena itu deh sepertinya. Coba kamu hampiri saja dulu."
"Baiklah, terimakasih ya Don!"
Aku berjalan ke ruang BP dengan tergesa-gesa, detak jantungku semakin terasa. Semoga bukan hal yang buruk, ucapku di dalam hati.